Pengertian Tone Cerita, Fungsi, Cara Menentukan dan Contohnya

Kalau kamu lagi ngobrol sama temen, kamu pasti bisa nangkep dia lagi sedih, senang, atau malah kesal hanya dari cara dia ngomong. Nah, dalam dunia tulisan, hal yang serupa itu kita sebut dengan tone cerita. 

Tone cerita itu penting banget karena bisa menentukan gimana perasaan pembaca saat mereka ‘ngobrol’ sama ceritamu. 

Yuk, kita bahas lebih dalam tentang apa itu tone cerita dan kenapa itu penting banget buat tulisan kamu.

Pengertian Tone Cerita

Tone cerita adalah sikap atau suasana hati yang ditunjukkan oleh penulis melalui bahasa, gaya, dan karakter dalam cerita.

Dengan kata lain, tone cerita adalah nada atau suara dari ceritamu. Ini berkaitan dengan cara kamu menyampaikan cerita itu ke pembaca. 

Apakah ceritamu ini serius, lucu, sedih, atau bahkan misterius? Semua itu tergantung pada tone yang kamu pilih. 

Kenapa Tone Itu Penting?

Ada banyak alasan kenapa tone cerita penting banget. 

  1. Menentukan Mood Pembaca – Tone cerita bisa menentukan suasana hati pembaca. Misalnya, tone yang ceria akan membuat pembaca merasa bahagia, sementara tone yang gelap bisa membuat pembaca merasakan ketegangan.
  2. Membantu Pembaca Mengerti Pesan – Dengan menggunakan tone yang tepat, kamu bisa membuat pesan dalam ceritamu lebih jelas. Misalnya, tone serius dalam diskusi topik berat bisa membantu pembaca mengerti pentingnya isu yang kamu angkat.
  3. Membangun Tokoh – Tone juga bisa membantu kamu dalam membangun tokoh cerita. Misalnya, cerita dengan tone misterius  bisa menggunakan tokoh yang selalu berbicara dengan gaya sarkastik dan sedikit sinis.
BACA JUGA:   Bahasa Inklusif: Apa Pentingnya dalam Penulisan?

Cara Menentukan Tone Cerita

Berikut sedikit langkah sederhana untuk tahu sebenarnya apa tone ceritamu. 

  1. Kenali Tujuan Ceritamu – Sebelum memutuskan tone, tanya dulu sama diri kamu, apa tujuan ceritamu? Apakah untuk menghibur, memberi informasi, atau mungkin untuk mempengaruhi pembaca tentang suatu isu?
  2. Pahami Audiensmu – Siapa yang bakal baca ceritamu? Anak-anak, remaja, atau orang dewasa? Pemilihan tone akan berbeda tergantung pada siapa yang kamu sasar.
  3. Pilih Kata-kata dengan Bijak – Kata-kata yang kamu pilih sangat mempengaruhi tone ceritamu. Catchphrase yang ringan dan lucu akan menciptakan tone ceria, sedangkan kata-kata yang berat dan kompleks bisa menciptakan tone yang lebih serius.

Contoh Tone Cerita dan Kalimatnya

Coba deh cek beberapa contoh paragraf yang bisa digunakan dalam tone cerita yang sudah kamu pilih. 

Tone CeritaContoh Paragraf
CeriaHujan turun dengan lembut, namun itu tidak menghentikan langkah kaki kami. Di tengah lapangan yang basah, kami berdansa, tertawa tanpa henti, menikmati setiap tetes yang menyentuh kulit. Itu adalah momen kebahagiaan yang tak terlupakan, di mana dunia seakan hanya milik kami berdua.
SeriusMalam itu, langit tampak murung, seakan mengerti luka yang tersembunyi dalam hati kami. Jalanan yang sepi menambah suasana melankolis, dan tiap langkah kami terasa berat, seolah-olah beban dunia ada di bahu kami. Kami berjalan dalam diam, tersesat dalam pikiran masing-masing, mencari arti dari kesedihan yang tak terucap.
MisteriusKoridor tua itu menyimpan banyak rahasia. Setiap langkah kami diiringi oleh bisikan halus yang seakan berasal dari dinding-dinding berdebu. Ada cerita di setiap sudut, kisah-kisah yang terlupakan oleh waktu. Kami berjalan dengan hati-hati, menyadari bahwa setiap inci dari tempat ini adalah buku sejarah yang hidup, menunggu untuk diceritakan.

Tips Menjaga Tone Cerita Tetap Konsisten

Ini sedikit tips penting untuk memastikan tone ceritamu beneran “rata” dari awal sampai akhir. 

  1. Rencanakan dari Awal – Sebelum menulis, tentukan dulu tone yang akan kamu gunakan. Ini akan membantu kamu menjaga konsistensi tone sepanjang cerita.
  2. Baca Ulang Tulisanmu – Kadang, tanpa sadar, kita bisa berganti tone di tengah cerita. Membaca ulang tulisanmu bisa membantu kamu memastikan bahwa tone-nya tetap konsisten.
  3. Minta Feedback – Kadang kita butuh pandangan orang lain untuk menilai karya kita. Minta teman atau keluarga untuk membaca dan memberi tahu apakah tone ceritamu sudah pas dan konsisten. Kalau kamu penulis di platform novel digital, kamu juga bisa mengecek feedback dari pembaca secara berkala untuk memastikan konsistensi. 
BACA JUGA:   4 Contoh Praktis Menulis Dengan Show Don’t Tell

Akhir Kata

Tone cerita itu seperti baju yang dikenakan ceritamu. Kamu tentu nggak mau ceritamu ‘salah kostum’, kan? 

Jadi, ambil waktu untuk memilih tone yang paling pas dengan ceritamu, agar ceritamu lebih hidup dan bisa menyentuh pembaca. 

Selamat menulis, dan jangan takut untuk bereksperimen dengan berbagai tone cerita hingga kamu menemukan yang paling cocok!

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *