Site icon Tika Widya

5 Tips Self-Editing Berkualitas

tips self editing

Swasunting atau self-editing adalah proses memperbaiki tulisan yang dilakukan secara mandiri oleh penulis. Proses ini tidak boleh kamu lewati, meskipun kamu punya editor yang akan membantu mengedit tulisanmu. Pasalnya, menulis adalah kegiatan iteratif. Dengan kata lain, menulis tidak bisa sekali jadi. Proses self-editing akan membantumu melakukan perbaikan sehingga kualitas tulisanmu terjaga. Nah, bagaimana tips self-editing biar hasilnya berkualitas? Aku akan berbagi rahasianya di artikel ini. 

Tips Self-Editing 1: Atur Prioritas

Yang pertama, atur prioritas. Karena aku sudah lima tahun bekerja sebagai seorang penulis maka aku tahu bahwa profesi ini punya banyak batasan. Kita harus berhadapan dengan batasan kata, batasan waktu, bahkan batasan budget. Oleh karena itulah, penulis harus pintar mengatur prioritas. 

Batasan Budget

Jasa editing profesional (apalagi yang bagus) itu mahal. Makanya, kalau kamu adalah seorang penulis dengan sumber dana yang terbatas, self-editing bisa jadi pilihan yang tepat. 

Kamu bisa mengedit tulisanmu sendiri dengan efektif jika membaginya ke dalam 4 tahap, yaitu: structural editing, line editing, copy editing dan proofreading. 

Structural editing adalah tahap editing pertama di mana kamu fokus mengedit struktur tulisan, mengecek urutannya, dan memeriksa kesesuaian dengan outline jika ada. 

Line editing adalah tahap editing kedua di mana kamu bisa fokus memperkaya diksi, gaya dan mengedit kalimat. 

Copy editing adalah tahap editing ketiga di mana kamu bisa fokus memeriksa tata bahasa, ejaan dan tanda baca. Sedangkan, proofreading adalah tahapan editing terakhir untuk memeriksa kesalahan kecil yang mungkin kamu lewatkan sebelum karyamu selesai dan layak publikasi. 

Batasan Waktu 

Kalau kamu bekerja dengan batas waktu yang sempit, maka kamu harus bisa menempatkan prioritas pada tahapan editing yang diperlukan saja. Dengan kata lain, kamu mungkin tidak bisa melakukan proses editing lengkap dari structural editing, line editing, copy editing dan proofreading. 

Jika ini terjadi, fokuslah pada aspek tulisan yang darurat saja. Misalnya, kamu boleh memilih untuk menerapkan copy editing dan proofreading saja demi menghemat waktu. 

Tips Self-Editing 2: Pahami Kebutuhan Tulisanmu

Swasunting yang baik adalah yang sesuai dengan kebutuhan dan jenis tulisanmu. Jadi, jangan ragu untuk bertindak kreatif. 

Misalnya begini, untuk postingan blog, konten sosmed atau email pribadi, kamu boleh kok bersikap santai dan tidak terlalu saklek dalam menerapkan rangkaian proses editing. Dengan kata lain, kamu boleh saja nge-skip structural editing dan line editing asalkan kontenmu memang tidak membutuhkan hasil akhir yang benar-benar sempurna. 

Sebaliknya, kalau kamu lagi berurusan dengan jurnal ilmiah, laporan bisnis atau artikel orderan klien, maka kamu harus beneran berusaha untuk menjalankan semua tahapan editing yang baik. Soalnya, nge-skip satu tahap saja bisa berdampak pada kualitas dan kredibilitas kontenmu. 

Tips Self-Editing 3: Kenali Kelebihan dan Kekuranganmu sebagai Seorang Editor

Tidak ada penulis yang sempurna dan bisa segala hal. Makanya, kamu harus mengenali kelebihan dan kekuranganmu terutama ketika kamu harus melakukan swasunting. 

Ada penulis yang mungkin ahli di structural editing tetapi lemah di copy editing. Selain itu, ada juga penulis yang matanya bisa cari typo dalam waktu singkat tetapi mungkin malah nggak bisa mengkaji struktur kalimat. 

Kamu orang yang seperti apa? Kenali dirimu sendiri supaya kamu bisa mengatur fokus dan durasi pengeditan karya dengan baik. Misalnya begini, kalau kamu jelek di struktur, kamu mungkin harus meluangkan lebih banyak waktu saat melakukan structural editing. Tapi, kalau kamu jelek di ejaan dan tanda baca, maka kamu harus banyakin waktumu ketika mau copy editing. 

Mengenali kelebihan dan kekuranganmu sendiri juga bikin kolaborasi lebih mudah. Misalnya, kamu punya uang lebih, kamu bisa mencari jasa editing yang spesifik buat nge-cover kekuranganmu. Lebih enak kan? 

Tips Self-Editing 4: Pahami bahwa Self-Editing adalah Proses Iteratif

Proses self-editing bukanlah sesuatu yang instan. Sebaliknya, self-editing yang baik adalah sebuah proses iteratif. 

Apa itu iteratif? Iteratif berasal dari kata benda iterasi yang menurut KBBI punya arti “perulangan”. Jadi, proses iteratif adalah sebuah proses yang punya sifat perulangan atau harus dilakukan berulang kali. 

Tidak ada yang namanya sekali jadi, kamu mungkin harus melakukan proses editing ini lebih dari sepuluh kali. Tetapi, tahapan idealnya memang seperti yang aku jelaskan tadi. 

Nah, kamu boleh kok melakukan setiap tahap berkali-kali atau bolak-balik. Semakin sering kamu melakukannya, semakin bagus juga kualitas tulisanmu. 

Tips Self-Editing 5: Pertimbangkan Ekspektasi Pembaca

Saat kamu beli buku, kamu pasti berharap buku yang kamu beli ini beneran rapi tanpa ada kesalahan minor sekecil pun. Nah, pembaca kamu juga biasanya punya ekspektasi yang sama. 

Jangan salah! Kamu memang nggak harus selalu tampil sempurna, tetapi tak ada salahnya mengusahakannya, kan? Self-editing adalah cara penulis untuk menghargai pembacanya. Kamu berusaha keras memastikan tidak ada error karena kamu ingin pembaca puas. 

Jadi, usahakan kamu hanya nge-skip self-editing hanya ketika waktumu terbatas saja. Kalau kamu masih punya waktu, jangan malas! Hargai pembacamu dengan memberikan yang terbaik! 

Pesan untuk Penulis 

Self-editing pasti membutuhkan latihan dan kesabaran. Semakin sering kamu melakukannya maka semakin berkualitas juga hasil tulisanmu. Oleh karena itu, jangan menyerah jika tulisanmu belum sempurna. 

Kalau kamu merasa butuh bantuan atau ingin belajar lebih lanjut tentang self-editing, bergabunglah dengan Komunitas Belajar Nulis by Tika Widya. Di sana, kamu bisa mendapatkan banyak tips, dukungan, dan inspirasi dari aku dan 1800+ penulis lainnya. Yuk, kita belajar lebih banyak tips self-editing dan berkembang bersama!

Exit mobile version