penulisan Om Swastiastu yang benar

Penulisan Om Swastyastu yang Benar

Dalam dunia tulis-menulis, keakuratan penggunaan istilah yang berkaitan dengan budaya dan sapaan sangatlah penting. Oleh karena itu, penulis harus terus menerus belajar aturan penulisan yang berlaku pada teks formal seperti pidato. Terutama dalam konteks kebudayaan Bali atau sambutan formal, penulisan Om Swastiastu yang benar harus diutamakan. 

Apa Arti dan Makna “Om Swastiastu”?

Berdasarkan entri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Om Swastiastu adalah bentuk sapaan yang berarti “semoga senantiasa ada dalam keadaan baik atas karunia Tuhan”. 

Umumnya, ungkapan ini digunakan saat membuka pidato, saat bertemu dengan seseorang, atau dalam teks yang bersifat formal dan menghormati tradisi. Sapaan ini berasal dari bahasa Sanskerta dan telah diserap secara utuh ke dalam bahasa Indonesia.

Secara konteks, Om Swastiastu biasanya ditemukan dalam pembukaan naskah pidato, sambutan resmi, atau dalam surat-surat yang menjunjung nilai adat dan budaya Bali. Sapaan ini juga digunakan dalam komunikasi antar lembaga yang ingin menunjukkan penghargaan terhadap nilai-nilai kultural lokal.

Aturan Penulisan Menurut EYD V

Mengacu pada EYD V, huruf miring digunakan untuk kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau asing yang belum diserap. Namun, jika sudah diserap dan tercantum dalam KBBI, maka penulisannya tidak perlu dimiringkan.

Karena “Om Swastiastu” sudah menjadi bagian dari kosakata dalam KBBI, maka penulisannya cukup menggunakan huruf biasa, tidak perlu dimiringkan atau diberi tanda kutip. Penulisan huruf kapital hanya digunakan di awal kata karena fungsinya sebagai ungkapan tetap dan sapaan.

Contoh Penggunaan yang Benar

Untuk membantu penulis memahami penggunaannya dalam kalimat, berikut contoh penulisan yang salah dan benar:

Kalimat SalahKalimat Benar
Om Swastiastu, saya mengucapkan selamat datang.Om Swastiastu, saya mengucapkan selamat datang.
“Om swastiastu” adalah ucapan adat Bali.Om Swastiastu adalah ucapan adat Bali.
om swastiastu dan salam sejahtera bagi kita semua.Om Swastiastu dan salam sejahtera bagi kita semua.
Kita ucapkan om swastiastu sebelum memulai acara.Kita ucapkan Om Swastiastu sebelum memulai acara.

Penutup

Menulis dengan memperhatikan aspek budaya dan ejaan adalah langkah penting bagi setiap penulis. Dengan memahami penulisan Om Swastiastu yang benar, kamu dapat menunjukkan rasa hormat terhadap budaya lokal, serta menjaga kualitas dan kredibilitas tulisan. Hindari penulisan miring atau penggunaan tanda kutip jika kata tersebut sudah diserap secara resmi ke dalam bahasa Indonesia.

BACA JUGA:   6 Cara Penulisan Dress Code yang Benar Sesuai Acaramu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Daftar Isi