tips menulis cerpen

5 Tips Menulis Cerpen yang Berkualitas Tinggi

Cerpen adalah karangan berbentuk fiksi yang biasanya berfokus pada satu konflik saja dengan panjang antara 500-10.000 kata.

Saya termasuk penulis yang doyan menggarap cerpen. Pasalnya, menulis cerpen tidak membutuhkan komitmen sepanjang novel.

Lebih daripada itu, cerita yang dibatasi jumlah katanya ini sangatlah menantang untuk dieksplorasi karena menuntut saya untuk berpikir efisien dalam mengolah kata.

Nah, bagi para pemula, saya punya lima tips menulis cerpen yang bisa membantumu menyelesaikan karyamu sampai akhir. Baca terus sampai habis!

Inti tulisan ini:

⬤ Cerpen adalah karya fiksi singkat yang berfokus pada satu konflik utama dengan panjang antara 500 hingga 10.000 kata.

⬤ Proses penulisannya meliputi penentuan tema, perumusan premis, penyusunan kerangka cerita, penulisan draf hingga selesai, dan tahap self-editing.

⬤ Tahap self-editing bertujuan memastikan cerita tetap fokus, logis, padat, serta bebas dari kesalahan struktur dan bahasa.

1. Tema Cerita Harus Tepat

Pertama-tama, kamu harus menemukan tema yang akan dieksplorasi dalam cerpenmu.

Tema cerita adalah gagasan utama atau pokok pikiran yang menjadi dasar keseluruhan cerita. Jadi begini, jika ada temanmu bertanya ceritamu ini tentang apa, maka kamu bisa menjawabnya dengan tema.

Contoh:

  • Tema perjuangan → cerita berfokus pada usaha tokoh menghadapi rintangan.
  • Tema cinta dan pengorbanan → cerita menyoroti hubungan emosional dan konsekuensi moralnya.
  • Tema kebebasan melawan penindasan → cerita membahas konflik antara kekuasaan dan hak individu.

Tapi, di sini, kamu harus sadar bahwa tema itu tidak sama dengan pesan moral. Tema harusnya mencakup inti dari ide ceritamu sedangkan pesan moral mencakup pelajaran yang bisa ditarik dari inti ceritamu.

Lalu, bagaimana cara menentukan tema ceritamu? Saran saya, mulailah dari hal yang kamu sukai atau kuasai.

BACA JUGA:   Cara Menulis Cerpen untuk Lomba dan Contohnya

Misalnya, kamu suka dengan psikologi, maka kamu bisa menggunakan salah satu teorinya sebagai tema cerita. Kalau kamu pernah patah hati atau dikhianati, kamu juga bisa menjadikannya tema cerita.

2. Premis Cerita Harus Lengkap

Setelah menemukan tema yang cocok, kamu perlu merumuskan premis ceritamu sebelum bisa melangkah lebih jauh.

Premis adalah satu sampai tiga kalimat yang menggambarkan keseluruhan cerita. Dalam premis ini, kamu perlu mencantumkan empat poin penting, yaitu tokoh utama, tujuannya, rintangannya, dan solusinya.

Contoh Premis:

Mira, seorang siswa kelas 12 SMA, ingin masuk ke fakultas kedokteran di perguruan tinggi X. Namun, keluarganya baru saja bangkrut sehingga ia tidak punya uang kuliah. Akhirnya, Mira harus berkompetisi dalam sebuah lomba cerdas cermat sengit untuk meraih beasiswa.

Contoh premis cerita di atas sudah memuat empat poin yang saya sebutkan tadi, yaitu:

  • Tokoh utama → Mira, seorang siswa kelas 12 SMA
  • Tujuan tokoh utama → ingin masuk ke fakultas kedokteran
  • Rintangan utama → keluarga bangkrut, tidak punya uang kuliah
  • Solusi → Mira harus berkompetisi dalam lomba cerdas cermat

Nah, silakan mencoba rumus yang sama. Bisakah kamu membuat premis ceritamu?

3. Kerangka yang Sesuai Premis

Setelah tahu premis cerita, saya biasanya tidak langsung menulis cerpen melainkan membuat kerangkanya dulu. Ini saya lakukan agar saya punya peta jalan yang lengkap biar tidak tersesat maupun mandeg menulis di tengah jalan.

Kerangka cerita adalah rangka konseptual yang memetakan urutan dan struktur utama cerita sebelum ditulis penuh. Fungsinya memastikan alur logis, konsisten, dan mengarah pada tema.

Kamu bisa menggunakan struktur cerita tiga babak untuk membangun kerangka cerita yang otomatis memenuhi tangga dramatis yang baik. Namun, kalau ini bikin kamu tidak nyaman, kamu juga boleh saja menggunakan bullet point sederhana untuk mencatat kerangka ceritamu.

BACA JUGA:   Apa itu Artikel Populer?

Contoh kerangka cerita sederhana:

  • Mira duduk di meja peserta lomba cerdas cermat untuk memulai babak final.
  • Sekilas muncul bayangan tentang keluarganya yang bangkrut dan cita-citanya jadi dokter.
  • Mira sempat salah menjawab pertanyaan sehingga timnya tertinggal poin.
  • Rekan setim mulai panik. Mira harus memutuskan apakah tetap percaya pada diri sendiri atau menyerah.
  • Pertanyaan terakhir dilontarkan oleh pembawa acara. Mira menekan tombol dengan cepat kemudian menjawab pertanyaan.
  • Jawabannya benar. Mira menahan air mata lega.

Karena menulis cerpen itu terbatas kata, saya selalu menyarankan agar penulis fokus pada satu momen paling penting saja. Seperti di contoh ini, cerpen hanya memuat peristiwa babak final dari lomba cerdas cermat yang diikuti Mira tetapi sudah menyampaikan segalanya.

4. Menulis Draft Sampai Finish

Setelah kerangka cerita sudah ada di genggaman tangan, kamu bisa mulai menuliskan draft pertamamu.

Proses penulisan draft pertama ini cukup straightforward. Dalam artian, kamu hanya harus duduk, lalu mulai menulis mengikuti kerangka.

Ada beberapa hal yang biasanya saya siapkan agar menulis draft pertama jadi lebih optimal, yaitu:

  • Waktu yang tepat, hindari jam-jam sibuk di mana orang bisa mengganggumu.
  • Ruangan yang nyaman, pilih lokasi menulis yang dapat memantik kreativitasmu.
  • Siapkan minuman di meja kerjamu agar kamu tidak perlu berdiri untuk mengambilnya sebelum tulisanmu selesai.
  • Saat menulis draft pertama prioritasmu adalah menyelesaikan tulisan sampai finish, terlepas dari kualitasnya seperti apa. Setelah selesai, kamu bisa mengeditnya.

5. Self-Editing Sebelum Submit

Tidak semua penulis punya atau mampu bekerja dengan editor. Tapi, tak apa, kamu bisa kok menerapkan self-editing untuk meningkatkan kualitas tulisanmu.

Self-editing adalah proses penyuntingan mandiri yang dilakukan penulis terhadap tulisannya sendiri setelah draf selesai, sebelum dikirim ke editor atau diterbitkan.

BACA JUGA:   3 Cara Mudah Mengembangkan Premis Sederhana

Tujuan self-editing yang juga dikenal dengan istilah swasunting adalah memperbaiki struktur, bahasa, logika, dan kejelasan agar karya menjadi padat, efektif, dan bebas kesalahan.

Coba cek tabel berikut ini agar kamu tahu apa saja yang harus dicek selama proses swasunting.

Aspek yang DiperiksaFokus Tujuan Pemeriksaan
Fokus CeritaApakah cerita hanya berpusat pada satu peristiwa utama dan satu konflik?Memastikan cerpen fokus pada satu tema/konflik/peristiwa
Logika KonflikApakah konflik berakar dari premis dan terselesaikan secara masuk akal sesuai dengan logika cerita?Mencegah konflik muncul tanpa alasan.
Struktur NaratifApakah urutan pembuka–konflik–klimaks–penutup terasa mengalir tanpa lompatan waktu berlebihan?Menjaga alur padat dan terkontrol.
KarakterisasiApakah tokoh utama menunjukkan perubahan atau memiliki kesadaran baru di akhir cerita?Memastikan tokoh mengalami perkembangan sepanjang cerita.
Penyajian LatarApakah latar yang digunakan sudah relevan dengan konflik dan suasana?Menghindari deskripsi berlebihan.
DialogApakah dialog terdengar alami dan berfungsi untuk menggerakkan alur cerita?Mencegah dialog filler.
Gaya BahasaApakah gaya narasi konsisten sudah konsisten sesuai dengan POV yang dipilih? Apakah diksi sudah sesuai tone cerita?Menjaga konsistensi atmosfer cerita.
KalimatApakah kalimat terlalu panjang, bertele-tele, atau repetitif?Meningkatkan keterbacaan.
KlimaksApakah puncak cerita memberi dampak emosional pada pembaca?Memastikan cerpen dapat memantik emosi pembaca.
Akhir CeritaApakah penutup memberikan makna atau pantulan dari tema tanpa menjelaskan secara verbal?Memberikan akhir yang memuaskan pembaca.

Terakhir, setelah kamu memeriksa semua poin di atas, kamu juga perlu memastikan bahwa cerpenmu sudah menggunakan format yang sesuai. Kalau kamu akan mengirimkan cerpenmu ke media atau penerbit, periksa dulu apakah mereka punya aturan format sendiri.

Jika tidak ada, kamu bisa menggunakan format penulisan cerpen pada umumnya, yaitu font Times New Roman, Arial atau Calibri berukuran 12 dengan spasi 1,5 dan rata kanan-kiri (justify). Hindari font dengan tulisan bersambung untuk memudahkan membaca.

FAQ Seputar Menulis Cerpen

1. Apa perbedaan tema dan pesan moral dalam cerpen?

Tema adalah ide utama yang menjadi dasar cerita, sedangkan pesan moral adalah pelajaran yang dapat diambil pembaca dari cara tema itu dikembangkan. Tema menjawab “tentang apa cerita ini,” sementara pesan moral menjawab “apa yang bisa dipelajari dari cerita ini.”

2. Mengapa harus membuat premis sebelum menulis cerpen?

Premis membantu penulis memahami arah cerita sejak awal dengan merumuskan tokoh utama, tujuan, konflik, dan situasi akhir. Tanpa premis, cerita mudah melebar dan kehilangan fokus.

3. Apa fungsi kerangka cerita dalam menulis cerpen?

Kerangka cerita berfungsi sebagai peta agar penulis tidak tersesat dalam alur. Kerangka memastikan cerita tetap logis, padat, dan berpusat pada satu peristiwa penting.

4. Kenapa menulis cerpen harus diedit?

Bagi seorang penulis, editing adalah bagian dari proses menulis yang baik. Dengan kata lain Kamu harus melakukannya agar bisa menyajikan tulisan yang berkualitas dan memuaskan bagi pembaca. Selain itu, menerapkan proses editing akan membantumu meningkatkan kemampuan dasar serta kepekaan dalam menulis.

5. Bolehkah mengedit saat menulis draft pertama?

Sebaiknya jangan melakukan ini. Mengedit saat menulis draft pertama akan membuat aliran kreativitasmu terhenti sehingga draft pertama tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Saat menulis draft pertama, fokuslah pada penyelesaian. Ingat! Kamu masih bisa mengedit tulisanmu nanti.

Satu tanggapan untuk “5 Tips Menulis Cerpen yang Berkualitas Tinggi”

  1. Avatar reyhan

    terimakasih sekarang saya menjadi giat membuat cerpen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Daftar Isi