Menulis cerita yang berhasil menyentuh hati pembaca merupakan impian setiap penulis. Atau, paling tidak, ini adalah salah satu dari impian menulisku.
Menurutku, menulis itu tentang gimana kita memberi dampak kepada pembaca.
Makanya, kalau bicara soal menulis fiksi seperti cerpen atau novel, yang harusnya kita perhatikan adalah dampak emosional tulisan kita kepada pembaca.
Nah, menyentuh hati itu bukan cuma soal bikin pembaca nangis atau nggak di akhir cerita.
Penulis harusnya berpikir gimana caranya melibatkan mereka secara emosional ke dalam tulisan.
Dengan kata lain, pembaca harus bisa merasa marah, sedih, senang dan bahagia bareng tokoh yang kita ciptakan.
Inilah yang disebut dengan tersentuh.
Ini penting.
Karena, sekali pembaca tersentuh, ceritamu nggak akan terlupakan selamanya.
Jadi, gimana caranya bikin cerita seperti ini?
Baca sampai akhir karena aku akan menjelaskan (lengkap dengan contoh) sembilan cara bikin cerita yang menyentuh hati pembaca.
1. Gunakan Emotional Truth
Cara pertama untuk membuat cerita yang menarik sekaligus menyentuh hati adalah belajar soal emotional truth.
Emotional truth adalah isi hati yang terasa benar bagi kita, meskipun kadang nggak selalu sesuai dengan fakta sebenarnya.
Ini bisa kita terapkan dalam cerita demi menyentuh hati pembaca.
Caranya?
Masukkan saja emotional truth tokohmu ke dalam narasi.
Coba eksplorasi pengalaman emosional si tokoh pada setiap adegan.
Apakah ia merasa kecewa, senang, marah, benci atas apa yang terjadi?
Ataukah ia merasa kejadian di depannya mengingatkannya pada trauma masa lalu?
Kenali apa isi hati si tokoh dan bagaimana situasi di sekitarnya berpengaruh pada emosinya.
Kemudian, tuliskan dalam satu atau dua paragraf di adeganmu untuk memberi gambaran tentang perasaan tokoh kepada pembaca.
Ini bakal bikin pembaca bisa memahami si tokoh dan akhirnya membela tokoh itu sepanjang cerita.
Contoh penggunaan emotional truth dalam narasi:
Emosi | Contoh Narasi |
Kecewa | Rani duduk terpaku di sudut kamar. Surat penolakan itu tergeletak di meja dan menghancurkan semua harapannya. Air mata menetes, mengingatkan dia pada kegagalan yang sama lima tahun lalu. |
Senang | Dewi melompat kegirangan saat melihat hasil ujian di papan pengumuman. Usahanya selama ini terbayar lunas. Mimpinya benar-benar menjadi nyata sehingga senyuman tak pernah lepas dari wajahnya sepanjang hari. |
Marah | Beni mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memerah. Pengkhianatan ini benar-benar menusuk hati. Semua kenangan baik tentang sahabatnya kini sirna, digantikan oleh amarah yang membara. |
Benci | Setiap kali melihat wajahnya, rasa benci dalam diri Lina semakin membesar. Perlakuan buruk yang diterimanya selama ini tidak pernah bisa ia lupakan. Kebencian itu menggerogoti hatinya, membuatnya sulit untuk berpikir jernih. |
2. Bikin Paragraf Pertama yang Hooking
Sebuah cerita selalu dinilai dari paragraf pertamanya.
Makanya, ini adalah langkah awal menulis cerita yang krusial.
Kalau paragraf pertama ini hooking dan berhasil bikin pembaca emosi atau penasaran, maka mereka akan meluangkan waktu buat menyelesaikan ceritamu.
Nah, cara bikinnya gimana nih?
Opsi pertama, mulailah dengan sebuah kejadian yang mengejutkan atau tak terduga.
Misalnya, tokoh utama baru saja menerima berita buruk, atau ada insiden yang bikin kaget.
Ini biasanya langsung bikin pembaca penasaran dan pengen tahu kelanjutannya.
Opsi kedua, kamu bisa juga mulai dengan deskripsi emosional yang kuat.
Gambarkan perasaan tokoh utama dengan detail, sehingga pembaca langsung bisa merasakan emosinya.
Misalnya, “Air mata Hana mengalir deras saat dia membaca surat itu. Dunia seolah runtuh di sekelilingnya.”
Opsi ketiga, coba mulai aja ceritamu dengan dialog yang efektif untuk langsung bikin ceritanya jadi hidup.
Misalnya, “Kamu harus pergi sekarang juga!” teriak Budi, wajahnya merah padam.”
3. Ungkap Konflik Batin Si Tokoh
Saat menulis cerita pendek, kamu nggak punya banyak ruang untuk menggambarkan segala hal.
Apalagi, jumlah katanya terbatas banget, biasanya maksimal 1500 kata buat dikirim ke media maupun lomba-lomba.
Makanya, saat menulis cerpen, kamu harus langsung mengungkap dilema batin si tokoh utama dari awal.
Soalnya, pembaca cerpen biasanya malas menebak-nebak terlalu lama.
Langsung kasih tahu aja apa keinginan dan ketakutan si tokoh biar mereka bisa langsung relate dan memutuskan untuk lanjut membaca ceritanya.
4. Bangun Intrik dan Ketegangan
Setelah mengenalkan dilema dan konflik batin si tokoh kepada pembaca, kamu bisa mulai membangun intrik dan ketegangan dalam cerita.
Caranya gimana?
Pertama, tambahkan masalah atau hambatan yang semakin rumit seiring berjalannya cerita.
Misalnya, kalau tokoh utama sedang mencari seseorang, buat berbagai rintangan yang bikin pencarian itu jadi semakin sulit dan penuh risiko.
Kedua, berikan petunjuk atau informasi sedikit demi sedikit.
Ini bikin pembaca penasaran dan ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Misalnya, kamu bisa memberikan petunjuk tentang rahasia masa lalu tokoh yang perlahan-lahan terungkap.
Ketiga, bangun ketegangan emosional antara tokoh-tokoh dalam cerita.
Konflik interpersonal bisa membuat cerita lebih menarik dan membuat pembaca merasa terlibat secara emosional.
Misalnya, perseteruan antara dua sahabat yang saling mencintai orang yang sama.
Keempat, gunakan deskripsi detail untuk membuat adegan terasa lebih nyata dan mendebarkan.
Gambarkan suasana, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh tokoh secara mendalam untuk menambah intensitas.
Cek contohnya di sini!
Metode | Contoh Narasi | Analisis |
Masalah atau Hambatan Rumit | Setiap kali Raka merasa sudah dekat dengan jawaban, selalu ada sesuatu yang menghalanginya. Kali ini, seseorang menghapus semua jejak yang ia temukan. | Ceritanya jadi tambah kompleks dengan menghadirkan hambatan yang terus muncul sehingga bikin pembaca penasaran. |
Petunjuk Bertahap | Maya menemukan foto lama yang tersembunyi di laci meja. Wajah dalam foto itu tampak familiar, tapi ia tidak bisa mengingat dari mana. | Memberikan informasi sedikit demi sedikit untuk membangun rasa penasaran pembaca. |
Ketegangan Emosional | Rina dan Sinta saling pandang dengan mata penuh emosi. “Kenapa kamu nggak bilang dari awal kalau kamu juga mencintainya?” tanya Sinta dengan suara bergetar. | Membangun konflik interpersonal yang membuat pembaca merasa terlibat secara emosional. |
Deskripsi Detail | Suara detak jam dinding terdengar semakin kencang di telinga Ari. Keringat dingin mengalir di pelipisnya saat ia mencoba membuka pintu yang terkunci rapat. Napasnya tersengal, matanya menatap tajam ke sekeliling ruangan yang semakin gelap. | Menggunakan deskripsi mendetail untuk meningkatkan intensitas adegan dan membuatnya lebih mendebarkan. |
5. Perkenalkan Duniamu Secara Perlahan
Kesalahan yang paling sering dilakukan penulis adalah berusaha mendeskripsikan dunia dalam ceritanya langsung dalam beberapa paragraf awal.
Ini bikin pembaca capek dan nggak bisa langsung memahami apa relevansi penjelasan ini dengan si tokoh.
Yang ada, mereka malah merasa penulis menyuguhkan info dump saja sehingga akhirnya berhenti baca dan beralih ke bacaan lain.
Yang seharusnya kamu lakukan adalah memperkenalkan duniamu secara perlahan-lahan.
Jadi, si pembaca bisa belajar memahami duniamu bareng tokoh dalam cerita.
Ini nih contoh info dump vs cara penulisan yang benar.
