Aturan Penulisan Masa Bakti yang Benar
Dalam naskah sambutan, laporan kinerja, hingga surat keputusan resmi, penulis sering menggunakan istilah “masa bakti”. Sekilas tampak sepele, tetapi pemahaman terhadap aturan penulisan masa bakti yang benar justru menjadi salah satu fondasi penting agar dokumen tidak mengandung kesalahan mendasar dalam tata bahasa. Pengetahuan ini penting bagi penulis yang ingin menghasilkan karya tulis yang rapi dan kredibel, terutama dalam konteks formal dan administratif.
Apa Itu Masa Bakti?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “masa bakti” merupakan masa menunaikan tugas; masa untuk mengabdi. Istilah ini sering muncul dalam teks-teks resmi seperti dokumen kepegawaian, laporan tahunan, atau naskah sambutan pejabat. Di sana, istilah ini menjelaskan periode seseorang menjalankan kewajibannya, baik sebagai pemimpin, anggota organisasi, maupun pegawai.
Aturan Penulisan Istilah Masa Bakti
Penulisan “masa bakti” yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah dengan cara dipisah, bukan disambung. Hal ini ditegaskan dalam entri di KBBI bahwa penulisannya adalah dua kata terpisah, bukan digabung menjadi masabakti.
Berdasarkan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EYD V), penulisan dua kata yang tidak membentuk kata majemuk idiomatik atau istilah tetap secara morfologis harus dipisahkan. Maka dari itu, “masa” dan “bakti” berdiri sendiri secara makna dan ditulis terpisah.
Contoh Penggunaan yang Benar
Agar lebih mudah dipahami, berikut ini adalah contoh penggunaan kata “masa bakti” dalam kalimat, baik yang salah maupun yang benar:
Kalimat Salah | Kalimat Benar |
Ketua terpilih akan memulai masabakti tahun ini. | Ketua terpilih akan memulai masa bakti tahun ini. |
Laporan masabakti 2020–2025 telah disusun. | Laporan masa bakti 2020–2025 telah disusun. |
Ia menyampaikan pencapaian selama masabakti-nya. | Ia menyampaikan pencapaian selama masa bakti-nya. |
Dengan mengikuti penulisan yang benar, penulis akan menunjukkan ketepatan berbahasa sekaligus profesionalitas dalam menyusun dokumen.
Mengapa Penulisan yang Tepat Itu Penting?
Bagi penulis, memahami aturan penulisan dasar seperti ini bukan hanya sekadar soal teknis. Ketika penulisan istilah seperti “masa bakti” dilakukan dengan tepat, kejelasan pesan dalam dokumen akan lebih terjaga. Selain itu, ketepatan dalam penulisan juga menunjukkan kepedulian terhadap bahasa yang digunakan dan menghargai konteks pembaca.Jadi, pastikan mulai sekarang penulis selalu memperhatikan penulisan masa bakti yang benar saat menyusun dokumen formal, agar tulisan tidak hanya informatif, tetapi juga sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.