Apa itu Outline Novel? 4 Metode dan Tips Menulisnya

Membuat alur cerita untuk sebuah novel adalah tantangan terbesar setiap penulis. Kalian harus terlebih dahulu menentukan premis, membuat tokoh, membangun dunia, merencanakan konflik dan kemudian menyatukan semua elemen ke dalam satu outline novel. 

Sebagian penulis menyerah. Namun, sebagian lagi mendapatkan manfaat maksimal dari pembuatan outline. Jadi, apa sebenarnya outline itu? Mengapa penting? Sahabat menulis favorit kamu akan mencoba menjawabnya dalam postingan kali ini! 

Apa itu Outline Novel?

Outline novel adalah sebuah dokumen yang memuat struktur, alur cerita, tokoh, dan adegan dalam sebuah novel. 

Outline novel sama dengan kerangka cerita untuk novelmu. 

Panjang dan bentuk kerangka novel sendiri cukup variatif, ya. Ada penulis yang membuat outline dalam bentuk seperti mini novel. Panjang, deskriptif dan berupa tulisan. 

Namun, ada juga yang lebih nyaman dengan diagram atau visual. Jadi, bentuk outline-nya lebih seperti moodboard gitu. Contoh outline cerita dengan moodboard bisa dilihat di sini: 

contoh moodboard dalam outline cerita

Apa Kelebihan dan Kekurangan Membuat Outline?

Nah, sebenarnya nggak semua penulis nyaman menggunakan outline. Tetapi, kalau kamu termasuk penulis pemula, outline (paling tidak) bisa memastikan tulisanmu selesai. Pasalnya, storyline outline itu layaknya peta jalan buat penulis. Dan, terkadang, yang kita butuhkan adalah melihat jalanan ini akan berakhir di mana. 

Kendati demikian, beberapa penulis merasa bahwa bikin outline menghilangkan misteri dan kebahagiaan dari menulis cerita secara mengalir. Mereka jadi merasa terkekang dan tidak bebas dalam berkreasi. Dalam dunia literasi, penulis seperti ini dilabeli dengan istilah “pantser”. Sedangkan, penulis yang menggunakan outline punya sebutan “plotter”

Sampai sini, saya mau menjelaskan bahwa keduanya tidak lebih bagus maupun lebih buruk daripada yang lainnya. Kamu hanya perlu memilih salah satu yang sesuai dengan gaya kreatifmu. 

BACA JUGA:   Pengertian Blog, Bedanya dengan Website dan 6 Jenisnya

Dalam artian, kamu bisa mengikuti jejak pantser terkenal seperti Stephen King, George RR Martin, dan James Joyce. Namun, kamu juga bisa mengikuti penulis plotter seperti JK rowling dan Ernest Hemingway. 

Kira-kira, jalan ninja mana nih yang kamu pilih?

Meskipun masing-masing punya pro dan cons sendiri, kamu harus tahu manfaat dan drawbacks dari membuat outline novel. 

Manfaat bikin outline: 

  • Membantumu melihat gambaran besar ceritamu. 
  • Bikin cerita tetap di jalur yang benar dan terarah.
  • Kamu jadi tahu runutan adegan dalam ceritamu. 
  • Pengembangan karakter nggak bakal terbengkalai. 
  • Ada panduan jelas untuk membantumu mengatasi writer’s block.
  • Bikin cerita jelas di semua bagian jadi kamu nggak akan berhenti di tengah. 

Drawbacks dari outline: 

  • Kadang bikin penulis terjebak di narasi yang kaku. 
  • Bisa bikin ceritamu terkesan nggak mengalir. 
  • Terkadang bikin tokoh terkesan nggak natural dalam tindakannya karena dipaksa mengikuti alur cerita. 

Tentu saja, nggak semua drawback ini terjadi setiap saat, ya. Pada dasarnya, ada lebih banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari membuat outline. Namun, ingat! Kamu bisa saja jadi bikin outline atau tidak sama sekali dan tetap menghasilkan karya yang mumpuni. 

Pilihannya tergantung dari siapa dirimu dan langkah apa yang tepat untukmu. 

PS: Saya sendiri termasuk plotter karena sudah pernah jadi pantser dan malah tidak bisa menyelesaikan cerita alias buntu di tengah jalan hahaha…

4 Cara Buat Outline Novel

Ada 4 metode yang bisa kamu gunakan untuk membuat outline novel: 

1. Sinopsis

Sinopsis adalah sebuah tulisan pendek (biasanya 2-3 halaman) yang memuat rangkaian peristiwa dalam novelmu dari awal sampai akhir. 

Nah, sinopsis ini bisa memberimu gambaran soal struktur cerita dalam novelmu tetapi masih memberikan ruang untuk berkreasi karena nggak semua detail adegannya ditulis gitu. 

Yang harus ada dalam sinopsis adalah: 

  • Bagian awal, tengah dan akhir cerita
  • Plot point penting
  • Climax 
  • Plot twist
  • Resolusi

2. In-depth outline 

Namanya aja in-depth berarti outline-nya lebih mendalam, yak. Metode bikin outline novel yang ini mengharuskanmu untuk bikin outline menyeluruh sampai ke chapternya. Contohnya seperti ini: 

BACA JUGA:   Pengertian Copywriting dan Siapa Penggunanya

Tentu saja, membuat outline seperti ini akan memakan banyak waktu. Namun, kamu akan mendapatkan hasil yang menyeluruh. 

Btw, saat menulis serial Harry Potter yang tenar itu, JK Rowling menggunakan cara ini. Jadi, dia (literally) bikin kolom-kolom berisi timeline cerita dan rancangan setiap adegan dalam buku Harry Potter. Konon, contoh outline novel Harry Potter ini bisa mencapai 10.000 – 15.000 kata. 

3. Metode Snowflake 

Metode dari Randy Ingermanson diawali dengan menuliskan satu kalimat pendek berisi inti ceritamu.  

Contoh kalimatnya itu kurang lebih seperti ini: 

“Seorang remaja yang kabur dari rumah terjebak dalam insiden perampokan bank terbesar dalam sejarah nasional.” 

Setelah kamu menemukan inti ceritanya, metode snowflake akan menuntunmu untuk mengembangkan kalimat menjadi sebuah paragraf. 

Selanjutnya, kamu harus mengembangkannya lagi menjadi beberapa paragraf dan akhirnya membuat jalan cerita lengkap. 

4. Metode Bookend 

Metode yang satu ini lebih cocok untuk penulis yang ingin keleluasaan. 

Jadi, isi outline dengan metode bookend hanyalah: 

  • Awal cerita
  • Akhir cerita
  • Deskripsi tokoh-tokoh dalam cerita
  • Setting cerita

Kamu nggak perlu menuliskan jalan cerita lengkapnya. Tetapi, kamu masih punya pandangan bagaimana ceritamu akan berakhir. 

Metode ini efektif untuk penulis yang sudah tahu apa yang ia mau. Dalam artian, kamu harus punya gambaran jelas tentang tokoh-tokohmu dan jenis cerita yang mau kamu tuliskan. 

5 Tips for Outlining Your Novel

Menuliskan outline cerita memang membutuhkan kerja keras yang tidak sedikit. Durasi proses pembuatan outline ini bisa bervariasi untuk setiap penulis. Ada yang membutuhkan beberapa hari, beberapa minggu, bahkan beberapa bulan. 

Ini beberapa tips yang mungkin bisa membantumu menulis outline dengan lebih efektif. 

1. Pastikan Ada Awal, Tengah, dan Akhir Cerita

Setiap cerita yang terstruktur dengan baik selalu punya bagian awal, tengah, dan akhir. Jadi, ini adalah bagian yang harus kamu tentukan pertama kali. Kamu bisa mengembangkan ceritamu dengan lebih mudah ketika sudah menemukan ketiga bagian ini. 

 2. Identifikasi Kebutuhan Plot Cerita

Sebuah novel pasti punya jalan cerita utama yang melibatkan tokoh utamamu menghadapi berbagai tantangan untuk mendapatkan keinginannya. Penulis biasanya menyebut jalan cerita utama ini dengan istilah A-Story. 

Namun, cerita yang memikat pembaca juga membutuhkan B-Story yang kadang melibatkan tokoh-tokoh pendukung. Pastikan kamu mengidentifikasi subplot ini dengan baik serta memperhatikan penempatannya dalam jalan cerita utama. 

3. Outline yang Baik Harus Memuat Transformasi/Katarsis Tokoh Utama

Pembaca mengikuti ceritamu karena terlibat dengan tokoh utamanya. Namun, mereka tidak akan bisa terlibat jika tokoh utama tidak mengalami perubahan sepanjang cerita. Salah satu tujuan penulisan outline adalah agar kamu sebagai penulis bisa memastikan bahwa tokoh utamamu telah mengalami transformasi atau katarsis dalam cerita. 

4. Memastikan Akhir Cerita Sudah Oke

Mengakhiri sebuah cerita dengan sukses adalah impian setiap penulis. Dengan membuat outline, kamu bisa memastikan bahwa ending yang kamu pilih sudah memuat explosive ending yang tidak terlupakan di mata pembaca. 

5. Outline Harus Memuat Rangkaian Peristiwa untuk Sebuah Novel

Outline berfungsi untuk memastikan bahwa kamu sudah punya rangkaian cerita yang cukup untuk sebuah novel. Tidak terlalu pendek dan mungkin tidak boleh sangat panjang juga. Kalau terlalu panjang, kamu bisa membaginya menjadi beberapa serial. 

Pertanyaan Umum Tentang Outline Novel

1. Apa saja isi outline novel?

Outline novel harus berisi premis atau ide cerita utama, daftar tokohnya, setting cerita, rangkaian peristiwa dari awal, tengah, hingga akhir cerita. Selain itu, penulis juga bisa menambahkan plot poin penting, plot twist, klimaks dan resolusi cerita.

2. Outline itu seperti apa?

Sederhananya, outline cerita itu bisa berbentuk tulisan deskriptif berisi rangkaian peristiwa yang terjadi selama cerita berlangsung. Namun, kamu juga bisa membuat outline novel dalam bentuk visual seperti moodboard dan mindmap. Untuk membuat outline jenis ini biasanya saya menggunakan Milanote.

3. Apa fungsi utama outline?

Fungsi utama outline adalah memandu penulis untuk menyelesaikan ceritanya. Outline mencegah kebuntuan di tengah-tengah cerita. Selain itu, outline juga membantu kamu mendapatkan gambaran utuh mengenai jalan cerita yang akan kamu tulis.

4. Bagaimana cara membuat outline dalam novel?

Ada 4 metode sederhana yang bisa kamu gunakan untuk membuat outline dalam novel yaitu sinopsis, metode in-depth outline, metode snowflake dan metode bookend. Masing-masing punya tingkat fleksibilitas yang berbeda-beda dan bisa kamu sesuaikan dengan gaya penulisanmu sendiri.

5. Bagaimana cara membuat outline per chapter?

Kamu bisa menggunakan template outline novel per chapter yang ada di postingan ini. Novel outline template chapter by chapter ini bisa kamu sesuaikan sendiri dengan kebutuhanmu.

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *