Cerpen adalah cerita pendek berbentuk prosa fiksi yang berpusat pada satu konflik sentral dengan jumlah kata terbatas, umumnya 500–10.000 kata. Menyampaikan tema dan memantik emosi dari audiens dalam waktu baca yang singkat merupakan tujuan utama penulisan cerpen.
Buku Bahasa Indonesia sering membagi cerpen ke dalam tiga jenis saja: cerpen pendek (500 kata), cerpen sedang (1000 kata), cerpen panjang (1000-10.000 kata). Ini adalah pembagian jenis cerpen paling sederhana berdasarkan panjang pendeknya.
Ini sangat disayangkan karena perbedaan bentuk cerpen seharusnya tak hanya dilihat dari panjang pendeknya saja. Jadi, mari kita belajar soal pembagian jenis cerpen yang lebih sesuai bentuk dan fungsi naratif ala penulis profesional.
| Inti Tulisan ini: ⬤ Pembagian cerpen tidak hanya berdasar panjang, tapi juga bentuk dan fungsi naratifnya. ⬤ Jenis-jenis cerpen mencakup: anekdot, drabble, fabel, flash fiction, frame story, mini saga, sketch story, vignette, dan novelet. ⬤ Setiap jenis memiliki fokus berbeda: dari humor, pesan moral, efisiensi kata, deskripsi suasana , hingga pengembangan karakter dan struktur kompleks. ⬤ Tujuan utama klasifikasi ini adalah membantu penulis menyajikan variasi bagi pembaca sekaligus melatih keterampilan naratif. |
1. Anekdot
Menurut KBBI, anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Cerpen jenis ini sering berfokus pada suatu kejadian atau momen spesifik, dan biasanya digunakan untuk menggambarkan poin atau moral tertentu.
Anekdot cenderung lebih ringan dan bisa sangat efektif dalam menyampaikan pesan dengan cara yang tidak langsung.
Ciri-Ciri Cerpen Anekdot:
- Anekdot umumnya berisi cerita yang singkat dan langsung pada intinya. Panjang anekdot berkisar antara 100-300 kata.
- Banyak anekdot yang menggunakan humor atau ironi untuk memberikan dampak yang kuat pada pembaca.
- Biasanya terdapat pelajaran atau moral yang bisa kamu petik dari cerita.
- Anekdot seringkali berfokus pada satu kejadian atau momen penting.
Contoh Anekdot:
Di sebuah kafe, seorang pria tua duduk sendirian, menikmati kopi. Seorang pemuda duduk di meja sebelah, sibuk dengan ponselnya. Tiba-tiba ponsel pemuda itu berdering dengan nada keras, membuat pria tua itu terkejut. Pria tua itu tersenyum, menggelengkan kepala, dan berkata. “Kamu tahu, di zaman saya, satu-satunya hal yang bisa membuat suara sekeras itu adalah ayam jantan.” Pemuda itu terkekeh, kemudian meminta maaf. Mereka pun tertawa bersama.
Dalam anekdot ini, kamu bisa membaca soal kejadian sehari-hari dengan tema cerita tentang perbedaan generasi atau bagaimana teknologi mengubah interaksi sosial kita.
2. Drabble
Drabble adalah bentuk cerita pendek fiksi yang sangat singkat.
Ciri khas utamanya adalah panjangnya yang tepat 100 kata, tidak termasuk judul.
Drabble memungkinkan penulis untuk mengasah kemampuan menyampaikan cerita atau gagasan secara singkat, padat, dan seringkali penuh makna.
Ciri-Ciri Drabble:
- Panjang drabble harus tepat di 100 kata. Oleh karenanya, setiap kata harus dipilih dengan cermat untuk memastikan cerita terkisahkan dengan efektif.
- Dalam drabble, tidak ada ruang untuk kata-kata yang tidak perlu. Setiap kata harus berkontribusi langsung pada cerita atau pengembangan karakter.
- Meski pendek, drabble harus dapat berdiri sendiri sebagai sebuah cerita dengan awal, tengah, dan akhir yang jelas.
- Biasanya drabble berfokus pada satu momen, ide, atau perasaan.
Contoh Cerpen Drabble:
Dia menatap layar ponselnya. Satu pesan tidak terbaca. Dari ibunya. Tanggalnya menunjukkan hari sebelum ibunya meninggal. Dia menarik napas, menahan air mata. Jari-jarinya gemetar saat membuka pesan itu."Sayang, jangan lupa bahagia. Aku mencintaimu."Kata-kata sederhana, tapi berat. Dia merasa sesak, seolah pesan itu adalah pelukan terakhir dari ibunya. Di tengah kesedihannya, dia tersenyum. Pesan itu menjadi pengingat bahwa cinta ibunya akan selalu bersamanya.
Drabble ini memuat cerita singkat tentang duka dan kenangan yang berhasil disampaikan dengan padat dan emosional hanya dalam 100 kata.
Drabble sangat baik untuk latihan menulis karena mengasah kemampuan dalam memilih kata dengan tepat dan efektif.
3. Fabel
Fabel adalah jenis cerpen yang mengisahkan tentang binatang, tumbuhan, benda mati, atau makhluk mitologis yang berperilaku seperti manusia (antropomorfisme).
Fabel biasanya mengandung pelajaran moral atau ajaran yang disampaikan secara tidak langsung melalui cerita.
Ciri-Ciri Fabel:
- Tokoh dalam fabel adalah binatang atau objek lain yang diberikan sifat manusia, seperti berbicara, berpikir, dan berperilaku seperti manusia.
- Fabel selalu memiliki pesan moral atau ajaran. Ini merupakan inti dari cerita fabel.
- Fabel umumnya pendek dan disampaikan dengan cara yang sederhana. Kisahnya mudah dipahami oleh semua umur.
- Fabel sering menggunakan alegori, dimana karakter dan kejadian dalam cerita melambangkan ide atau masalah yang lebih besar.
- Fabel biasanya berkisar antara 300 hingga 1000 kata, tergantung pada kompleksitas cerita dan pesan moral yang ingin disampaikan.
Contoh Fabel:
Di sebuah hutan, kura-kura dan kelinci mengadakan lomba lari. Kelinci yang sombong yakin akan menang dengan mudah. Sementara kura-kura, lamban tapi tekun, terus berjalan tanpa henti. Kelinci, merasa sudah jauh di depan, memutuskan untuk beristirahat dan tertidur. Sementara itu, kura-kura terus bergerak maju. Ketika kelinci terbangun, dia terkejut melihat kura-kura sudah dekat dengan garis finish. Dengan kaget, kelinci berlari secepat mungkin, tapi terlambat. Kura-kura menyeberangi garis finish terlebih dahulu.
Fabel sangat efektif untuk pendidikan, terutama untuk anak-anak, karena cara penyampaian yang menarik dan mudah dimengerti.
Sebagai penulis, kamu bisa menggunakan fabel untuk menyampaikan pesan atau nilai-nilai penting kehidupan manusia dengan cara yang menyenangkan.
4. Flash Fiction
Flash fiction adalah genre cerita pendek yang cukup berbeda karena sangat singkat.
Flash fiction menantang penulis untuk menyampaikan cerita yang lengkap dengan sangat efisien, seringkali hanya dalam beberapa kata atau paragraf.
Genre ini menuntut kreativitas tinggi dan keahlian dalam memilih setiap kata untuk maksimal efektif.
Ciri-Ciri Flash Fiction:
- Flash fiction memiliki ciri utama berupa panjang cerita yang sangat singkat, biasanya di bawah 1000 kata. Lomba penulisan flash fiction modern ini biasanya meminta peserta menulis 300-500 kata.
- Setiap kata dalam flash fiction harus dipilih dengan cermat dan bekerja keras untuk membangun cerita, karakter, dan suasana.
- Meskipun singkat, flash fiction harus tetap memberikan pengalaman cerita yang utuh kepada pembaca, termasuk awal, tengah, dan akhir.
- Flash fiction sering berfokus pada satu momen penting atau ide yang kuat.
Contoh Flash Fiction:
Ernest Hemingway pernah membuat flash fiction sepanjang 6 kata saja.
Ia mempelopori salah satu jenis flash fiction yang punya sebutan six-word story. Ini karyanya:
For sale: baby shoes, never worn.
Flash fiction sangat baik untuk latihan menulis, terutama dalam mengasah kemampuan menyampaikan ide secara singkat dan padat.
Genre ini juga populer dalam publikasi online dan kompetisi menulis, di mana keterbatasan kata menjadi tantangan kreatif.
5. Frame Story/Cerita Bingkai
Frame story, atau cerita bingkai, adalah teknik sastra di mana sebuah cerita diceritakan dalam konteks cerita lain.
Dengan kata lain, ada cerita utama yang ‘membingkai’ satu atau lebih cerita lain di dalamnya.
Teknik ini memungkinkan penulis untuk menyajikan berbagai perspektif dan lapisan naratif dalam satu karya.
Ciri-Ciri Frame Story:
- Dalam frame story, ada cerita utama yang membuka dan menutup naratif, di dalamnya terdapat satu atau lebih cerita tambahan.
- Meskipun terdiri dari beberapa cerita, frame story menyatukan semua elemen tersebut menjadi satu naratif yang koheren.
- Karakter atau narator dalam cerita utama seringkali berfungsi sebagai pengantar atau pencerita cerita tambahan.
- Frame story sering digunakan untuk menyoroti tema tertentu, menambahkan konteks, atau memperkaya pengalaman membaca.
- Frame story biasanya lebih panjang dari cerpen biasa karena struktur naratifnya yang kompleks. Kisarannya bisa dari 1.500 hingga 5.000 kata atau lebih, tergantung pada jumlah dan panjang cerita tambahan.
Contoh Frame Story:
Salah satu contoh frame story paling terkenal bisa kamu lihat dalam buku Seribu Satu Malam.
Tokoh perempuan dalam cerita ini menarasikan kisah-kisah pendek kepada sultan setiap malam, termasuk di dalamnya ada cerita Aladin dan Lampu Ajaib serta Alibaba dan 40 Penyamun.
Oleh karena itulah, buku ini adalah contoh terbaik bagi kamu yang ingin belajar caranya mengemas cerita berbingkai.
Teknik frame story sangat berguna untuk mengeksplorasi tema atau ide dari berbagai sudut pandang.
Sebagai penulis, kamu bisa menggunakan frame story untuk mengajak pembaca menyelami berbagai lapisan cerita, memperkaya naratif dengan konteks tambahan, atau bahkan untuk menciptakan efek kejutan.
6. Mini Saga
Mini saga adalah sebuah cerpen yang sangat singkat, di mana cerita harus disampaikan dengan tepat 50 kata, tidak lebih dan tidak kurang.
Mini saga memungkinkan penulis untuk mengekspresikan ide-ide kreatif dan cerita yang menarik dalam format yang sangat padat.
Ciri-Ciri Mini Saga:
- Karakteristik utama dari mini saga adalah panjangnya harus tepat di 50 kata.
- Mini saga biasanya memiliki judul yang singkat, maksimal 15 karakter. Namun, aturan ini terkadang bisa lebih fleksibel.
- Meskipun singkat, mini saga harus mampu menyampaikan sebuah cerita atau pesan yang memiliki kedalaman.
- Setiap kata dalam mini saga harus dipilih dengan cermat untuk memastikan efisiensi naratif.
Contoh Mini Saga:
Judul: Pilihan
Di persimpangan, dia berhenti. Kiri, jalan masa lalu yang dikenal. Kanan, jalan misterius ke masa depan. Dia menarik napas, memilih kanan. Setiap langkah adalah keberanian. Dengan hati yang berdebar, dia melangkah menuju takdir barunya.
Contoh mini saga ini menunjukkan bagaimana lima puluh kata saja ternyata bisa digunakan untuk menyampaikan sebuah cerita tentang keberanian dan pilihan.
Mini saga adalah cara yang bagus untuk melatih kemampuan menulis yang padat dan efisien.
Sebagai penulis, kamu akan tertantang untuk menyampaikan cerita atau pesan dengan sangat ringkas.
Ini bisa menjadi latihan yang baik untuk memahami pentingnya setiap kata dalam naratif.
7. Sketch Story
Sketch story adalah jenis cerpen yang lebih pendek dari cerpen rata-rata dan biasanya mengandung sedikit atau bahkan tidak ada plot sama sekali.
Fokus utamanya adalah pada deskripsi karakter, lokasi, atau suasana tertentu.
Sketch story seringkali digunakan untuk menangkap dan menyampaikan esensi atau nuansa spesifik dari sebuah momen atau tempat.
Ciri-Ciri Sketch Story:
- Sketch story umumnya lebih pendek dari cerpen biasa. Sketch story biasanya berkisar antara 100 hingga 500 kata, tergantung pada seberapa detail deskripsi yang diberikan.
- Ciri khas dari sketch story adalah fokusnya pada deskripsi yang detail dan kaya. Deskripsi ini bisa tentang karakter, suasana, atau lokasi.
- Tidak seperti cerpen tradisional, sketch story seringkali tidak memiliki plot yang berkembang atau konflik.
- Tujuan utama dari sketch story adalah untuk menangkap dan menyampaikan suasana, perasaan, atau karakteristik dari subjek yang diceritakan.
Contoh Sketch Story:
Judul: Senja di Pelabuhan
Pelabuhan itu ramai di sore hari. Nelayan kembali dengan perahu mereka, membawa hasil tangkapan. Suara ombak beradu dengan deru mesin perahu. Langit berubah warna, dari biru cerah menjadi oranye keemasan. Di kejauhan, terdengar tawa anak-anak yang bermain. Udara terasa asin dan segar. Pelabuhan itu jadi tempat berpulang untuk cerita tentang kehidupan yang terus berputar.
Dalam contoh ini, sketch story menangkap suasana di pelabuhan saat senja dengan deskripsi yang kaya dan detail.
Sketch story sangat baik untuk mengasah kemampuan dalam menulis deskripsi yang detail dan menarik.
Sebagai penulis, kamu bisa menggunakan sketch story untuk berlatih bagaimana cara menangkap dan menyampaikan nuansa atau suasana tertentu dengan kata-kata.
Ini adalah cara yang bagus untuk mengembangkan kemampuan observasi dan ekspresi sastra.
8. Vignette
Vignette berasal dari bahasa Prancis yang mengacu pada sebuah tulisan singkat yang mendeskripsikan suatu momen atau periode waktu tertentu.
Cerpen jenis ini lebih menekankan pada penciptaan gambaran yang hidup dan penuh makna daripada mengembangkan plot yang kompleks.
Vignette sering digunakan untuk menangkap esensi dari suatu momen, perasaan, atau karakter.
Ciri-Ciri Vignette:
- Vignette biasanya sangat deskriptif, dengan penggunaan bahasa yang mampu menciptakan gambaran yang jelas dan menyentuh di benak pembaca.
- Daripada mengikuti struktur cerita tradisional dengan awal, tengah, dan akhir, vignette sering berfokus pada suatu momen atau perasaan tertentu.
- Tidak seperti cerpen konvensional, vignette mungkin tidak memiliki plot yang jelas atau konflik yang terdefinisi.
- Vignette umumnya pendek dan padat, seringkali hanya berupa satu atau dua paragraf. Namun, vignette biasanya bisa berkisar antara 250 hingga 1000 kata, tergantung pada detail dan kedalaman cerita.
Contoh Vignette:
Judul: Pagi di Teras
Matahari pagi menyinari teras rumah tua itu. Di sana, seorang wanita tua duduk di kursi goyangnya sembari menyeruput teh hangat. Matanya memandang ke kebun yang mulai berbunga. Wajahnya dipenuhi kedamaian, sebuah senyum tipis terukir. Kenangan masa lalu berkelebat dalam pikirannya, setiap tawa dan air mata yang telah dilalui. Ini adalah waktu yang dia nantikan, saat hening pagi memberikan kenyamanan.
Dalam contoh ini, vignette menangkap momen singkat dalam kehidupan wanita tua itu, dengan fokus pada suasana dan perasaan yang dialaminya.
Sebagai penulis, menggunakan vignette memungkinkan kamu untuk berlatih membangun suasana dan menangkap momen dalam cerita.
Ini adalah cara yang bagus untuk meningkatkan kemampuan deskriptif dan imajinatif dalam penulisanmu.
Vignette juga cocok untuk eksplorasi karakter atau setting dalam cerita yang lebih besar.
9. Novelet
Novelet adalah jenis cerita yang lebih panjang dari cerpen biasa namun lebih pendek dari novel.
Novelet memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengembangkan cerita dan karakter dengan lebih mendalam daripada cerpen biasa, namun tetap dalam format yang lebih singkat daripada novel.
Ciri-Ciri Novelet:
- Novelet biasanya memiliki panjang antara 7.500 hingga 20.000 kata. Ini memungkinkan untuk pengembangan plot dan karakter yang lebih detail daripada cerpen biasa.
- Dengan ruang yang lebih banyak dibandingkan cerpen, novelet memungkinkan untuk eksplorasi tema, konflik, dan karakter yang lebih kompleks.
- Meskipun lebih pendek dari novel, novelet tetap memiliki struktur naratif yang lengkap, termasuk awal, pertengahan, dan akhir.
- Seperti cerpen dan novel, novelet bisa mengeksplorasi berbagai genre, dari fiksi ilmiah hingga drama.
Contoh Novelet:
Misalnya, kita bisa mempunyai novelet tentang seorang remaja yang menemukan kemampuannya dalam telepati.
Cerita ini bisa berkisar sekitar 15.000 kata sehingga memungkinkan penulis untuk menggali latar belakang karakter, konflik internal, dan interaksinya dengan dunia sekitarnya.
Novelet adalah pilihan yang bagus untuk cerita yang memerlukan ruang lebih untuk pengembangan.
Ini sangat cocok untuk penulis yang ingin menggali sebuah ide dengan detail yang cukup, namun dalam format yang lebih mudah dicerna daripada novel.
Akhir Kata
Kamu bisa menjajal kesembilan jenis cerpen di atas untuk meningkatkan kemampuan menulismu. Masing-masing punya karakteristik sendiri yang bisa membantu meningkatkan kemampuan menulis naratif.
Ingin belajar dan bertanya lebih banyak lagi?
Ikutan aja belajar jenis cerpen bareng saya dan penulis-penulis dari seluruh Indonesia di Komunitas Belajar Nulis (KBN) by Tika Widya! Kamu juga bisa menggunakan aplikasi menulis cerita yang saya kembangkan sendiri untuk menganalisis premis dan tokoh.
FAQ Seputar Jenis-jenis Cerpen
1. Apa bedanya cerpen biasa dengan flash fiction?
Cerpen biasa bisa mencapai 10.000 kata dan memiliki struktur naratif lengkap. Flash fiction jauh lebih singkat. Di banyak lomba flash fiction modern batas katanya adalah sekitar 300-500 kata.
2. Kalau cerpen harus punya konflik, apakah vignette atau sketch story bisa disebut cerpen juga?
Bisa, tapi berada di batas genre. Vignette dan sketch story disebut turunan atau bentuk bebas cerpen, karena menekankan suasana, karakter, atau momen, bukan konflik. Keduanya tetap masuk ranah cerpen karena masih berbentuk prosa naratif pendek.
3. Apakah boleh mencampur jenis-jenis cerpen ini dalam satu karya?
Boleh. Banyak penulis menggabungkan unsur berbagai bentuk. Misalnya, sebuah frame story bisa berisi beberapa drabble atau vignette di dalamnya. Yang penting, kesatuan tema dan tone tetap terjaga agar tidak terasa acak.
4. Bagaimana cara menentukan jenis cerpen yang cocok untuk ide tertentu?
Kamu harus melihat dulu besarnya tema, ide, atau premus ceritamu. Jika idenya besar atau butuh pengembangan tokoh yang cukup panjang, pilihlah novelet. Jika hanya ingin menangkap satu momen singkat, gunakan vignette atau sketch story. Jika kamu ingin menyampaikan pesan moral sederhana, fabel atau anekdot lebih efektif.
5. Apakah semua jenis cerpen bisa dipublikasikan di media atau lomba menulis?
Tidak selalu. Media konvensional biasanya menerima cerpen standar 800–2.000 kata, sedangkan platform digital lebih terbuka pada semua jenis cerpen. Untuk lomba menulis, kamu harus menyesuaikan dengan jenis cerpen yang dilombakan. Saat ini, lomba menulis flash fiction juga sering diadakan.
Kelas Privat Pengembangan Alur Cerita
Saya akan memandumu mengembangkan alur cerita untuk novel, webtoon, dan film dari awal sampai akhir, dalam 5 kali kelas privat online yang mencakup materi penulisan premis dan alur cerita sesuai formula Save The Cat!