❌ Contoh Info Dump | ✅ Contoh yang Benar |
Di kota ini, teknologi canggih ada di mana-mana. Setiap rumah punya robot pelayan, kendaraan terbang memenuhi langit, dan semua orang memakai pakaian futuristik. | Andi bangun pagi dan menyambut robot pelayan yang sudah menyiapkan sarapan. Ia melangkah keluar rumah, melihat kendaraan terbang yang berlalu lalang di atas, dan tersenyum melihat tetangga yang mengenakan pakaian dengan desain futuristik. |
Di kerajaan ini, ada empat suku yang selalu berseteru. Setiap suku memiliki kekuatan unik. Suku Api menguasai elemen api, Suku Air menguasai air, Suku Bumi menguasai tanah, dan Suku Udara menguasai angin.” | Ketika Lina berjalan melewati pasar, ia melihat pertunjukan dari Suku Api yang sedang memamerkan kekuatan mereka. Di sisi lain, para pedagang dari Suku Air sibuk mengendalikan air untuk menarik perhatian pelanggan. |
Kerasa kan bedanya?
Mana yang lebih menarik untukmu, paragraf berisi info dump atau paragraf yang melibatkan seorang tokoh?
6. Gunakan Show Don’t Tell
Aku termasuk yang selalu mengingatkan writers untuk memakai teknik show don’t tell saat menulis cerita.
Kenapa?
Ya, karena teknik ini memang bikin pembaca lebih terlibat sama ceritanya sehingga kamu akan gampang menyentuh emosi mereka.
Lalu, gimana cara menerapkan show don’t tell?
Sederhana, kok.
Daripada secara eksplisit menulis perasaan si tokoh itu apa, kamu bisa menunjukkan emosi mereka lewat aksi, dialog, atau detail sensorik.
Contohnya begini:
Emosi | Contoh Salah (Tell) | Aksi | Dialog | Detail Sensorik |
Sedih | Budi merasa sangat sedih. | Budi duduk di sudut kamar, memeluk lututnya erat-erat. | “Kenapa semua ini harus terjadi padaku?” kata Budi dengan suara bergetar. | Air mata tak henti mengalir di pipinya, dan rasa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya. |
Marah | Mira sangat marah. | Mira mengepalkan tinjunya hingga buku-bukunya memutih. | “Ini nggak bisa diterima!” teriak Mira. | Napasnya tersengal-sengal, wajahnya memerah, dan telinganya berdenging. |
Gugup | Anton gugup menghadapi ujian. | Tangan Anton gemetar saat ia mencoba membuka buku catatan. | “Bagaimana kalau aku gagal?” bisiknya pelan. | Keringat dingin membasahi dahinya, dan ia terus menerus menggigit bibir bawahnya. |
Bahagia | Rina merasa sangat bahagia. | Rina melompat kegirangan, senyum lebar menghiasi wajahnya. | “Aku nggak percaya ini terjadi! Aku menang!” serunya dengan penuh semangat. | Matanya berbinar-binar seperti bintang, dan pipinya merah merona. |
Takut | Sita merasa takut berada di tempat itu. | Sita merapatkan jaketnya, menoleh ke kiri dan kanan dengan cemas. | “Aku harus keluar dari sini secepatnya,” gumamnya sambil gemetar. | Langkah kakinya semakin cepat, napasnya semakin pendek, dan bulu kuduknya berdiri. |
7. Biarkan Tokohmu Berubah
Tokoh yang tidak berubah berarti tidak berkembang.
Tokoh seperti ini bikin bosan pembaca
Cobalah bikin tokoh yang tumbuh sepanjang ceritamu.
Seorang tokoh yang di bangun dengan baik akan ngasih kedalaman dan berdampak secara emosional kepada pembaca.
Lalu, gimana cara memastikan bahwa tokoh mu ini sudah tumbuh atau sudah berkembang?
- Di awal cerita, perkenalkan tokohmu dengan kelemahan, masalah, atau kekurangan yang jelas. Misalnya, tokoh yang penakut, tidak percaya diri, atau egois.
- Berikan tantangan buat si tokoh untuk mendorong perubahan mereka. Tantangan ini bisa berupa situasi sulit, konflik, atau keputusan penting yang harus diambil.
- Biarkan pembaca melihat proses belajar dan penyesuaian tokoh terhadap tantangan tersebut. Tunjukkan bagaimana tokoh mulai menyadari kesalahan, mengubah perspektif, atau mengambil tindakan yang berbeda.
- Sediakan momen puncak atau klimaks di mana tokoh menunjukkan perubahan signifikan. Ini bisa berupa tindakan berani, keputusan bijak, atau pengorbanan yang menunjukkan bahwa mereka telah tumbuh.
- Di akhir cerita, tunjukkan perbedaan yang jelas antara tokoh di awal dan di akhir cerita.
Coba cek contoh ini!
Awal cerita: Budi adalah seorang yang tidak percaya diri Proses perubahan: Beberapa kali ia mendapatkan tugas sulit di kantornya dan berusaha keras untuk menyelesaikannya. Akhir cerita: Budi kini jadi orang yang percaya diri. |
8. Pilih Tema yang Relevan dengan Pembaca
Menulis selalu ditujukan untuk orang lain meskipun kita nggak bisa melihat mereka secara langsung.
Makanya penulis harus benar-benar tahu dia nulis untuk siapa.
Dengan kata lain, kamu harus belajar soal siapa target pembacamu.
Coba cari tahu nih mereka sukanya tulisan dengan tema apa.
Nih, beberapa contoh tema yang bisa kamu contek!
Target Pembaca | Tema yang Relevan |
Remaja | Persahabatan, cinta pertama, pencarian jati diri, tantangan masa sekolah. |
Dewasa Muda | Karier, hubungan asmara, perjalanan hidup, penemuan passion, kehidupan sosial di kota besar. |
Orang Tua | Keluarga, parenting, hubungan antara orang tua dan anak, kehidupan rumah tangga, keseimbangan antara karier dan keluarga. |
Pecinta Fiksi Fantasi | Petualangan, dunia magis, pertarungan epik, karakter dengan kekuatan supernatural, misteri dan rahasia besar. |
Pembaca Thriller dan Misteri | Intrik, plot twist, detektif, penyelidikan, rahasia gelap, pembunuhan misterius. |
Penggemar Sejarah dan Budaya | Peristiwa bersejarah, tokoh-tokoh penting, adat istiadat, pergeseran budaya, pengaruh sejarah dalam kehidupan modern. |
Pecinta Fiksi Sains | Teknologi masa depan, perjalanan antar galaksi, kehidupan di luar angkasa, eksperimen ilmiah, perubahan iklim. |
Komunitas Pengembangan Diri | Motivasi, kesehatan mental, pencapaian tujuan hidup. |
9. Gunakan Simbol dan Metafora
Simbol dan metafora bisa bikin pembaca merasakan emosi yang kuat.
Jadi, kalau ngomong soal gimana caranya bikin cerita yang menyentuh hati pembaca maka kamu tuh harus menguasai majas-majas ini.
Coba sisipin metafora, simile, personifikasi, dan simbol dalam narasi tulisan kamu.
Mau lihat contohnya?
Jenis Majas | Contoh | Analisa |
Metafora | Hatiku adalah lautan yang dalam, penuh dengan gelombang perasaan yang tak terduga | Metafora: “Hatiku adalah lautan yang dalam” – menggambarkan perasaan yang kompleks dan mendalam. |
Simile | Wajahnya pucat seperti bulan purnama di malam yang kelam | Simile: “pucat seperti bulan purnama” – membandingkan kondisi wajah tokoh dengan bulan purnama. |
Personifikasi | Angin malam berbisik lembut di telingaku, seolah ingin menyampaikan rahasia alam | Personifikasi: “Angin malam berbisik lembut” – memberikan sifat manusia pada angin. |
Simbol | Bunga mawar yang layu di atas meja adalah tanda dari cinta yang perlahan memudar | Simbol: “Bunga mawar yang layu” – mewakili perasaan cinta yang memudar. |
Pesan untuk Penulis
Nah, itu dia sembilan cara untuk membuat cerita yang contoh emosi pembaca dan bikin Kamu tuh jadi nggak terlupakan.
Selain cara ini, kamu juga harusnya belajar bikin alur cerita yang pas agar bisa menyentuh pembaca.
Apalagi, alur cerita memang kunci buat bikin pembacamu ini terlibat secara emosional sama si tokoh.
Di mana belajarnya?
Langsung buka-buka aja blog ini karena ada banyak banget panduan membuat alur cerita.
Selain itu, kamu juga bisa ikut Kelas Privat Menulis bareng Tika Widya untuk dapat panduan langsung menulis alur cerita lengkap dengan feedback untuk pengembangan alur ceritamu.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir.
Kalau kamu punya pertanyaan atau punya cara lain buat bikin cerita jadi lebih menyentuh hati pembaca, tulis aja langsung di kolom komen.