Cara Mengedit Cerita secara Mandiri [Self-Editing]

Proses editing cerita merupakan bagian penting yang perlu kalian lakukan untuk menyempurnakan naskah. Bagi penulis indie, ada beberapa cara mengedit cerita yang perlu kamu perhatikan.

Seperti yang kita tahu, penulis indie biasanya melakukan semua proses penerbitan sebuah buku atau cerita. Hal ini meliputi juga proses revisi cerita.

Apa saja sih, cara-cara mengedit cerita yang perlu diketahui oleh penulis indie?

Berikut ini beberapa langkah yang dapat kamu terapkan ketika sedang melakukan self-editing cerita buatanmu. Yuk, simak baik-baik!

1. Jangan Membuka Naskah Ceritamu selama Beberapa Hari

Langkah yang pertama adalah dengan tidak membuka naskah final cerita buatanmu selama beberapa hari sebelum proses pengeditan. Mungkin hal ini terdengar aneh dan konyol. Namun, percayalah, langkah ini merupakan salah satu langkah krusial dalam self-editing.

Setelah melakukan proses penulisan yang begitu panjang, para author pasti menjadi sangat familiar dengan naskah ceritanya. Sedangkan pada proses self-editing, kamu perlu merasa ‘asing’ dengan naskahmu. 

Oleh karena itu, janganlah membuka naskah final sebelum melakukan editing cerita. Hal ini berguna agar kamu mendapatkan kesan baru dalam membaca naskah, sehingga editing berjalan secara objektif.

2. Memilih Model Penulisan

Yang kedua adalah memilih model penulisan untuk menjadi acuan dalam penulisan ceritamu. Setelah itu, kamu harus menggunakannya secara konsisten.

Terdapat dua macam model penulisan yang sering digunakan dalam penulisan. 

Pertama, ada Chicago Manual of Style. Model penulisan ini biasanya dapat kita temukan dalam penulisan novel dan cerita.

BACA JUGA:   8 Teknik Swasunting yang Harusnya Dikuasai Penulis

Contoh penulisan menggunakan Chicago Manual of Style yaitu:

Dia melihat anak-berusia-sepuluh-tahun membaca buku Laut Bercerita.

Model penulisan kedua adalah AP Style. Model ini lebih sering kita jumpai pada penulisan copy, jurnal, ataupun berita. Pada penulisan AP, hanya nomor 1-9 lah, yang dapat kamu tulis dengan huruf. 

Contoh penulisan menggunakan AP Style yaitu:

Dia melihat anak-berusia-10-tahun membaca buku “Laut Bercerita”.

3. Hindari Penggunaan Kalimat Pasif

Selanjutnya, hindarilah penggunaan kalimat pasif pada cerita. Pastikan ceritamu memiliki banyak kalimat aktif.

Penggunaan kalimat aktif lebih disarankan karena dapat meninggalkan kesan yang langsung dan jelas. Contohnya yaitu seperti kalimat berikut ini.

  • Kalimat aktif: Anak nakal itu merobek buku temannya.
  • Kalimat pasif: Buku temannya dirobek anak nakal itu.

4. Pastikan Kepadatan Kalimat

Kepadatan kalimat juga merupakan hal yang perlu kamu perhatikan. Kalimat yang padat dapat meningkatkan keefektifan kalimat.

Kalimat padat adalah kalimat yang menceritakan jelas semua unsur penting, tanpa menggunakan kata tambahan yang tidak diperlukan. 

Contohnya yaitu seperti berikut ini:

Dia sangat ingin pergi karena memiliki tujuan untuk bertemu kekasihnya.

Kalimat di atas dapat kamu sunting kembali menjadi:

Dia ingin pergi untuk bertemu kekasihnya.

5. Ganti Kata Keterangan dengan Kata Kerja yang Jelas

Selain kepadatan kalimat, kamu juga dapat mengurangi penggunaan kata keterangan verba. Gunakan lah kata kerja yang lebih jelas.

Contohnya seperti mengganti kata berikut:

Dia berbicara dengan dengan pelan kepadaku.

Menjadi:

Dia berbisik kepadaku.

6. Kombinasikan Panjang Kalimat

Dan cara mengedit cerita sendiri yang dapat kamu lakukan adalah mengkombinasikan kalimat dengan panjang yang pendek dan panjang.

Runtutan kalimat yang terlalu pendek membuat penulisan ceritamu terlihat sangat sederhana. Sedangkan, kalimat panjang yang kamu lakukan secara terus menerus dapat menyulitkan pembaca dalam membaca.

BACA JUGA:   7 Fungsi Self-Editing Bagi Penulis

Oleh karena itu, cobalah untuk mengkreasikan struktur kalimat untuk membuat panjang kalimat yang pas. 

Nah, itu dia cara mengedit cerita yang dapat kamu lakukan sendiri. Setelah menerapkan beberapa hal di atas, jangan lupa untuk melakukan pengecekan naskah kembali, ya!

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *