6 Tips Penting untuk Melindungi Karya Penulis Pemula

Sebagai penulis, kamu mungkin telah menghabiskan berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, untuk menuangkan ide-idemu ke dalam sebuah karya. Tapi, gimana kalau tiba-tiba ada pihak lain yang berani mengklaim karya itu sebagai milik mereka? Pasti sangat mengecewakan! Itulah mengapa penting bagi kita untuk tahu cara melindungi karya yang sudah seperti anak sendiri ini.

“Sempat kaget dan sedih banget waktu tahu ada yang menggunakan cerpenku tanpa izin,” kata seorang penulis muda yang berbagi kisahnya di Komunitas Belajar Nulis by Tika Widya.

Dari pengalaman buruk para penulis, aku belajar banyak. Jadi, di sini, aku sudah merangkum tips mudah untuk melindungi karya agar kamu agar tidak mengalami hal serupa. 

Yuk, pastikan karya yang telah kamu buat dengan penuh usaha itu tetap aman di tanganmu!

1. Kirim Karyamu ke Email Sendiri

Sebelum kamu membagikan karya tulisanmu ke publik atau mengirimkannya ke penerbit, ada langkah penting yang bisa membantu melindungi hak cipta karyamu. 

Kirimkan dulu salinan dari karya tersebut ke email pribadimu. 

Langkah ini sederhana tapi sangat berguna. Pasalnya, tanggal di email tersebut akan menjadi cap waktu yang menunjukkan kapan karya itu pertama kali dibuat. 

Ini bisa dijadikan bukti yang kuat jika nanti ada masalah hak cipta, apalagi kalau ada orang lain yang mengklaim karya itu sebagai milik mereka. 

Contohnya, kamu menulis cerita pendek dan mengirimkannya ke emailmu pada 1 Januari. Kemudian, pada bulan Maret, kamu menemukan ada yang menggunakan cerita tersebut tanpa izinmu. Email yang kamu kirimkan pada Januari itu bisa kamu gunakan sebagai bukti bahwa kamu adalah pencipta asli dari cerita tersebut.

2. Baca Kebijakan Platform/Penerbit

Sebelum kamu mengirimkan atau mengunggah karyamu ke sebuah platform atau penerbit, jangan lupa untuk memeriksa ToC (Terms and Conditions) atau S&K (Syarat dan Ketentuan) yang mereka berikan. 

Misalnya, kalau kamu menulis di Wattpad maka kamu bisa cek ToC dan kebijakan mereka di sini

Salah satu poin pentingnya ada di bagian ini: 

Contoh ToC Platform Novel Digital Wattpad

Di sini, Wattpad menjelaskan bahwa kontenmu akan tetap menjadi milikmu sendiri. Dengan kata lain, hak cipta karya tetap ada di tanganmu. Oleh karena itu, kebijakan di Wattpad bisa dinilai ideal bagi penulis. 

Nah, setiap platform atau penerbit mungkin memiliki aturan yang berbeda-beda. Karena ada juga platform yang mengambil sebagian hak atas karyamu.

BACA JUGA:   Hubungan Menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis

Misalnya, kamu ingin memposting cerpen di sebuah situs cerita online. 

Di S&K-nya mungkin tertulis bahwa setiap karya yang diposting akan menjadi milik situs tersebut dan mereka dapat menggunakannya untuk keperluan apapun tanpa memberi royalti kepada kamu. 

Dengan mengetahui informasi ini sebelumnya, kamu bisa memutuskan apakah situs tersebut adalah tempat yang tepat untuk karyamu. 

Jika kebijakan mereka tidak sesuai dengan yang kamu inginkan, maka kamu dapat mencari alternatif platform/penerbit lain yang lebih menghormati hak cipta pengarang. 

Karena hak cipta adalah yang terpenting, luangkanlah waktu untuk membaca ketentuan ini agar kamu bisa melindungi karya dengan baik.

3. Cek Pasal Penting Sebelum Tanda Tangan Kontrak 

Sebelum kamu menandatangani kontrak dengan sebuah penerbit atau platform, kamu harus memeriksa pasal tentang Hak Cipta dan Hak Publikasi karya. 

Jangan skip! Jangan lewatkan apalagi sampai tidak membaca!

Ini adalah langkah krusial untuk memastikan bahwa hak cipta karyamu tetap berada di tanganmu. Selain itu, membaca keseluruhan pasal akan bikin kamu paham hak dan kewajiban masing-masing pihak.  

Pasal yang terpenting adalah pasal terkait hak cipta dan hak publikasi karya. 

Pasal Hak Cipta adalah pasal yang menjelaskan siapa yang memiliki hak atas karya tersebut setelah dipublikasikan. Idealnya, kamu sebagai penulis harusnya tetap memegang hak cipta karyamu. 

Sementara itu, Pasal Hak Publikasi akan menjelaskan bagaimana karyamu boleh dipublikasikan, disebarluaskan, atau bahkan dijual oleh penerbit atau platform tersebut. 

Pastikan kamu benar-benar nyaman dengan semua klausul yang ada. Jika ada yang tidak kamu mengerti atau kamu tidak setuju, jangan ragu untuk bertanya atau bahkan meminta revisi pada kontrak tersebut.

Contoh pasal hak cipta itu seperti ini: 

Contoh pasal hak cipta dalam kontrak karya dengan penerbit

Perhatikan!

Di pasal 6 bagian a tertulis bahwa “penerbit dan penulis mempunyai hak setara dalam bukunya…” 

Ini mengindikasikan bahwa penerbit memiliki klaim atas hak cipta karyamu, serupa dengan hak yang kamu miliki sebagai penulis. 

Dengan kata lain, penerbit bisa bertindak seolah-olah mereka adalah pemilik bersama dari karyamu. 

Lewat adanya hak setara ini, penerbit akan memiliki beberapa kontrol atas cara distribusi, publikasi, atau bahkan modifikasi dari karya tersebut. 

Mereka juga mungkin berhak untuk mendapat keuntungan dari penjualan atau penggunaan karyamu tanpa perlu mendapatkan persetujuan lebih lanjut dari kamu.

Tentu saja, tidak semua penerbit akan menerapkan kebijakan hak cipta yang sama. Oleh karena itu, BACALAH kontrakmu dengan baik

Kemudian, pertimbangkan apakah kamu nyaman dengan pengaturan hak cipta sebelum kamu menandatangani kontrak. 

Nah, kalau contoh hak publikasi lain lagi.

BACA JUGA:   Wadah Transparan Bisa Jadi Jawaban Persoalan Manajemen Sampah, Gimana Caranya?

Misalnya, kamu menemukan bahwa kontrak mengharuskan kamu untuk memberikan hak eksklusif kepada penerbit untuk mempublikasikan karyamu di semua format. 

Artinya, selama periode waktu tertentu, kamu tidak boleh mempublikasikan atau menjual karya yang sama di tempat lain. Jika ini sesuatu yang tidak kamu inginkan, kamu bisa mencoba untuk bernegosiasi tentang aspek ini. 

Jadi, selalu baca dengan teliti dan pahami setiap detail dalam kontrak sebelum kamu menandatanganinya karena kamu perlu melindungi karya yang sudah ditulis susah payah.

4. Kalau Ada Karya Lain yang Mirip Punyamu…

Kalau kamu menemukan cerita lain yang mirip dengan karyamu, langkah pertamanya adalah untuk jangan langsung menuduh.

Coba cek dulu seberapa besar kemiripannya. Ingat, dalam dunia penulisan, terutama di genre yang populer, sering kali banyak cerita yang menggunakan trope atau tema yang sama. 

Jadi, bisa saja kemunculan ide yang mirip itu adalah kebetulan dan bukan karena ada yang meniru karyamu.

Misalnya, dalam genre fantasi, banyak cerita yang memakai elemen seperti sekolah sihir atau pertarungan antara baik dan jahat, yang mungkin membuat beberapa karya terasa serupa. 

Sebelum mengambil tindakan lebih lanjut, analisis dulu kesamaan-kesamaannya. Perhatikan plot, karakter, setting, dan elemen penting lainnya. Jika persentase kemiripannya kecil, mungkin itu hanya kebetulan saja.

Namun, jika setelah diteliti kamu masih merasa kemiripan tersebut terlalu mencolok dan bukan sekedar kebetulan, segeralah berkonsultasi dengan pihak berwenang atau profesional hukum untuk mengetahui langkah yang tepat yang bisa diambil. 

Jadi, jangan terburu-buru menuduh apalagi sampai bikin gaduh di medsos, ambil waktu untuk menganalisis secara menyeluruh dulu. Dengan demikian, kamu sudah memegang bukti, fakta dan data sebelum melayangkan tuntutan. 

5. Susun Datamu Sebelum Menuntut

Kalau kamu menemukan ada yang menggunakan ide, struktur cerita sampai kata per kata sama dengan karyamu, kamu harus waspada. 

Langkah awal yang harus kamu lakukan adalah dengan mengecek berapa persen kesamaannya. 

Caranya, kamu bisa mendata secara spesifik di bagian mana saja dari karyamu yang dicontek tersebut.

Misalnya, kamu bisa menggunakan beberapa tools online untuk membandingkan teks, atau melakukannya secara manual jika karyanya tidak terlalu panjang. 

Fokus pada bagian-bagian kunci seperti narasi penting atau dialog yang unik dari karakter-karakter dalam karyamu. Catat semua temuanmu dengan rapi.

Kamu bisa bikin tabel kemiripan dengan format seperti ini: 

Bab / BagianLokasi Teks di Karya ATeks dari Karya ALokasi Teks di Karya BTeks dari Karya BPersentase Kemiripan
Bab 1Halaman 5, Paragraf 3“Langit biru terbentang luas, awan berarak lambat.”Halaman 4, Paragraf 3“Langit biru membentang, awan berarak perlahan.”80%
Bab 2Halaman 10, Paragraf 1“Dia tersenyum, matanya berbinar saat melihat kembang api.”Halaman 9, Paragraf 2“Senyumnya merekah, matanya berbinar melihat kembang api.”70%
Bab 3Halaman 15, Paragraf 2“Hujan deras mengguyur, membuat jalanan licin dan sulit dilalui.”Halaman 14, Paragraf 1“Hujan lebat mengguyur, jalanan menjadi licin dan berbahaya.”60%
Contoh template untuk membuat data kemiripan karya

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa lebih dari 70% dari satu bab atau seluruh novelmu dicontek, ini bisa menjadi dasar yang kuat untuk mengambil tindakan hukum, seperti mengirim somasi kepada pelaku. 

BACA JUGA:   The Rise of Voluntourism: The Good, The Bad, and The Ethical

Somasi adalah surat peringatan untuk menghentikan pelanggaran hak cipta dan bisa meminta ganti rugi atas kerugian yang kamu alami.

Simpan semua bukti dan dokumentasi dengan baik. Jika perlu, kamu bisa meminta bantuan dari pengacara yang spesialis di bidang hak cipta untuk menangani kasus ini lebih lanjut. 

Jadi, selalu bersikap teliti dan bertindak berdasarkan analisis yang mendalam sebelum memutuskan untuk mengambil langkah hukum.

6. Periksa Karyamu Sendiri!

Penulis pemula mungkin khawatir tentang kemungkinan plagiat dalam novel digitalmu. Apalagi, di masa kini, ada ribuan karya online yang tidak mungkin kamu baca satu-satu. Takut akan ide atau kata-kata yang mirip mungkin bakal bikin kamu jadi malas upload karya. 

Nah, jangan khawatir, writers! Sekarang, kamu dapat memeriksa kesamaan karya dengan ribuan karya lainnya sebelum kamu mempostingnya. 

Ini bisa menghindarkan kamu dari tuduhan plagiat yang tidak menyenangkan dan membantu menjaga integritas karyamu. 

Berikut beberapa tools plagiasi yang populer yang bisa bantu kamu melakukan pengecekan. 

  1. Copyscape – Ini adalah salah satu tool yang paling terkenal untuk mengecek plagiat. Kamu cukup memasukkan URL jika karyamu sudah online, atau upload teks karyamu untuk mencari tahu apakah ada konten yang sama di internet.
  2. Quetext – Tool ini juga cukup efektif dalam mendeteksi kemiripan teks. Quetext menggunakan teknologi DeepSearch™ yang canggih untuk menemukan kesamaan yang mungkin tidak terdeteksi oleh tool lain.
  3. Turnitin – Sering digunakan di lingkungan akademis, Turnitin sangat baik untuk mengecek karya tulis yang luas dan mendetail, termasuk skripsi atau disertasi, namun juga efektif untuk karya-karya fiksi.

Gimana cara menggunakannya?

  • Siapkan teks novel digital yang ingin kamu cek.
  • Pilih salah satu dari tools di atas dan ikuti instruksi untuk mengupload dokumen atau memasukkan teks.
  • Lakukan pengecekan dan lihat laporan kesamaan yang dihasilkan.

Jika tools tersebut menunjukkan adanya kesamaan yang signifikan, periksa bagian mana yang ditandai dan coba modifikasi atau tulis ulang bagian tersebut untuk membuatnya lebih unik. 

Setelah kamu merasa karyamu sudah cukup berbeda, lakukan pengecekan lagi untuk memastikan perbaikan sudah efektif.

Selanjutnya, aku selalu menyarankan untuk menyimpan bukti dari hasil pengecekan ini, misalnya dengan screenshot hasilnya. 

Dokumen ini bisa sangat berguna sebagai bukti bahwa kamu telah melakukan upaya untuk menghindari plagiat, dan ini bisa menjadi pembelaan yang kuat jika ada yang menuduh karyamu nanti.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu bisa lebih tenang ketika memposting karyamu dan lebih percaya diri dalam menjaga keaslian karya tulis.

Akhir Kata

Melindungi karya intelektual memang penting dan kini juga semakin mudah dilakukan. Dengan mengikuti tips sederhana yang telah kita bahas, kamu bisa merasa lebih aman dan nyaman dalam berbagi kreativitas tanpa khawatir akan dicuri orang lain. 

Ingat, setiap langkah yang kamu ambil untuk mengamankan karya merupakan investasi dalam menjaga integritas dan nilai dari usaha kerasmu. 

Jadi, jangan ragu untuk menggunakan setiap sumber dan tool yang ada demi melindungi karya dan hak ciptamu. Ayo, siapkan dirimu untuk terus berkarya dengan rasa aman dan percaya diri!

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *