Cara Menulis Artikel SEO, Praktis dengan Contoh
Tahukah kamu bahwa 93% pengalaman online dimulai dengan mesin pencari? Fakta ini menunjukkan betapa pentingnya SEO (Search Engine Optimization) bagi setiap artikel yang kita publikasikan online.
Dari pengalaman menulis selama lima tahun, aku sadar bahwa menulis artikel dengan prinsip SEO akan membuat kita dapat peringkat yang lebih tinggi di hasil pencarian dan menghubungkan konten kita dengan pembaca yang tepat.
Di artikel ini, aku ingin berbagi insight dan cara menulis artikel SEO untuk membantumu menciptakan artikel yang tidak hanya SEO-friendly, informatif dan menarik bagi pembaca.
Mari kita mulai!
Yang Harus Disiapkan Sebelum Mulai Menulis Artikel SEO
Sebelum kamu mulai menulis artikel SEO, ada beberapa hal yang perlu kamu siapkan. Yuk, kita bahas satu per satu sambil aku jelaskan kegunaan masing-masing tools ini:
- Google Search – Ini dasar banget. Kamu butuh ini buat riset kata kunci dan lihat apa yang orang-orang cari di Google. Misalnya, kamu mau nulis tentang “tips menulis artikel SEO”, cek dulu di Google apa saja yang sudah ada, dan gimana kamu bisa membuat kontenmu lebih baik.
- Semrush (versi gratis) – Alat ini membantu kamu untuk riset kata kunci lebih dalam, ngasih tau volume pencarian, dan kompetisi kata kunci. Misalnya, kamu bisa ketik “tips menulis artikel SEO” dan lihat saran kata kunci lain yang relevan.
- Bing Search/Copilot – Ini alternatif lain selain Google. Kadang, Bing bisa kasih perspektif yang berbeda atau ide konten tambahan yang nggak kamu temukan di Google.
- Yoast SEO – Kalau kamu pakai WordPress, plugin ini wajib punya. Yoast bakal bantu kamu optimasi artikel SEOmu, mulai dari kepadatan kata kunci, readability, sampai meta deskripsi.
- Smallseotools – Kamu bisa cek tingkat plagiasi di artikelmu secara gratis di situs ini.
Kamu bisa pakai semua versi gratis dari tools ini. Gratisan juga sebenarnya sudah cukup untuk membantu menulis artikel SEO yang berkualitas.
Cara Menulis Artikel SEO
Dalam panduan ini, aku akan membagi proses penulisan artikel SEO menjadi tiga tahap, yaitu:
- Tahap Persiapan – di sini kamu akan belajar caranya riset kata kunci sampai bikin outline dan riset data pendukung.
- Tahap Penulisan – di sini kamu akan belajar cara menulis artikel SEO.
- Tahap Editing – di sini kamu akan belajar cara mengedit dan memoles artikel SEO.
Sembari menjelaskan prosesnya, aku juga akan menuliskan contoh nyata alias studi kasus dari langkah-langkahku menulis artikel SEO.
Jadi, kamu bisa sekalian mengikuti setiap langkahnya dari proses yang aku lakukan.
Aku sarankan buka pakai laptop/desktop jadi bisa sekalian praktik di tab lain. Tapi, dari smartphone pun bisa, kok.
Oke, let’s start!
Tahap Persiapan Menulis Artikel SEO
Tahap persiapan adalah hal-hal yang harus kita lakukan sebelum benar-benar menulis artikelnya.
1. Keyword research
Keyword research, atau riset kata kunci, adalah langkah pertama dan salah satu yang paling penting sebelum kamu mulai menulis artikel SEO.
Kata kunci atau keyword adalah kata atau frasa yang diketikkan orang di mesin pencari saat mereka mencari informasi.
Kata kunci ini seperti jembatan yang menghubungkan kontenmu dengan pembaca yang mencari informasi tersebut.
Kamu bisa pakai tools seperti Semrush versi gratis untuk melakukan riset kata kunci.
Dengan tools ini, kamu bisa menemukan kata kunci yang relevan dengan topik yang ingin kamu tulis.
Selain itu, kamu juga bisa melihat berapa banyak orang yang mencari kata kunci tersebut, dan seberapa keras persaingan kata kunci itu di mesin pencari.
Sebagai contoh, aku akan menulis artikel SEO di niche kesehatan. Topik khususnya soal “mata minus.”
Mari kita buka Semrush!
Setelah kamu masuk ke halaman Semrush, klik keyword overview dan masukkan topik “mata minus.”
Hasilnya akan terlihat seperti ini:
Kamu bisa dapat banyak banget variasi keyword dari Semrush.
Tapi, bagaimana cara memilih keyword yang ideal?
Keyword yang ideal bisa dilihat dari search volume dan keyword difficulty-nya.
Kriteria | Ideal | Tidak Ideal |
Search Volume | 500-10.000 sudah cukup ideal untuk website baru. | Banyak kompetitor di keyword dengan search volume di atas 10.000 |
Keyword Difficulty | 0-20 sangat ideal untuk website baru | Keyword difficulty di atas 20 artinya ada kompetisi yg tinggi sehingga kita harus menawarkan artikel dengan informasi yang lebih komprehensif. KD di atas 20 akan sulit dimenangkan web baru. |
Pilihan keyword yang paling ideal adalah keyword yang punya search volume tinggi tetapi difficulty rendah.
Nah, mari kembali ke hasil dari Semrush di atas.
Di sini, aku menemukan keyword “tes minus mata” yang punya volume tinggi (9900) dan KD rendah (16).
Jadi, aku akan menggunakan keyword “tes minus mata” untuk studi kasus menulis artikel SEO kali ini.
2. Search Intent
Setelah, punya keyword-nya. Kita harus mencari search intent keyword ini.
Apa itu search intent?
Search intent adalah maksud dan tujuan pembaca saat mencari sesuatu di mesin pencari.
Tugas kamu sebagai penulis adalah memastikan artikelmu menjawab kebutuhan tersebut.
Jadi, setelah kamu punya kata kuncinya, coba deh masuk ke pikiran pembaca.
Tanya pada diri sendiri, “Apa yang mereka cari dengan kata kunci ini?”
Dari situ, kamu bisa dapet gambaran yang lebih jelas tentang apa yang harus kamu sampaikan dalam artikel SEOmu.
Sebagai contoh, aku akan pakai keyword “tes minus mata” tadi dan memasukkannya ke dalam pencarian Google. Hasilnya, akan terlihat seperti ini:
Yang muncul di bagian atas lembar pencarian adalah artikel tentang informasi tes.
Lebih dari itu, kalau kamu perhatikan bagian people also ask akan ada berbagai pertanyaan yang menunjukkan bahwa pembaca mencari cara untuk tahu berapa minus matanya.
Dari sini, bisa kamu simpulkan bahwa keyword “tes minus mata” punya search intent informatif.
Dengan kata lain, pembaca sedang mencari informasi tentang tes minus mata.
Kamu harus menuliskannya dalam isi artikelmu.
Dengan demikian, artikelmu akan jadi lebih relevan dan bermanfaat bagi pembaca, dan tentunya, lebih mungkin untuk nangkring di halaman pertama Google.
3. Bikin Outline
Outline adalah kerangka dasar atau struktur dari artikel yang akan kamu tulis.
Jadi, outline ini semacam peta yang akan memandu kamu dalam menulis dan memastikan bahwa semua informasi penting tercakup dan disajikan dengan urutan yang logis.
Nah, setelah kamu sudah tahu keyword dan search intent dari artikel yang akan kamu tulis, saatnya untuk mulai membuat outline.
Kamu bisa mulai dengan membuka dokumen di Google Docs atau alat penulisan favoritmu.
Biasanya, aku akan memulainya seperti ini:
Di dalam outline aku akan mencantumkan pertanyaan dari people also asked yang ada di lembar pencarian google untuk memastikan bahwa artikelku benar-benar menjawab kegelisahan pembaca.
Setelah melakukannya, aku akan mulai membuat outline.
Di dalam outline, kamu bisa mencantumkan sub judul atau poin-poin utama yang ingin kamu bahas.
Ini tidak hanya membantu dalam menyusun ide secara teratur tapi juga memastikan kamu nggak melenceng dari topik utama.
Nah, ini contoh outline yang aku buat untuk keyword “tes minus mata”
Yang perlu kamu ingat: Outline bukan harga mati. Outline hanya membantu kita untuk merencanakan tulisan. Dengan kata lain, outline mungkin mengalami perkembangan selama proses penulisan.
4. Riset Data
Riset data adalah proses pengumpulan informasi dan fakta yang relevan untuk mendukung isi artikelmu.
Ini bisa mencakup statistik, kutipan dari sumber terpercaya, studi kasus, atau contoh nyata yang akan membuat artikelmu lebih kaya dan meyakinkan.
Setelah kamu mendapatkan outline artikel, langkah selanjutnya adalah melakukan riset untuk mengumpulkan data-data pendukung.
