5 Cara Membuat Pembaca Merasa Lebih Dekat dengan Tokoh dalam Cerpen

Cerita pendek atau cerpen punya jumlah kata yang jauh lebih sedikit dari novel. Novel biasanya memuat minimal 25.000 kata sedangkan cerpen bisa saja terdiri dari enam kata. Karena jumlah kata yang terbatas inilah, kamu mungkin sering merasa kesulitan bikin pembaca merasa dekat dengan tokoh-tokoh di dalam cerpen. 

Nah, gimana cara mengatasinya? Kalem! Aku punya beberapa trik untuk mengatasi masalah ini. Yuk, belajar cara membuat pembaca dekat dengan tokoh dalam cerpen di artikel ini! 

1. Bikin Tokohmu Tidak Sempurna

Saat menulis cerpen, cara terbaik agar pembaca merasa dekat dengan tokoh adalah dengan membuat tokoh yang tidak sempurna. Coba deh tunjukkan kekurangan atau ketidaksempurnaan tokohmu sejak awal cerita. Kekurangan ini bisa berupa keraguan, ketakutan, atau kebiasaan buruk yang sering mereka lakukan.

Aku akan membuat satu tokoh sebagai contoh. 

Andi adalah seorang pemuda yang cerdas dan berbakat, tapi dia selalu gugup saat harus berbicara di depan umum. Dia sering berbicara tergagap-gagap, tangannya berkeringat dingin, dan kadang-kadang dia bahkan lupa apa yang ingin dia katakan. 

Kekurangan Anda ternyata bisa menunjukkan sisi manusiawinya. Inilah yang akhirnya bikin pembaca bisa merasakan empati untuk Andi. 

Coba aku buatkan contoh lainnya! 

Lina adalah seorang ibu yang hangat dan penyayang. Tetapi, ia cepat marah saat keadaan tidak berjalan sesuai keinginannya. Lina sering merasa jengkel saat jadwal harian berantakan karena anaknya tiba-tiba sakit. 

Kemarahan Lina membuatnya justru terkesan lebih manusiawi dan relatable.

Dengan memperlihatkan sisi-sisi seperti ini, tokoh dalam ceritamu akan terasa lebih nyata dan tiga dimensi. Jadi, ceritamu terkesan lebih kompleks dan bikin pembaca terlibat secara emosional.

2. Tambahkan Detail yang Relate

Langkah berikutnya adalah dengan menambahkan detail-detail kecil yang relate. Detail ini haruslah sesuatu yang umum dan sering dialami banyak orang, sehingga saat membaca, reader bisa berkata, “Ah, aku juga pernah ngerasa seperti itu.”

BACA JUGA:   Penokohan: Pengertian, Jenis, Teknik dan Tips Praktis dalam Menulis Cerita

Cobalah mengambil inspirasi dari kehidupan sehari-hari yang sederhana namun kuat pengaruhnya terhadap pembaca. 

Misalnya, kita punya tokoh bernama Rani. Rani selalu memulai hari dengan secangkir kopi hitam sambil membaca koran. Meskipun sederhana, kebiasaan ini adalah rutinitas yang memberi ketenangan sebelum Rani memulai hari yang sibuk. 

Bagi pembaca yang juga memulai hari mereka dengan ritual serupa, detail ini akan terasa sangat familiar dan membawa kedekatan emosional.

Kemudian, ada juga tokoh seperti Bima yang selalu merasa cemas saat menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal. Dia selalu menunda untuk mengangkat telepon, berjalan mondar-mandir, dan mencoba menebak-nebak siapa yang mungkin menghubunginya. 

Banyak dari kita mungkin pernah merasakan kecemasan yang sama. Inilah yang membuat Bima terasa lebih nyata dan mudah untuk dipahami.

Dengan memasukkan detail-detail seperti di atas, pembaca akan melihat cerminan dari kehidupan mereka sendiri dalam narasi. Ini akhirnya menciptakan sebuah jembatan emosional antara pembaca dan tokoh yang membuat pengalaman membaca menjadi lebih personal.

3. Tunjukkan Vulnerabilty

Momen di mana tokoh menunjukkan sisi rentan mereka akan memperkuat kedalaman emosional cerita dan membuat pembaca merasa lebih dekat dengan tokoh.

Sebagai contoh, aku akan membuat tokoh bernama Dian. 

Dian adalah seorang pekerja keras yang selalu tampak kuat dan tidak tergoyahkan. Namun, di tengah cerita, dia mengaku kepada teman baiknya bahwa dia takut rahasia yang disimpannya akan menghancurkan reputasi yang sudah ia bangun bertahun-tahun. Pengakuan ini terjadi di malam yang sunyi, di sebuah café kecil. 

Momen rentan seperti inilah yang bikin pembaca berempati kepada tokoh. 

Selain itu, kamu juga bisa menciptakan situasi di mana tokoh yang selalu dilihat sebagai sosok yang sempurna, gagal dalam melakukan pekerjaan penting. Kejadian ini memang bikin tokohmu terlihat tidak sempurna tapi itulah yang dicari pembaca. 

BACA JUGA:   5 Manfaat Premis Cerita Saat Membuat Novel

Pembaca ingin tokoh yang sama seperti manusia biasa. Mereka seharusnya bisa merasa gagal dan merasa down. Jadi, berikanlah momen vulnerable seperti ini kepada pembaca. Karena, momen ini juga bisa menjadi titik balik bagi pembaca untuk mengevaluasi diri dan belajar dari kesalahan tokoh.

Lebih dari itu, momen rentan seperti ini juga memberi kesempatan kepada pembaca untuk merasakan simpati dan memahami perjuangan yang dihadapi oleh tokoh tersebut. Pembaca bakal mengingat momen ini karena di sinilah mereka merasakan ikatan emosional yang kuat dengan tokoh.

4. Tulis Dialog yang Autentik

Membuat dialog yang autentik adalah kunci untuk mendekatkan pembaca dengan tokoh-tokoh dalam cerpenmu. Dialog yang natural akan membuat karakter terasa lebih hidup dan nyata, seolah-olah mereka benar-benar berbicara di depan pembaca.

Untuk membuat dialog yang autentik, pertama-tama kita harus memahami cara orang berbicara sehari-hari. Orang tidak selalu berbicara dalam kalimat yang sempurna dan sering menggunakan ungkapan-ungkapan yang informal atau khas dari karakter tersebut. 

Misalnya, seorang karakter muda mungkin sering menggunakan slang atau ungkapan populer yang sesuai dengan usia dan lingkungan sosialnya.


Oke, aku akan tuliskan contohnya di sini! 

“Gimana kalau kita nonton band baru itu Sabtu nanti? Gue pengen tau apa mereka sekeren rumornya,” ajak Riko

“Oh, yang sering lo ceritain itu? Boleh juga. Tapi… gue lagi ga ada duit,” jawab Juna. 

“Tenang, ada gue,” Riko mengedipkan sebelah matanya. 


Dialog ini nunjukin cara berbicara yang alami dan sesuai dengan karakter anak muda di perkotaan. Dengan menambahkan jeda, ungkapan informal, dan sedikit keraguan, aku bisa bikin interaksi antara Riko dan Juna terasa lebih nyata dan relatable bagi pembaca.

Memakai dialog yang autentik juga memberi kesempatan untuk mengeksplorasi lebih dalam karakteristik tokoh, seperti cara mereka menanggapi situasi tertentu, humor mereka, atau bahkan keraguan dan ketakutan mereka. Selain bikin tokohmu terasa lebih deep, dialog seperti ini akan membuat pembaca merasa mereka mengenal si tokoh secara langsung.

BACA JUGA:   Jenis-jenis Tokoh Dalam Cerita Berdasarkan Peran dan Perkembangan Karakter

5. Berikan Konflik Internal 

Konflik internal bisa menunjukkan perjuangan batin yang dialami oleh tokoh sehingga pembaca bisa merasakan sekaligus memahami dilema yang mereka hadapi.

Aku buatin contoh lagi, ya! 

Maya adalah seorang wanita karier yang berhasil. Maya terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Apakah ia harus terus mengejar karier atau memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya? Konflik ini bisa digambarkan melalui monolog internal Maya di dalam sebuah cerpen. 

Contoh berikutnya: 

Gilang adalah seorang pelukis yang berjuang dengan rasa percaya dirinya. Dia sering kali merasa tidak yakin dengan karya-karyanya dan takut akan penilaian orang lain. Kita bisa menunjukkan Gilang sedang menatap kanvas kosong, tangan gemetar memegang kuas, berjuang melawan ketakutan akan kegagalan.

Gambaran di atas cukup menyentuh kan? Konflik internal memang bisa bikin pembaca memahami tokoh lebih dalam dan merasakan apa yang dirasakan oleh si tokoh. 

Dengan konflik internal, narasimu bakalan bisa memperkuat hubungan emosional antara pembaca dan tokoh. 

Pesan untuk Penulis

Nah, itu dia lima tips penokohan buat kalian yang kesulitan bikin pembaca merasa dekat dengan tokoh terutama di dalam sebuah cerpen. 

Yang terpenting tuh, tokoh harus bisa tumbuh sepanjang cerita. Tumbuhnya ini tentu saja nggak banyak karena cerpen memang terbatas kata dan biasanya hanya bisa mengulik satu momen dari hidup tokoh. 

Namun, pastikan tokoh tetap menunjukkan perubahan. Dalam artian, tokoh di akhir cerita sudah berubah dan jadi tidak sama dengan tokoh di awal cerita. 

Pengen belajar lebih banyak soal menulis cerita? Jangan lupa buat ikutan kelas-kelas aku dari yang gratisan sampai yang privat. 

Selain itu, jangan lupa untuk latihan menulis terus setiap hari, ya! Dengan berlatih secara rutin, kamu pasti akan semakin tahu cara membuat pembaca dekat dengan tokoh. Semangat!

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *