Apa itu Kalimat Majemuk?

Kadang kala, saat menulis, saya melupakan struktur kalimat. Dengan santainya, saya merangkai kata tanpa memikirkan soal subjek, predikat, objek. 

Ketika penulis masih menyusun manuskrip ini adalah sesuatu yang wajar terjadi. Namun, saat kita beralih ke mode self-editing, mau tak mau kita harus mengingat lagi soal apa sebenarnya yang membangun sebuah kalimat.

Kalimat tunggal adalah kalimat yang minimal punya subjek dan predikat. Tapi, kalimat ini mungkin terlalu sederhana buat pembaca tingkat advance

Sebagai penulis, kita tentu harus bisa meramu kalimat yang cantik, bertingkat-tingkat, layaknya kalimat yang sering digunakan penulis favorit untuk menyampaikan ceritanya. 

Kalimat seperti itu disebut kalimat majemuk, dan itulah yang akan kita pelajari di artikel ini.

Pengertian Kalimat Majemuk 

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa yang saling berkaitan untuk menyampaikan beberapa ide sekaligus. 

Dalam KBBI, majemuk berarti terdiri dari beberapa bagian yang membentuk satu kesatuan, sama seperti halnya kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa klausa namun tetap satu kesatuan makna.

Jenis-jenis Kalimat Majemuk 

Ada empat jenis kalimat majemuk dalam Bahasa Indonesia. Supaya kalian tidak perlu repot-repot mencarinya, saya sudah rangkum semuanya di artikel ini.

1. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa yang kedudukannya setara atau sejajar. 

Artinya masing-masing klausa bisa berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap.

Kedua klausa dalam kalimat majemuk setara biasanya dihubungkan oleh konjungsi seperti dan, atau, tetapi, lalu, kemudian, melainkan, dan sebagainya.

BACA JUGA:   Cara Penulisan Nama Perusahaan yang Benar Sesuai Peraturan Pemerintah

Ada empat jenis kalimat majemuk setara, yaitu:

  1. Kalimat Setara Penjumlahan 

Kalimat ini memberikan informasi yang setara dan saling melengkapi, tapi setiap kalimatnya tetap bisa berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap. Kata hubung yang digunakan adalah ‘dan’.

Contoh:

  • Ibu memasak ikan di dapur, dan ayah membersihkan rumput di halaman.
  • Adik bermain, dan kakak menyapu teras.
  1. Kalimat Setara Pertentangan 

Kalimat ini menghubungkan dua klausa yang saling bertentangan. Kata hubung yang digunakan biasanya kata ‘tetapi’ atau ‘melainkan’.

Contoh:

  • Dia ingin pergi berenang, tetapi hari sedang hujan.
  • Bukan ayam yang dimakan kucing, melainkan ikan.
  1. Kalimat Setara Pemilihan 

Kalimat ini memiliki klausa yang menyatakan pemilihan, namun tidak ada sebab akibat di antara klausa tersebut. Kata hubung yang digunakan adalah ‘atau’, ‘ataupun’, dan ‘maupun’.

Contoh:

  • Dia biasa belajar di sekolah, atau di rumah .
  • Rani tidak akan pergi ke Bandung, ataupun ke Bogor.
  1. Kalimat Setara Urutan Waktu

Dalam kalimat ini, dua klausa atau lebih menggambarkan kejadian-kejadian yang berurutan. Kata hubung yang digunakan mengindikasikan urutan waktu seperti ‘setelah ini’, ‘lalu’, ‘kemudian’, dan lain-lain.

Contoh:

  • Aku makan siang, lalu aku tidur.
  • Mira pergi ke rumah Asep, lalu mereka belajar bersama.
  1. Kalimat Setara Sebab-Akibat

Klausa pertama dalam kalimat ini menunjukkan sebab, dan klausa berikutnya menunjukkan akibat. Kata hubung yang digunakan biasanya ‘oleh karena itu’, ‘sehingga’, ‘maka’, dan konjungsi lain yang menunjukkan hubungan sebab akibat.

Contoh:

  • Tono terlambat makan tadi siang, maka sekarangi ia sakit perut.
  • Jalanan sangat macet, sehingga ayah pulang terlambat.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat 

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa utama (induk kalimat) dan satu atau lebih klausa yang berfungsi sebagai anak kalimat. 

BACA JUGA:   Cara Menulis Judul Buku dalam Paragraf: Huruf Miring atau Tanda Petik?

Klausa-klausa ini tidak setara, karena anak kalimat bergantung pada induk kalimat dan tidak bisa berdiri sendiri.

Ciri khas kalimat majemuk ada pada penggunaan kata penghubung seperti karena, jika, meskipun, agar, supaya, ketika, sebelum, dan sebagainya.

Contoh:

  • Ia tidak makan sahur, karena bangun kesiangan.

(Klausa utama: ia tidak makan sahur. Klausa pendukung: karena bangun keisangan.)

  • Anak itu berteriak ketika mainannya direbut anak lain.

(Klausa utama: anak itu berteriak. Klausa pendukung: ketika mainannya direbut anak lain.)

  • Jika tau akan hujan, aku akan membawa payung.

(Klausa utama: aku akan membawa payung. Klausa pendukung: jika tau akan hujan.)

3. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang terdiri dari gabungan kalimat majemuk setara dan majemuk bertingkat dalam satu struktur kalimat. 

Artinya, dalam satu kalimat terdapat klausa-klausa yang memiliki hubungan setara (sejajar) dan hubungan bertingkat (anak kalimat).

Contoh:

  • Armand belajar dengan giat, karena ingin lulus ujian, dan membuat orang tuanya bangga.
  • Meskipun hujan deras mengguyur, pertandingan tetap berlangsung meriah dan penonton tetap semangat.
  • Setelah lulus kuliah, Rani harus memilih untuk bekerja atau menikah.

4. Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa yang memiliki unsur yang sama (subjek, predikat, objek, atau keterangan), kemudian unsur yang sama tersebut diringkas atau dirapatkan agar tidak diulang.

Ciri khas kalimat majemuk rapatan ada pada penggunaan konjungsi seperti dan, atau, tetapi unsur kalimat yang sama hanya disebut sekali.

Contoh:

  • Dudu membeli ikan. Dudu membeli ayam. Dudu membeli udang.

Dirapatkan menjadi: Dudu membeli ikan, ayam, dan udang.

  • Ayah memperbaiki atap.  Ayah memperbaiki saluran air.
BACA JUGA:   Aturan Penulisan PT dalam Bahasa Inggris yang Benar

Dirapatkan menjadi: Ayah memperbaiki atap dan saluran air.

  • Lia bersepeda di taman. Lia bermain lompat tali di taman. Lia berlari di taman.

Dirapatkan menjadi: Lia bersepeda, bermain lompat tali, dan berlari di taman.

Nah, setelah tau apa itu kalimat majemuk, kita bisa mengaplikasikannya di tulisan kita ya, Writers. 

Jangan lupa baca artikel lainnya untuk menambah wawasanmu, ya!

A.R Nadhira Ichsan

Nadhira mulai menulis sejak SMP dan menekuninya di era pandemi demi menyalurkan imajinasinya. Sebelumnya, ia pernah ikut serta menulis dua antalogi cerpen berjudul ‘Bravo Filla’ asuhan Pipiet Senja di tahun 2013 dan ‘Dunia di Atas Meja’ pada tahun 2015 bersama kawan-kawannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *