Ungkapan Chekhov’s Gun berasal dari Anton Chekhov yang tenar karena naskah-naskah dramanya.
“Jika di babak pertama kamu memiliki senapan yang tergantung di dinding, maka pistol itu harus ditembakkan di babak terakhir.”
Anton Chekhov
Poin penting dari konsep menulis fiksi ini adalah bahwa setiap elemen yang diperkenalkan dalam sebuah cerita harus memiliki fungsi dalam keseluruhan narasi.
Ketika diterapkan dengan benar, Chekhov’s Gun juga memandu penulis menuju pengembangan plot yang lebih baik, pertumbuhan karakter yang lebih dalam, dan penulisan yang lebih efektif secara keseluruhan.
Chekhov’s Gun Tidak Sama dengan Teknik Foreshadow
Banyak penulis sering menyamakan Chekhov’s Gun dengan teknik foreshadow. Oleh karena itu, saya akan mencoba menjelaskan perbedaannya:
Chekhov’s Gun | Foreshadow |
Penulis menarik perhatian pembaca lewat sebuah detail lalu menggunakan detail tersebut dalam plot point berikutnya. | Penulis memberikan petunjuk yang samar agar pembaca mengabaikan petunjuk tersebut namun menggunakannya sebagai detail (biasanya plot twist) di akhir cerita. |
Contoh Chekhov’s Gun: Jika kamu menyebutkan bahwa tokohmu dapat membaca pikiran di Bab 1, maka kamu harus menggunakan kemampuan telepati ini pada plotpoint yang signifikan. | Contoh Foreshadow: Jika kamu ingin kemampuan membaca pikiran menjadi plot twist, maka kamu hanya perlu memberi pertanda yang samar di bagian awal cerita. Kamu bahkan tidak perlu secara khusus menyatakan bahwa karakter tersebut bisa bertelepati di adegan pembuka. Yang kamu berikan adalah petunjuk sehingga pembaca dapat menikmati revelation-nya di bagian akhir. |
Fun Fact: Sebagian besar pembaca modern sangat aware terhadap foreshadow. Jadi mereka biasanya mengharapkan penjelasan/revelation di akhir cerita kamu.
4 Cara Menggunakan Chekhov’s Gun
Seperti halnya konsep penulisan fiksi lainnya, kamu dapat langsung menerapkan Chekhov’s Gun pada cerita. Nah, berikut adalah beberapa cara untuk melakukannya!
1. Soroti Sebuah Benda
Penulis dapat menggunakan prosa untuk menghidupkan adegan atau latar. Dalam artian, kamu dapat menuliskan tentang bau bensin di SPBU atau nikmatnya udara di pegunungan agar pembaca merasa berada di tempat tersebut.
Detail sensorik adalah cara yang baik untuk menerapkan aturan show don’t tell dan membantu menghidupkan cerita.
Detail semacam ini penting karena menghasilkan tulisan yang kaya. Namun, ini bukan berarti bahwa setiap detail perlu menjadi plotpoint utama.
Contoh Penggunaan Chekhov’s Gun dengan Benda:
Jika seorang tokoh duduk di kursi di bab pertama, itu tidak berarti kursi itu harus mendadak hidup pada klimaksnya.
Namun, jika kamu menulis bahwa tokoh duduk di kursi yang selalu berdebu bahkan ketika sudah dibersihkan, maka kamu telah memberi arti pada kursi. Jadi, selanjutnya si kursi juga akan memainkan peran di beberapa point dalam cerita.
Bisa jadi, di waktu yang lain si tokoh akan menemukan kursinya mendadak bersih. Ini bisa jadi simbol atau teka-teki baru dalam plotpoint kamu.
Teknik seperti inilah yang bisa kamu sebut dengan istilah Chekhov’s Gun.
2. Soroti Skill atau Kemampuan Tokoh
Kamu juga harus mengingat Chekhov’s Gun dalam hal pengembangan karakter. Dua cara bagi seorang penulis untuk memperkaya tokoh mereka adalah dengan latihan pengembangan karakter dan pembuatan profil karakter.
Namun, tidak semua fakta tentang tokoh perlu — atau harus — dimasukkan ke dalam cerita. Tentukan karakteristik yang relevan dengan keseluruhan alur novel dan yang akan memperkaya dan mendorong plot. Kemudian, fokuslah pada itu.
Mungkin menjelang awal novel, kamu mengungkapkan bahwa sejak kecil, seorang karakter memiliki bakat luar biasa untuk merasakan perasaan orang lain.
Atribut ini sekarang perlu ikut memainkan peranannya dalam plot. Jika gagal berperan, maka detail ini dianggap tidak relevan dan tidak menambah pemahaman pembaca tentang cerita atau si tokoh. Sehingga, kamu mungkin perlu menghapus detail tersebut dari tulisanmu.
Contoh Penggunaan Chekhov’s Gun pada Skill/Kemampuan Tokoh:
The Hunger Games — Di Bab 4, kita belajar tentang pengetahuan Katniss tentang vegetasi beracun.
“Many are edible, but one false mouthful and you’re dead. I checked and double-checked the plants I harvested with my father’s pictures. I kept us alive.”
Katniss Everdeen
Ini adalah keterampilan Katniss yang ditekankan oleh penulis The Hunger Games, Suzanne Collins.
Kemudian, Katniss menunjukkan kemampuannya ketika dia menghukum Peeta karena mengumpulkan buah beri beracun dan hampir memakannya.
Dan, tentu saja, klimaks dari novel ini terjadi ketika Katniss menggunakan buah beri itu untuk mengelabui Capitol agar membiarkan dia dan Peeta selamat dari Hunger Games.
3. Tuliskan Sesuatu yang Tidak Bisa Diduga
Bayangkan kamu sedang membaca sebuah novel dan di tengah jalan, dua tokoh utama sedang berdebat sengit di sebuah kedai kopi ketika seorang pria muncul dan membuat pertengkaran berhenti karena pakaiannya yang tidak biasa.
Pada titik ini, si pria berfungsi untuk mengakhiri argumen. Namun, perannya dalam cerita tidak berakhir di situ. Terlebih lagi, jika kamu memperkenalkan elemen yang tidak biasa, maka kamu perlu menindaklanjuti dengan penjelasan kepada pembaca.
Mengapa pria itu berpakaian aneh? Kenapa dia ada di kedai kopi? Mengapa pria ini secara khusus harus mengakhiri argumen karakter lain?
Memperkenalkan elemen dalam konteks yang tidak biasa adalah cara yang bagus menarik perhatian pembaca. Namun, jika kamu tidak memiliki alasan yang jelas untuk melakukannya, maka kamu termasuk penulis yang gemar memberontak dari aturan Chekhov.
4. Fokuslah pada Elemen yang Berdampak
Ada alasan mengapa Chekhov menggunakan pistol untuk menjelaskan konsep penulisan ini. Pasalnya, pistol adalah benda yang membawa bobot simbolis dan dapat menyiratkan beberapa hal — seperti kekerasan.
Jadi, ketika kamu akan memperkenalkan benda yang umumnya memiliki dampak emosional terhadap pembaca, maka kamu wajib memberikan benda tersebut tujuan.
Kendati demikian, kamu perlu mengingat bahwa pistol tidak melulu harus meletus. Lebih daripada itu, kamu dapat menggunakannya dengan cara lain untuk memenuhi aturan Chekhov’s Gun.
Misalnya saja, kamu bisa menulis bahwa pistol tersebut ternyata tiruan yang digantung di dinding seorang seniman eksentrik sebagai dekorasi.
Sekali lagi, saat kamu fokus pada suatu benda, kamu perlu memberinya arti penting di dalam plot. Tidak perlu harus kamu gunakan, namun kamu juga bisa membuatnya berfungsi sebagai pencitraan dalam sebuah adegan.
Singkatnya, pastikan benda tersebut memiliki tujuan yang jelas sebelum mengintegrasikannya ke dalam cerita.
Fun Fact: ada juga perangkat plot yang dapat dilihat sebagai kebalikan dari Chekhov’s Gun. Namanya “MacGuffin.” Populer karena Alfred Hitchcock, MacGuffin biasanya mengambil objek keinginan untuk protagonis dan hanya berguna untuk membawa tokoh menempuh suatu perjalanan. Sedangkan, tujuan/objek ini sebenarnya tidak membawa makna naratif itu sendiri. Contohnya dalam Pulp Fiction: ada sebuah tas yang dikejar dan dilindungi mati-matian oleh tokoh-tokoh di sepanjang film, namun isinya dan arti penting koper itu bagi karakter tidak pernah terungkap.
Akhir Kata
Tentu saja, writers tidak perlu mengikuti aturan Chekhov’s Gun sampai ke setiap detail dalam sebuah cerita. Karena, ini pasti akan melelahkan pembaca.
Sebaliknya, Chekhov’s Gun dapat kamu gunakan sebagai pengingat supaya kamu tidak meninggalkan detail aneh yang tersebar di seluruh cerita. Buatlah setiap kata menjadi penting dan belajarlah untuk memberikan arti pada detail.