5 Tujuan Penulisan Prolog dalam Novel, Wajib atau Tidak?

Pernahkah kalian kebingungan menuliskan prolog dalam novel? Banyak penulis, terutama yang baru memulai, merasa wajib menyertakan prolog dalam novelnya. Benarkah ini langkah yang terbaik?

Kenyataannya, prolog tidak selalu diperlukan. Itulah mengapa dalam tulisan ini, saya akan berbagi tentang apa itu prolog dan kapan sebaiknya kamu mempertimbangkannya dalam penulisan novel.

Tujuannya agar kamu bisa lebih yakin dan terarah ketika memutuskan apakah ceritamu memerlukan prolog atau tidak. Prolog seharusnya memberi nilai tambah pada cerita, bukan sekadar pengisi halaman. Jadi, yuk belajar bersama tentang prolog dalam novel!

Apa itu Prolog dalam Penulisan Novel?

Prolog adalah pembukaan cerita sebelum kita masuk ke bab pertama novel.

Prolog bisa kamu anggap seperti “pintu masuk” ke dunia di dalam novel. Ia bagian dari narasi dan bertujuan untuk menyiapkan pembaca dengan memberikan informasi penting, atau bahkan sedikit rasa penasaran, tentang cerita yang akan berkembang.

Saat kamu menonton film, kamu mungkin sering melihat ada adegan pendek di awal yang memberikan kita petunjuk atau nuansa dari keseluruhan film. Ini mirip fungsinya dengan prolog. Jadi, prolog merupakan alat yang yang ampuh untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan konteks yang penting bagi cerita.

Sebagai contoh, pernahkah kamu membaca novel yang di awalnya menceritakan sebuah legenda atau kejadian penting yang terjadi bertahun-tahun sebelum cerita utama dimulai? Itulah prolog.

Lebih daripada itu, dalam novel fantasi, prolog bisa menggambarkan sebuah peristiwa historis atau mitos yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap plot cerita.

BACA JUGA:   5 Format dan Aturan Penulisan Novel di Word

Asal-usul kata “prolog” sendiri menarik, loh. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, “prologos“, yang artinya “kata sebelum”. Dalam drama Yunani kuno, prolog adalah bagian setara dengan babak pertama dalam sebuah drama. Jadi, bisa dikatakan, prolog sudah ada sejak lama dan merupakan bagian penting dalam bercerita, baik dalam drama maupun novel.

Apakah Prolog Wajib Ada dalam Novel?

Image created by Tika Widya using DALL-E 3

Di bagian ini, saya ingin membahas sesuatu yang sering jadi pertanyaan bagi penulis, terutama yang masih baru di dunia penulisan novel. Pertanyaannya adalah, apakah sebuah novel itu harus memiliki prolog? Jawabannya sederhana: tidak harus.

Prolog itu seperti bumbu tambahan dalam masakan. Kalau bumbunya pas, masakan jadi lebih lezat. Tapi kalau tidak diperlukan, malah bisa merusak rasa asli masakan. Begitu pula dengan prolog dalam novel. Sebagai penulis, penting untuk memahami fungsi prolog sebelum memutuskan untuk menambahkannya ke dalam ceritamu.

Mari kita lihat apa itu prolog. Prolog adalah bagian awal dari sebuah novel yang berfungsi sebagai pengantar atau pemberi konteks terhadap cerita utama. Prolog bisa memberikan latar belakang, mengatur suasana, atau memberikan petunjuk tentang plot atau karakter. Tapi, tidak semua cerita memerlukan prolog.

Sebagai contoh, jika kamu menulis novel yang ceritanya langsung terjun ke aksi atau konflik utama, mungkin prolog tidak diperlukan. Sebaliknya, jika novelmu berlatar dunia yang rumit atau memiliki latar belakang historis yang penting untuk dipahami pembaca sebelum masuk ke cerita utama, prolog bisa sangat berguna.

Nah, memaksa menulis prolog tanpa tujuan yang jelas bisa merusak alur cerita di mata pembaca. Prolog yang tidak efektif bisa membuat pembaca merasa bingung atau bosan sebelum mereka benar-benar masuk ke dalam inti cerita.

BACA JUGA:   Menulis dengan Snowflake Method: Pengertian, Langkah, dan Contohnya

Sebagai penulis, kamu memiliki kebebasan untuk memutuskan apakah ceritamu memerlukan prolog atau tidak. Namun, kamu harus melakukan pertimbangan yang jeli terlebih dahulu. Coba tanyakan: Apakah prolog akan menambah nilai karya atau hanya menjadi penghalang bagi pembaca untuk masuk ke dalam cerita utama?

Ingat, keputusan untuk menambah atau menghilangkan prolog harus berdasarkan pada apa yang terbaik untuk ceritamu!

5 Tujuan Penulisan Prolog dalam Penulisan Novel

Prolog dalam penulisan novel merupakan salah satu elemen penting dalam pembuatan cerita. Prolog itu seperti pintu masuk ke dalam sebuah cerita, dan memiliki beberapa tujuan khusus:

1. Memberikan Informasi Penting

Prolog berguna untuk memberikan informasi yang sangat penting tentang cerita, seperti konflik, karakter utama, atau pesan umum dari cerita. Lebih daripada itu, bagian ini membantu pembaca untuk mendapatkan gambaran awal tentang apa yang akan mereka baca.

2. Menyajikan Latar Belakang Cerita

Di prolog, penulis bisa memberikan detail tentang latar belakang cerita. Kamu bisa memilih bagian yang penting namun tidak terlalu panjang atau rumit. Jadi, prolog dapat memberikan petunjuk awal sebelum cerita utama dimulai.

3. Penting, Meski Terpisah dari Cerita Utama

Walaupun prolog itu terpisah dari bagian utama cerita, informasi di dalamnya sangat penting. Jika pembaca melewatkannya, mereka mungkin akan kehilangan bagian penting yang akan dibahas lagi di bagian selanjutnya dari buku.

4. Memberi Kebebasan Kreatif bagi Penulis

Karena posisinya yang terpisah, prolog memberi penulis kesempatan untuk berkreasi, misalnya dengan menggunakan sudut pandang tokoh yang berbeda dari cerita utama.

5. Prolog Bisa Memberikan Foreshadow

Prolog yang baik biasanya memenuhi beberapa kriteria, seperti memberikan petunjuk tentang cerita yang akan berkembang (foreshadowing). Selain itu, prolog juga bisa kamu gunakan untuk memberikan janji kepada pembaca mengenai apa yang mereka rasakan ketika nanti melanjutkan membaca ceritamu.

BACA JUGA:   7 Cara Menulis Prolog dalam Novel Paling Simple

Kapan Harus Menulis Prolog dalam Novel?

Image created by Tika Widya using DALL-E 3

Nah, penulis sering menjadikan prolog sebagai beban yang menopang cerita dengan awal yang lemah. Namun, jangan sampai kamu terjebak pada praktik seperti ini, writers! Ingatlah! Prolog harus menambah nilai ke dalam cerita, bukan sekadar pengisi.

Terlebih lagi, pembaca sebenarnya sudah mengerti bahwa prolog itu terpisah tapi masih bagian dari cerita. Mereka biasanya lebih toleran terhadap apa isi prolog novel asalkan itu menarik dan berguna untuk cerita secara keseluruhan.

Dari pengalaman saya, menggunakan prolog itu seperti memberikan teaser atau cuplikan menarik kepada pembaca. Ini kesempatan untuk menarik minat mereka dan membuat mereka ingin terus membaca. Namun, kamu tidak harus melakukannya setiap saat.

Coba tanyakan beberapa hal ini kepada dirimu sendiri:

  • Apakah ada info penting yang mau saya sampaikan di luar cerita?
  • Apakah saya butuh sedikit mendorong pembaca untuk meneruskan membaca cerita saya?
  • Lalu, apakah saya punya latar belakang cerita yang harus diketahui pembaca mulai dari awal?
  • Apakah chapter 1 saya kurang memantik emosi?
  • Terakhir, apakah prolog akan memperkaya cerita saya?

Jika jawabanmu kebanyakan “iya,” maka ini adalah saat yang tepat untuk menuliskan prolog di awal ceritamu. Namun, jika jawaban kamu adalah “tidak,” maka lewati saja penulisan prolog. Jika kamu memutuskan untuk menuliskannya, kamu bisa belajar cara menulis prolog di sini!

Kesimpulan

Di akhir pembahasan ini, saya berharap penjelasan tentang prolog telah memberikan pencerahan bagi kamu yang sedang berjuang dalam proses penulisan novel.

Ingat, prolog bukanlah sebuah keharusan, tapi sebuah pilihan kreatif yang dapat meningkatkan nilai cerita jika kamu menggunakannya dengan tepat.

Saya belajar bahwa setiap elemen dalam sebuah karya sastra, termasuk prolog, harus memiliki tujuan dan berkontribusi pada keseluruhan narasi. Jadi, sebelum menambahkan prolog ke dalam novelmu, tanyakan pada diri sendiri apakah ini akan memperkaya cerita atau hanya sekedar tambahan.

Gunakan prolog dalam novel sebagai alat untuk mengait minat pembaca, memberikan konteks, dan menambah kedalaman pada cerita yang kamu sampaikan. Semoga dengan ini, kamu menjadi lebih percaya diri dan terinspirasi dalam menulis prolog yang mengesankan untuk novelmu. Selamat menulis, dan semoga sukses dengan karya-karyamu!

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *