Membangun portfolio yang solid itu penting banget buat kamu yang mau serius di dunia penulis lepas.
Portfolio ini kayak CV kamu, tapi dalam bentuk karya tulis yang menunjukkan seberapa jago kamu dalam merangkai kata.
Nah, gimana sih caranya bikin portfolio yang bisa bikin klien nggak berpikir dua kali buat hire kamu? Yuk, kita bahas!
1. Mulai Dari Yang Kamu Punya
Kamu mungkin mikir, “Ah, aku kan baru mulai, belum punya tulisan yang layak buat ditunjukkin.” Eits, tunggu dulu! Pasti ada kok sesuatu yang bisa kamu pakai.
Mungkin itu tulisan lama waktu kamu sekolah atau kuliah, atau mungkin blog pribadi yang selama ini cuma kamu yang baca. Semua itu bisa jadi awal yang baik.
Contoh: Kamu punya blog tentang traveling? Pilih beberapa post terbaikmu sebagai sample tulisanmu.
2. Tentukan Spesialisasimu
Di dunia penulisan lepas, jadi jack of all trades itu oke, tapi kadang klien lebih suka sama yang spesialis.
Jadi, tentukan dulu, nih, kamu mau fokus ke niche atau topik apa. Apakah itu lifestyle, teknologi, kesehatan, atau bahkan fiksi?
Contoh: Kamu suka banget sama gadget dan teknologi? Fokuslah membuat konten seputar review produk teknologi atau tutorial.
3. Buat Konten Baru
Setelah kamu tahu mau fokus ke mana, saatnya buat konten baru yang sesuai dengan spesialisasimu itu.
Ini penting, terutama jika sampel tulisan yang kamu punya sebelumnya nggak terlalu relevan dengan niche yang kamu pilih.
Contoh: Kamu memutuskan untuk spesialisasi di bidang kesehatan. Mulailah dengan membuat artikel seperti “10 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Mental”.
4. Gunakan Platform yang Tepat
Kamu butuh tempat untuk memajang semua karya hebatmu itu. Banyak pilihan, kok.
Kamu bisa pakai LinkedIn, membuat blog pribadi, atau menggunakan platform seperti Medium atau Clippings.me yang memudahkan kamu untuk membuat portfolio online.
5. Tunjukkan Variasi
Walau punya spesialisasi itu bagus, menunjukkan variasi skill tulismu juga nggak kalah pentingnya. Ini membuktikan bahwa kamu fleksibel dan bisa menangani berbagai jenis tulisan.
Contoh: Selain artikel kesehatan, kamu juga menambahkan beberapa tulisan opini atau cerpen ke dalam portfolio-mu.
6. Perbarui Secara Berkala
Dunia terus bergerak, dan begitu juga dengan skill tulismu. Jangan lupa untuk terus memperbarui portfolio-mu dengan karya-karya terbaru. Ini menunjukkan bahwa kamu aktif menulis dan terus berkembang.
Contoh: Setiap kali kamu menyelesaikan proyek baru atau tulisanmu dimuat di media lain, segera tambahkan ke portfolio-mu.
7. Minta Testimoni
Feedback atau testimoni dari klien sebelumnya bisa jadi bumbu penyedap yang membuat portfolio-mu makin menarik. Jangan ragu untuk meminta testimoni kepada klien-klien yang pernah puas dengan pekerjaanmu.
8. Tunjukkan Dirimu
Terakhir, jangan lupa untuk menunjukkan sedikit tentang dirimu sendiri di portfolio-mu.
Klien nggak hanya tertarik pada skillmu, tapi juga siapa kamu sebagai individu. Personal branding bisa membuatmu lebih menonjol dibanding penulis lain.
Contoh: Sertakan sedikit bio tentang dirimu, hobi, dan mungkin beberapa fakta unik yang membuatmu berbeda.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu bakal punya portfolio yang nggak hanya menunjukkan skill menulismu, tapi juga personalitasmu sebagai penulis.
Ingat, di dunia penulisan lepas, membangun portfolio itu ibarat pintu pertama yang harus kamu buka untuk menarik klien. Jadi, buatlah sebaik mungkin. Selamat menulis!