Aturan Penulisan Kata Rahmatnya yang Benar
Dalam penulisan teks religius, ceramah, atau karya tulis ilmiah keagamaan, kamu pasti melihat ungkapan “atas Rahmat-Nya” atau “berkat rahmat-Nya”. Tapi bagaimana sebenarnya penulisan rahmatnya yang benar? Apakah perlu huruf kapital sesuai aturan penulisan? Haruskah pakai tanda hubung? Atau cukup ditulis menyatu?
Apa Makna “Rahmat-Nya”?
Untuk memahami cara penulisannya, kita perlu tahu dulu makna dan struktur katanya.
Menurut KBBI, rahmat adalah belas kasih; karunia (dari Tuhan).
Sedangkan “-Nya” adalah bentuk pronomina (kata ganti) persona ketiga tunggal yang merujuk pada Tuhan dalam konteks religius.
Maka, “rahmat-Nya” berarti belas kasih atau karunia milik Tuhan.
Penulisan yang Tepat: Kapitalisasi dan Tanda Sambung
Ada dua hal yang harus kamu perhatikan saat menulis kata ini dalam teks:
1. Huruf kapital pada -Nya
Jika “-Nya” merujuk kepada Tuhan, maka huruf “N” harus ditulis kapital sebagai bentuk penghormatan. Ini merupakan kebiasaan baku dalam teks keagamaan di Indonesia.
2. Tanda sambung (-)
Karena “-Nya” merupakan akhiran pronomina yang melekat langsung pada kata sebelumnya, maka harus ditulis menggunakan tanda hubung.
Jadi, bentuk penulisan yang benar adalah: rahmat-Nya.
Contoh Penggunaan dalam Kalimat
Agar lebih mudah diterapkan, berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan penulisan “rahmat-Nya” secara tepat:
- Kita dapat berkumpul hari ini berkat rahmat-Nya.
- Semoga kita selalu berada dalam lindungan dan rahmat-Nya.
Kesalahan Umum
Berikut beberapa kesalahan penulisan yang masih sering ditemui:
- Rahmatnya → salah karena tidak menggunakan tanda hubung
- Rahmat-nya → salah karena huruf “n” ditulis kecil, padahal merujuk kepada Tuhan
- Rahmat – Nya → salah karena memberi spasi sebelum dan sesudah tanda hubung
✅ Benar: rahmat-Nya
❌ Salah: rahmatnya
❌ Salah: rahmat-nya
❌ Salah: rahmat – Nya
Kapan Penulisan Ini Dibutuhkan?
Kamu akan sering menuliskan bentuk ini dalam:
- Teks sambutan atau pembukaan ceramah
- Tulisan ilmiah keagamaan
- Teks doa atau puisi religi
- Karya sastra yang mengandung nilai spiritual
Karena konteksnya sangat umum dalam penulisan formal dan religius, kamu harus menggunakan format yang tepat agar tulisanmu tetap sesuai dengan norma bahasa dan kepercayaan yang dihormati pembaca.
Mengetahui aturan penulisan “rahmat-Nya” yang benar akan membantumu menjaga akurasi dan kesopanan dalam teks religius atau formal. Gunakan huruf kapital dan tanda sambung dengan benar, terutama saat merujuk pada Tuhan atau konteks spiritual lainnya.