Apa Perbedaan Cerpen dan Novel dari Struktur dan Panjangnya?

Cerpen dan novel adalah bentuk prosa fiksi yang berbeda.

Masing-masing punya keunikan sendiri ketika kita mengkaji panjangnya, ceritanya, tokoh-tokohnya dan eksplorasi temanya.

Apa saja perbedaan cerpen dan novel?

1. Panjang Cerita Pendek vs Novel

Kamu bisa mengukur panjang cerita fiksi melalui jumlah katanya.

Sebaiknya, kamu tidak menggunakan jumlah halaman karena variasi margin, spasi, ukuran font dan besarnya halaman akan membuat jumlah kata dalam sebuah naskah berbeda-beda dan tidak terukur.

Cerpen atau cerita pendek biasanya berisi 6-15.000 kata. Sedangkan, novel biasanya berisi minimal 20.000 kata dan bahkan bisa mencapai lebih dari 100.000 kata demi menghadirkan pengalaman membaca yang komprehensif.

Cerpen terpendek di dunia berisi hanya 6 kata dan disebut dengan istilah six-word story. Ernest Hemingway adalah pelopornya.

Sedangkan, novel terpanjang di dunia hingga tahun 2024 ini adalah Nevaeh Saga karya Marcel Ray Duriez yang ditulis sepanjang 18,398,000 (18 juta) kata. Karya ini ditulis dalam waktu 12 tahun.

2. Struktur Cerita Pendek vs Novel

Cerita pendek adalah cerita yang seharusnya bisa dibaca dalam satu kali duduk atau sekitar 15 menit sampai 30 menit. Makanya, cerpen biasanya berisi satu peristiwa atau beberapa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam waktu singkat.

Cerita pendek juga berfokus pada satu plot saja tanpa adanya subplot. Oleh karena itu, narasinya biasanya ringkas dan padat dengan tujuan untuk memantik emosi dan memberikan pencerahan kepada pembaca dalam waktu singkat.

Di sisi lain, novel punya skala narasi yang berbeda. Kamu bisa menikmati banyak tokoh, konflik yang kompleks dan beragam subplot di dalam sebuah novel. Struktur seperti ini membuat pembaca bisa mendalami perkembangan tokoh cerita dan merasakan berbagai tema yang berusaha disampaikan oleh penulisnya.

BACA JUGA:   5 Cara Menulis Transisi Narasi ke Dialog yang Mengalir dengan Baik

3. Perkembangan Tokoh di Cerpen dan Novel

Kendati tidak ada batasan yang mengekang atau mengikat penulis, sebuah cerpen umumnya punya 1-5 tokoh saja karena keterbatasan jumlah kata.

Cerpen biasanya hanya menonjolkan karakteristik serta latar belakang tokoh yang relevan dengan cerita. Pasalnya, cerpen harus bisa memberi dampak emosi kepada pembaca dalam waktu yang sangat singkat.

Penulis cerpen yang juga bisa disebut dengan istilah cerpenis harus bekerja dengan dialog dan aksi yang terbatas untuk mengungkapkan karakteristik tokoh-tokohnya.

Sebaliknya, novel menawarkan ruang yang lebih leluasa bagi penulis dalam mengeksplorasi tokoh. Novel dapat menghadirkan lebih dari 10 tokoh sesuai dengan kebutuhan cerita dan penulisnya.

Novel War and Peace yang ditulis Leo Tolstoy adalah salah satu novel dengan jumlah tokoh terbanyak di dunia. Novel ini menyebutkan lebih dari 500 nama tokoh meskipun tidak semuanya memegang peranan penting dalam cerita.

Tak hanya soal jumlah, karena panjang dan kompleks, novel juga menghadirkan ruang yang luas bagi penulis untuk menyampaikan perkembangan tokoh yang bertransformasi secara perlahan sepanjang cerita. Novelis juga bisa memberikan latar belakang dan motivasi yang lebih detail bagi masing-masing tokohnya.

4. Eksplorasi Tema

Cerpen biasanya hanya berisi satu tema atau ide pokok, (lagi-lagi) karena keterbatasan kata. Namun, fokus pada satu tema juga memberi keuntungan sendiri bagi cerpenis karena mereka jadi bisa berkonsentrasi pada membangun cerita yang memberi dampak langsung bagi pembaca.

Lain cerita dengan novel, bentuk prosa fiksi ini punya kapabilitas untuk mengeksplorasi banyak tema yang saling beririsan. Jadi, novelis bisa menghadirkan cerita yang multi-layered (berlapis-lapis) dan kompleks agar pembaca bisa menikmati cerita yang memberikan pengalaman komprehensif.

BACA JUGA:   7 Aturan Penulisan Dialog dalam Novel yang Benar Sesuai PUEBI!

Nah, baik cerpen dan novel, punya tujuan untuk berkomunikasi dengan pembaca lewat bercerita.

Namun, cerpen menawarkan dampak yang lebih langsung lewat bentuknya yang padat sedangkan novel menawarkan pengalaman membaca yang lebih detail, lebih kompleks dan lebih imersif.

REFERENSI

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *