Ini 4 Zat yang Menyebabkan Efek Rumah Kaca

Joseph Fourier pertama kali mengenalkan efek rumah kaca pada 1824. Efek rumah kaca menurut Fourier adalah proses pemanasan bumi yang disebabkan perubahan di atmosfer. Zat yang menyebabkan efek rumah kaca juga sangat berbahaya bagi lingkungan.

Kerusakan lapisan atmosfer bisa terjadi dari gas-gas yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Tentu saja tidak sadar bahwa gas atau zat-zat tersebut ada di lingkungan sekitar. Apa saja? Berikut empat zat yang menyebabkan efek rumah kaca.

1.  Karbondioksida

Karbondioksida adalah senyawa kimia yang memiliki rumus CO2. Zat Karbondioksida bisa berasal dari hembusan nafas manusia, asap pabrik, asap kendaraan, asap pembakaran sampah, biang es, dan asap gunung berapi.

Pada manusia, karbondioksida merupakan gas limbah yang diproduksi sebagai hasil metabolisme sel di dalam tubuh. Pada asap kendaraan, karbondioksida merupakan gas limbah dari hasil pembakaran bahan bakar minyak, batu bara, dan bahan bakar organik.

Karbondioksida akan lepas ke udara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar. Sebetulnya sangat baik untuk fotosintesis tanaman, tetapi jika tidak ada penyerapan, udara di permukaan bumi juga akan berbahaya.

Kelebihan karbondioksida di permukaan bumi inilah yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Oleh sebab itu, kajian inventarisasi gas rumah kaca menjadi sangat penting untuk dilakukan.

2.  Metana

Metana adalah senyawa kimia yang memiliki rumus CH4. Zat metana termasuk ke dalam zat yang menyebabkan efek rumah kaca karena memiliki potensi untuk merusak lapisan ozon bumi. Lapisan ozon merupakan lapisan atmosfer pada ketinggian 20-35 km di atas permukaan bumi.

Metana dihasilkan dari pembusukan tumpukan sampah makanan, peternakan sapi, dan pertanian. Tumpukan sampah paling bawah yang mengalami pembusukan akan memproduksi zat metana.

BACA JUGA:   Gen Z Angkat Bicara Soal Perpustakaan dan Literasi Informasi yang Lebih Baik

Pada peternakan sapi, kentut dan sendawa sapi merupakan penghasil metana. Menurut para peneliti iklim di Jerman, satu sapi perah per harinya dapat menghasilkan 300 sampai 500 liter gas metana.

Pada produksi pertanian, pupuk kimia menjadi penghasil zat metana. Dekomposisi dari pupuk kimia atau pupuk anorganik yang digunakan di lahan pertanian ini menghasilkan gas dinitrogen oksida dan metana.

Berdasarkan penelitian, gas rumah kaca dari sektor pertanian memiliki potensi pemanasan global lebih besar 23 – 296 kali dibandingkan dengan sektor energi.

3.  Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida adalah senyawa kimia dengan rumus NO2. Efek rumah kaca paling banyak memang dari pembakaran bahan bakar fosil. Gas tersebut kontributor terbesar dalam perusakan lapisan atmosfer karena mengandung karbon dioksida, nitrogen oksida, dan sulfur dioksida.

Nitrogen oksida memiliki bau tajam dan warna coklat kemerahan. Senyawa ini bisa menyerap panas 300 kali lebih banyak dari karbon dioksida dan metana. Sumber pembentukan gas nitrogen oksida adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, gas, atau minyak.

NO2 dalam kadar tinggi bersifat racun karena dapat merusak paru-paru. Apabila terpapar oleh NO2 selama 10 menit dengan kadar 5 ppm saja, manusia bisa mengalami kesulitan pernapasan.

4.  Sulfur Dioksida

Sulfur dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SO2.  Zat Sulfur dioksida tidak memiliki warna namun memiliki bau yang sangat menyengat. Sulfur dioksida terbentuk secara alami melalui penguraian hewan dan tanaman, konsumsi protein pada manusia, dan aktivitas gunung berapi. Sulfur dioksida terbentuk secara buatan dari aktivitas pembangkit listrik tenaga fosil.

Selain menjadi penyebab efek rumah kaca, sulfur dioksida juga menjadi penyebab terjadinya hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang diakibatkan oleh reaksi sulfur, nitrogen, oksigen, dan air di atmosfer.

BACA JUGA:   Money Parenting: Mengajarkan Anak Berinvestasi Sejak Dini

Sulfur dioksida selain mengancam kebersihan udara juga mengancam kehidupan tumbuh-tumbuhan, perairan, dan pertanian lewat hujan asam. Jadi, hujan asam memang tidak bisa disepelekan.

Hujan asam dapat menyebabkan lapisan lilin pada daun rusak, sehingga tumbuhan mudah terserang hama. Air dari hujan asam membuat perairan di bawahnya mengalami pencemaran oleh aluminium yang dapat menyebabkan diare dan alzheimer. 

Hujan asam yang terlalu sering menyirami tanah, membuat tanah mengalami peningkatan kadar keasamannya. Salah satu faktor negatif yang bisa timbul ialah sulit untuk ditanami tumbuhan dan pepohonan.

Zat yang menyebabkan efek rumah kaca juga banyak terjadi di sekitar lingkungan. Selain memperburuk udara, zat-zat tersebut juga bisa merusak lingkungan, seperti tanah. 

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *