Site icon Tika Widya

10 Latihan Menulis Setting Cerita – Bikin Lebih Hidup

10 Latihan Menulis Setting Cerita - Bikin Lebih Hidup

Image created by Tika Widya using DALL-E 3

Menulis cerita yang menarik membutuhkan waktu, usaha, dan latihan yang tidak sedikit. Salah satu aspek penting dari penulisan yang sering terabaikan adalah menciptakan setting cerita yang hidup untuk kisahmu. 

Setting cerita dapat menghidupkan tokoh dan memberikan latar belakang bagi alur ceritamu. Namun, menyusun setting yang believable membutuhkan banyak perhatian terhadap detail dan latihan. 

Dalam postingan blog ini, sahabat menulis favorit kamu akan memberikan 10 latihan menulis untuk membantumu menguasai elemen penceritaan yang penting ini!

Latihan #1: Kamar

Tulis deskripsi ruangan/kamar kamu dari sudut pandang tokoh yang sedang kamu kerjakan. Ingat! Penulisan peristiwa dalam cerita fiksi bersifat imajinatif. Jadi, jika tokohnya berasal dari waktu atau tempat lain, hasil yang kamu dapat akan terasa lebih menarik. 

Tuliskan: 

Jumlah kata ideal untuk latihan ini300-500 kata

Latihan #2: Mood

Mulai latihan ini dengan mencari sebuah buku atau majalah yang berisi foto atau gambar-gambar tempat yang belum pernah kamu kunjungi. Kamu juga bisa menggunakan gambar di atas untuk referensi awal.  

  1. Pertama-tama, pilih gambar yang kamu sukai. 
  2. Selanjutnya, tulislah adegan pendek dari sudut pandang tokoh yang baru saja tiba di lokasi ini dan melihatnya untuk pertama kali. 
  3. Jelaskan setting tersebut melalui mata si tokoh. 
  4. Kemudian, berikan perhatian khusus pada suasana hati (mood) yang ditimbulkan oleh gambar ini dalam diri tokoh.
  5. Tuangkan dalam narasi.  

Setelah menyelesaikan narasi pertama, kamu bisa melanjutkan ke narasi kedua. Kali ini, buatlah sesuatu yang berlawanan dari sebelumnya. 

  1. Jika tulisan pertamamu membawa atmosfer romantis, rileks dan bahagia, maka pastikan tulisan kedua ini berlawanan dengan yang pertama (begitu pula sebaliknya).
  2. Buatlah adegan yang memaksa tokohmu merasa marah atau cemas (atau kebalikan dari mood pada tulisan awal). 
  3. Kemudian, tuliskan narasi dengan detail sensorik yang dirasakan si tokoh. 
  4. Lihat perbedaannya. 

Dari gambar yang sama, kamu sudah bisa mengembangkan dua adegan dengan nuansa yang bertolak belakang. 

Jumlah kata ideal untuk latihan ini1000 kata (500 kata per bagian)

Latihan #3: Riset

Latihan yang ketiga ini cukup mudah. Pertama-tama, kamu mulai dari: 

  1. Memilih tempat yang belum pernah kamu kunjungi – Nah, kalau kamu punya peta, coba pejamkan mata dan pilih tempatnya secara acak. Kalau belum punya, coba gunakan gambar di atas. 
  2. Lakukan riset mengenai lokasi yang kamu pilih. 
  3. Kemudian, buatlah sebuah adegan yang berlatar lokasi tersebut. 
  4. Tuliskan narasinya. 

Cobalah untuk memasukkan sebanyak mungkin detail setting cerita agar kamu terkesan seolah-olah pernah ke sana. Misalnya, baunya seperti apa? Orang seperti apa yang akan kamu lihat di sana? Seperti apa iklimnya? Dan lain sebagainya. 

Jumlah kata ideal untuk latihan ini600-1000 kata

Latihan #4: Deskripsi dengan Panca Indera

Pemilihan diksi yang baik akan memberi dampak yang hebat pada pembaca. Oleh karena itulah, kamu harus sering-sering latihan membuat deskripsi dan narasi. Cobalah melakukan ini. 

Pilih salah satu tempat berikut buatlah tulisan deskriptif dengan menggunakan SEMUA panca indera (sentuhan, rasa, penglihatan, penciuman, pendengaran):

Jumlah kata ideal untuk latihan ini300-500 kata

Latihan #5: Lingkungan Sekitar

Luangkan waktu untuk mendeskripsikan situasi di sekitarmu. Cobalah melakukan ini: 

Jumlah kata ideal untuk latihan ini200-400  kata

Latihan #6: Perspektif Tokoh

Saat mendeskripsikan setting cerita, perhatikan siapa yang sedang berada di dalamnya dan apa yang mereka lihat. 

Contohnya: seorang narapidana mungkin akan merasa asing ketika hadir di sebuah restoran yang sedang mengadakan pesta untuk para polisi. Sebaliknya, keluarga polisi malah akan merasa senang ketika berada di lokasi yang sama.

Dari contoh di atas kamu bisa melakukan latihan penulisan dengan sudut pandang yang berbeda. 

Caranya: 

Jumlah kata ideal untuk latihan ini300 kata untuk setiap tokoh

Latihan #7: Pilih Setting

Memilih setting cerita yang tepat adalah salah satu keputusan penting penulis saat merencanakan adegan dalam ceritanya. Lokasi yang tepat dapat meningkatkan mood, menambah ketegangan, menajamkan konflik dan menyediakan cara untuk memperjelas latar belakang tokoh.

Penulis biasanya langsung memilih tempat pertama yang terlintas di kepala. Namun, tindakan seperti ini bisa saja malah membuat penulis kehilangan kesempatan untuk menambahkan layer cerita. Terlebih lagi, lokasi yang terlalu predictable atau sering digunakan pada cerita yang sama bisa membuat pembacamu merasa cepat bosan. 

Latihan ketujuh akan membantumu mengatasi hal ini. Berikut langkah-langkahnya:

Jumlah kata ideal untuk latihan ini

Latihan #8: Tebak di Mana?

Saatnya main tebak-tebakan! 

Deskripsi yang kamu tulis terbilang sukses jika temanmu dapat menebak lokasinya. 

Jumlah kata ideal untuk latihan ini300-400 kata

Latihan #9: Mata Elang

Menulis setting cerita membutuhkan latihan yang kreatif. Kamu tak hanya bisa menulis narasi deskriptif dengan perspektif tokoh. Coba juga mendeskripsikan sebuah lokasi dengan bird view (mata burung).

Jumlah kata ideal untuk latihan ini300 kata

Latihan #10: Menggunakan Template 

Latihan selanjutnya bisa kamu lakukan ketika kamu masih dalam tahap awal perencanaan cerita. Mengisi template worldbuilding di bawah ini akan memberikan gambaran lengkap mengenai setting untuk ceritamu. 

Template ini bisa kamu gunakan untuk semua genre cerita, bukan hanya untuk cerita fantasi saja. Pakai sebebas mungkin supaya proses kreatifmu terasa lebih lancar. 

Pertanyaan Umum tentang Latihan Menulis

1. Seberapa sering saya harus melakukan latihan menulis?

Sesering mungkin dan jaga konsistensinya. Dengan kata lain, Berlatih menulis secara terus menerus dapat meningkatkan kemampuan menulismu secara efektif. Oleh karena itu, pastikan kamu meluangkan waktu untuk melakukannya setiap hari.

2. Apakah saya harus mempraktikkan semua latihan ini?

Tidak harus semua. Kamu bisa memilih beberapa latihan yang cocok dengan kebutuhanmu. Dengan kata lain, cari latihan yang bisa membantumu menguasai teknik penulisan baru atau membantumu meningkatkan skill.

3. Mengapa setting cerita itu penting untuk dilatih?

Setting cerita sering diabaikan oleh penulis. Namun, setting ceritalah yang sebenarnya membangun atmosfer dan mood dalam setiap adegan. Latihan setiap saat akan membantumu menuliskan narasi deskriptif setting cerita dengan baik. Dengan demikian, narasi menjadi lebih hidup sehingga pembaca lebih menikmati sekaligus terlibat dalam cerita yang kamu buat.

4. Butuh berapa kali latihan menulis setting cerita sebelum saya dapat menguasai tekniknya dengan baik?

Jumlah latihan yang dibutuhkan tentu saja variatif untuk setiap penulis. Terlebih lagi, setiap penulis itu unik dan punya kelebihan masing-masing. Tidak ada jumlah yang pasti. Yang jelas jika kamu konsisten melakukan latihan menulis setting cerita ini, maka kamu akan merasakan perbedaannya beberapa saat kemudian.

Pesan Terakhir…

Berlatih menulis setiap saat akan menjadikanmu penulis yang lebih baik dari sekarang. Biar kamu tidak merasa sendiriam, jangan lupa gabung juga dengan Komunitas Menulis Tika Widya di mana kamu bisa sharing soal kepenulisan bersama 1200+ penulis lainnya.

Banyak teman bikin bebas dari rasa malas, loh! Teruslah bersemangat dalam menulis dan praktikkan 10 latihan menulis setting cerita di atas dengan baik. Selamat menulis, writers

Exit mobile version