Cara Menulis Cerpen dengan Struktur Cerita Tiga Babak
Cara paling gampang untuk menulis cerpen adalah menggunakan struktur cerita tiga babak.
Struktur cerita ini adalah struktur cerita yang sudah digunakan sejak zaman Aristoteles.
Jadi, kalian tidak perlu meragukannya lagi.
Apalagi, hampir semua struktur dan formula cerita yang ada sekarang sebenarnya dikembangkan dari struktur ini.
Tentu saja, kalian bisa menggunakannya untuk menulis banyak jenis cerita, bukan hanya cerpen saja.
Dengan kata lain, kalian bisa membedah, menulis, atau menemukan karya novel maupun film yang menggunakan struktur cerita ini.
Jadi, gimana cara menulis cerpen dengan struktur tiga babak?
Apa itu Struktur Cerita Tiga Babak (Three Act Structure)?
Struktur cerita tiga babak adalah struktur yang membantu penulis untuk membagi karya fiksinya dalam tiga babak yaitu, awal (beginning), tengah (middle) dan akhir (ending).
Aristoteles adalah orang pertama yang mengungkapkan struktur ini melalui buku “Poetics”
Kalian bisa meluangkan waktu untuk membaca bukunya jika ingin belajar lebih dalam.
Poetics bisa kalian unduh secara legal di sini.
Di bukunya, Aristoteles menyatakan bahwa:
Cerita harus terdiri dari rangkaian peristiwa sebab dan akibat, setiap scene harus mendukung scene berikutnya dan tidak menjadi episode yang terpisah.
Aristotle, Poetics
Itulah dasar dari setiap bentuk cerita yang kalian nikmati hingga zaman modern ini. Landasannya sama, meski selalu terasa berbeda.

Pada tahun 1978, seiring dengan berkembangnya industri kreatif, Syd field dalam bukunya yang berjudul “Screenplay” mengubah three act structure menjadi sebuah formula penulisan yang terdiri dari Setup, Confrontation dan Resolution.
Ia menyesuaikan struktur tiga babak menjadi panduan yang lebih komprehensif dan modern untuk mengembangkan naskah film.
Selain digunakan untuk membangun cerita, kalian juga bisa memakai struktur tiga babak untuk menganalisis/membedah sebuah cerita.
Saat membaca novel/cerpen, cobalah mulai mengidentifikasi:
- Babak Pertama – Babak yang mengenalkan dunia dalam cerita berikut tokoh utama, tujuannya dan halangan yang membuat mereka tidak dapat mencapai tujuan.
- Babak kedua – babak yang berfungsi untuk menambahkan konflik dan meningkatkan tantangan.
- Dan, Babak ketiga – babak yang mengakhiri cerita dengan pencapaian maupun kegagalan.
Dari situ, kalian bisa langsung mengetahui bahwa semua cerita yang kalian baca pasti punya pembabakan yang sama.
Cara Menggunakan Struktur 3 Babak dalam Cerpen
Lalu, bagaimana cara mengaplikasikan formula 3 babak dalam cerpen yang hendak kalian tulis?
Saya sudah membagi caranya dalam beberapa langkah yang bisa langsung kalian baca praktikkan.
Namun, kalian mungkin perlu terlebih dahulu membaca cerpenku, karena cerpen ini akan saya jadikan contoh dalam pembahasannya.
Fyi, cerpen ini menjadi juara satu di sayembara cerpen sastra Tempo 50 tahun, karena saya menuliskannya dengan menggunakan struktur tiga babak ini, loh!
Makanya, jangan pernah meremehkan struktur yang satu ini, ya!
Babak Pertama: Setup
Babak pertama dalam sebuah cerita biasanya mencakup ¼ hingga ⅓ bagian dari cerita pendek.
Jadi, jika kalian menulis cerpen sejumlah 1500 kata maka act one seharusnya memuat 500 kata pertama.
Babak pertama sendiri terdiri dari 3 bagian. Apa saja itu?
1. Eksposisi
Eksposisi adalah cara kamu mengenalkan tokoh utama secara jelas kepada pembaca.
Perhatikan bahwa tidak ada tokoh utama yang sempurna.
Oleh karena itu, di bagian eksposisi ini kalian harus menyampaikan kelemahan si tokoh utamamu, bukan hanya memberi tahu pembaca soal kelebihannya saja.
Contoh:
Dalam kisah Orang Bati, Malika dikenalkan sebagai perempuan yang marah karena penduduk pulaunya telah secara tidak adil melukai putrinya.
Mereka menyalahkan Kinara atas ternak-ternak yang mati di pulau dan melempari si gadis cacat dengan lumpur.
Malika marah namun tidak ada yang peduli karena Malika hanyalah perempuan yang terkucil dan tidak punya kekuatan apapun.
2. Inciting Incident
Bagian ini merupakan katalis yang kemudian mendukung tokoh utama untuk melanjutkan cerita kalian.
Biasanya, inciting incident adalah sebuah event yang mengawali cerita.
Dengan kata lain, jika tidak ada inciting incident ini maka tidak akan ada cerita.
Contoh:
Dalam Orang Bati, penduduk pulau curiga bahwa Kinara, Anak Malika adalah makhluk mistis yang disebut Orang Bati.
Pada suatu malam, Ahver si kepala desa menangkap dan mempersalahkan Malika dan Kinara karena seorang bayi baru saja lahir dalam keadaan mati.
3. Plot Point 1
Bagian ini dapat berjalan beriringan dengan inciting incident maupun ditulis setelahnya.
Plot point 1 adalah poin di mana tokoh utama mau tidak mau harus menghadapi tantangan hingga cerita selesai.
Contoh:
Penduduk pulau menganggap bahwa Kinara adalah penyebab kematian bayi di desa.
Meski Malika berontak, seluruh desa menyeret Kinara dan Malika ke Tebing Tinggi.
Pada tahap ini, Malika mau tidak mau harus mengikuti alur cerita dan menghadapi tantangan dalam hidupnya.
Ia harus mengalahkan para penduduk pulau agar bisa hidup tenang bersama Kinara.
Babak Kedua: Confrontation (Middle)
Normalnya, babak kedua berlangsung lebih lama dari babak pertama dan ketiga.
Bahkan di beberapa kisah, babak kedua menempati ⅓ hingga ½ cerita.
Jadi, jika kalian menulis cerpen sepanjang 1500 kata, babak kedua dapat memakan hingga 1000 kata.
Sama seperti babak pertama, babak kedua juga dibagi lagi menjadi 3 bagian.
1. Rising Action
Bagian ini adalah bagian di mana tokoh utama mulai mengalami tambahan masalah dalam mencapai tujuannya.
Contoh:
Malika ditangkap oleh Bora salah seorang penduduk pulau yang ia benci.
Untuk menyelamatkan Kinara, ia harus terlebih dahulu menghadapi Bora yang kejam dan kasar.
2. Mid Point
Mid point harus terjadi tepat di tengah cerita.
Dalam cerpen sepanjang 1500 kata, mid point harus terjadi setelah kalian menuliskan paling tidak 700-800 kata.
Kalian harus kembali kepada tokoh utama dan membuat mereka sadar bahwa kondisinya sudah semakin genting sehingga mereka harus bertindak.
Lebih daripada itu, ada semakin banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan.
Contoh:
Bagian Mid Point dari Orang Bati terjadi saat semakin banyak penduduk pulau yang datang ke Tebing Tinggi untuk menyaksikan penghakiman terhadap Kinara dan Malika.
Malika mulai sadar bahwa keadaan cukup berbahaya untuk ia dan anaknya.
Apalagi, setelah itu ia mendengarkan Ahver menyatakan bahwa sebagai Kepala Desa ia bertanggung jawab untuk melindungi pulau.
3. Plot Point 2
Di bagian ini, kalian harus menuliskan kejatuhan tokoh utama.
Dalam artian, tokoh utama benar-benar gagal mencapai tujuan dan merasakan kekalahan untuk pertama kalinya.
Contoh:
Malika melihat Ahver melepaskan Kinara.
Namun, tanpa ia sangka, Kinara malah lompat dari Tebing Tinggi ke laut lepas.
Malika hancur melihat Kinara yang harus bunuh diri karena tuntutan dari penduduk pulau.
Babak Ketiga: Resolution
Babak terakhir biasanya dapat mengambil ¼ atau ⅓ bagian dari cerpen kamu.
Namun, babak terakhir juga bisa jadi sangat singkat di beberapa cerita.
1. Pre-Climax
Pre-climax juga punya istilah lain yaitu “The Dark Night of The Soul”.
Pada bagian ini, tokoh utama telah kehilangan semua yang ia miliki padahal tantangan masih belum terjawab.
Contoh:
Pada bagian ini, Malika yang hancur mengungkapkan rahasia yang telah ia simpan dalam-dalam.
Ia kemudian marah kepada Ahver yang menenangkannya.
2. Climax
Klimaks adalah final battle bagi setiap tokoh utama.
Pada tahapan ini, tokoh utama harus berhadapan langsung dengan tantangan/antagonis sehingga cerita dapat berujung pada kekalahan mutlaknya atau kebahagian.
Di sini, penulis harus memilih apakah kalian akan mengakhiri cerita dengan close ending atau open ending.
Contoh:
Malika mencuri parang Bora dan menghujamkannya kepada Ahver.
Namun, ia tetap tak mampu melukai Ahver.
Jadi, ia memutuskan mengikuti jejak Kinara dan melompat dari Tebing Tinggi ke laut lepas untuk menjemput ajal.
3. Denouement
Jika tujuan tokoh utama tidak tercapai saat klimaks, maka tahap denouement adalah tahap di mana ia akhirnya mencapai/tidak mencapai tujuan.
Dengan kata lain, di bagian ini, penulis harus mengungkapkan akhir perjalanan si tokoh utama.
Jika tokoh utama ternyata gagal mencapai tujuan, penulis dapat mengakhiri cerita dengan momen di mana si tokoh akhirnya memahami kegagalannya dan mencari tujuan baru.
Nah, denouement harus mencakup beberapa hal berikut ini:
- Memenuhi janji yang sudah diberikan penulis pada pembaca.
- Mengurangi ketegangan yang terjadi karena klimaks cerita.
- Menggarisbawahi tema dasar cerita.
Contoh:
Malika yang melompat dari Tebing Tinggi selamat karena Kinara yang ternyata masih hidup.
Seperti kata penduduk pulau, Kinara memang benar-benar Orang Bati.
Cerita kemudian berakhir dengan kemenangan Malika yang mampu membalaskan dendamnya kepada para penghuni pulau melalui anaknya.
Tabel Formula Tiga Babak untuk Menulis Cerita
Biar lebih jelas, saya bikinkan tabel urutan struktur tiga babak. Gunakanlah ini untuk mengembangkan cerita kalian sendiri!
Babak | Fungsi | Proporsi | Sub-Babak | Fungsi Sub Babak |
---|---|---|---|---|
Babak Pertama: Setup | Memperkenalkan tokoh utama, dunia cerita, dan konflik awal. | ±¼–⅓ bagian cerita | Eksposisi | Mengenalkan tokoh utama dan kelemahannya. |
Inciting Incident | Memicu konflik utama cerita. | |||
Plot Point 1 | Dorongan untuk menghadapi tantangan besar. | |||
Babak Kedua: Confrontation (Middle) | Mengembangkan konflik utama dan meningkatkan ketegangan cerita. | ±⅓–½ bagian cerita | Rising Action | Tambah masalah bagi tokoh utama. |
Mid Point | Situasi semakin genting bagi tokoh utama. | |||
Plot Point 2 | Kejatuhan pertama tokoh utama. | |||
Babak Ketiga: Resolution | Menyelesaikan konflik utama dan memberikan kesimpulan cerita. | ±¼–⅓ bagian cerita | Pre-Climax | Tokoh utama kehilangan segalanya. |
Climax | Final battle atau puncak cerita. | |||
Denouement | Akhir perjalanan tokoh utama. |
Pertanyaan Umum Soal Menulis Cerpen
Kalian bisa mulai dari:
– mengembangkan ide menjadi sebuah premis
– membuat detail tokoh
– menyusun alur berdasarkan struktur tiga babak
– mulai menulis sesuai dengan outline struktur
– melakukan penyuntingan
1. Cerpen memiliki jumlah kata antara 6-7000 kata.
2. Cerpen adalah cerita yang bisa kamu baca dalam satu kali duduk.
3. Biasanya, cerpen hanya berfokus pada satu rangkaian peristiwa.
4. Timeline cerpen biasanya memakan waktu satu hari sampai beberapa bulan dari kehidupan tokoh utama.
Bisa, tetapi kalian harus mengisi setiap bagian cerita dengan lebih banyak peristiwa sebab akibat.
Ada banyak termasuk 7-point structure, struktur delapan sekuen, Freytag’s Pyramid, dan lain sebagainya. Kalian juga bisa mengembangkan cerita dengan metode pribadi.
Menggunakan formula membuat kinerja penulisan lebih lancar dan mengurangi risiko writer’s block. Apalagi, formula dan struktur memang menuntut kita untuk membuat outline cerita terlebih dahulu.
Mulai dari premis dulu kemudian pengembangan tokoh sebelum menuliskan struktur ceritanya.
Kalian bisa menggunakan struktur tiga babak untuk membuat cerita tentang diri sendiri. Namun, kalian mungkin harus mengisi beberapa plot dengan peristiwa yang tidak benar-benar terjadi di kehidupan nyata.
Ingin memahami cara menulis cerpen lebih lanjut? Kamu bisa mengunduh PDF Materi webinar menulis cerpen saya di bawah ini.
DOWNLOAD PDF MATERI MENULIS CERPEN
Struktur tiga babak hanyalah salah satu cara untuk membangun cerpen kalian.
Penulis tidak perlu merasa terbatasi dengan formula ini.
Kalian selalu bisa cara lain untuk mengembangkan cerita (bahkan cara yang hanya diketahui diri sendiri).
Namun, pastikan saja kalian punya langkah rigid untuk membangun cerita supaya saat menulis kalian sudah punya gambaran akan pergi ke mana.
Bikin Cerita Bareng Tika Widya
Kelas Menulis Privat: Developing Your Story
Kelas Menulis Privat: Developing Your Story menawarkan coaching eksklusif 1:1 dengan Tika Widya, penulis berpengalaman yang diakui secara internasional. Dapatkan bimbingan terstruktur dalam lima sesi intensif untuk mengasah dan menyelesaikan cerita novel atau skenario filmmu dengan sukses.