Riset ini penting untuk memastikan bahwa apa yang kamu tulis tidak hanya berdasarkan opini pribadi, tetapi juga didukung oleh fakta dan data yang valid.
Kamu bisa menggunakan berbagai sumber seperti jurnal online, artikel berita, laporan penelitian, atau bahkan wawancara dengan ahli terkait.
Contohnya, jika kamu menulis tentang “tes minus mata”, kamu bisa mencari data tentang statistik penderita mata minus terbaru.
Kamu juga bisa mencari testimoni atau wawancara dengan dokter spesialis mata untuk menambah kekuatan artikelmu.
Riset ini bisa kamu lakukan lewat Google atau Bing Search. Setelah meriset, masukkan datanya ke dalam outline untuk diproses dalam penulisan nantinya.
Contoh outline dan riset data untuk artikel “tes minus mata”:
Dengan riset data yang kuat, artikelmu akan menjadi lebih informatif dan meyakinkan, membuat pembaca lebih percaya dengan apa yang kamu sampaikan.
Tahap Penulisan Artikel SEO
Setelah riset keyword dan data selesai, kamu masuk ke tahap penulisan. Ini dia langkah-langkahnya.
1. Tentukan POV dan Gaya Penulisan
POV alias Point of View itu sudut pandang ceritamu, bisa dari orang pertama (aku/saya/kami), kedua (kamu/Anda), atau ketiga (dia/mereka).
Gaya penulisanmu bisa formal, informatif, atau santai, tergantung target pembacamu.
Gaya Penulisan | Pengertian | Target Pembaca |
Formal | Menggunakan bahasa baku, struktur yang ketat, dan menghindari penggunaan bahasa slang atau tidak resmi. | Akademisi, Profesional, dan Pembaca yang mencari informasi mendalam dan analisis formal. |
Semi-Formal | Gaya yang berada di tengah antara formal dan santai, menggunakan bahasa yang lebih santai namun masih terstruktur. | Pembaca umum yang mencari informasi dengan penjelasan yang lebih mudah diakses tanpa mengorbankan kedalaman analisis. |
Casual/Santai | Gaya penulisan yang santai, menggunakan bahasa sehari-hari dan bisa mencakup slang atau bahasa gaul. | Pembaca muda, pengguna media sosial, dan mereka yang mencari konten yang ringan dan mudah dicerna. |
Nah, di dalam artikel “tes minus mata” kali ini, aku akan menggunakan POV orang kedua dan memilih gaya penulisan santai.
2. Menulis Opening yang Hooking
Opening atau pembukaan artikelmu harus menarik agar pembaca mau terus membaca.
Ada beberapa cara untuk membuat paragraf pembukaan yang bisa langsung memantik rasa ingin tahu pembaca.
Kamu bisa menggunakan fakta menarik, pertanyaan, atau statistik yang mengejutkan.
Cara Menulis Opening yang Hooking | Contohnya |
Fakta Menarik | “Tahukah kamu, bahwa rata-rata orang menghabiskan lebih dari 6 jam sehari di internet?” |
Pertanyaan | “Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa langit berwarna biru?” |
Statistik | “Menurut data terbaru, 70% pengguna internet lebih memilih mencari informasi melalui mesin pencari daripada media sosial.” |
3. Penulisan Isi Sesuai Outline
Selanjutnya, ikuti outline yang sudah kamu buat sebelumnya.
Kemudian, pastikan setiap bagian mengalir dengan logis dan memberikan informasi yang berguna.
Selain itu, jangan lupa untuk membagi tulisanmu menjadi beberapa subheading (H2-H3-H4 dan seterusnya).
Subheading | Pengertian |
H1 | Untuk judul artikel, tidak digunakan untuk isi artikel. |
H2 | Digunakan untuk judul bagian utama dalam artikel, menandai sub-topik besar atau bagian penting dari konten. |
H3 | Digunakan untuk sub-bagian dari H2, menjelaskan topik atau ide lebih spesifik di bawah bagian utama. |
H4 | Digunakan untuk detail lebih lanjut atau sub-bagian dari H3, memberikan penjelasan atau poin tambahan. |
Saat menulis draft pertama, usahakan menulis dengan mengalir saja.
Kita masih bisa mengeditnya nanti. Jadi, kamu nggak perlu terobsesi membuat kalimat sempurna maupun memasukkan keyword pada saat yang sama.
Ingat! Proses penulisan itu tidak instan! Jangan berharap tulisanmu langsung bagus sekali jalan.
4. Bikin Judul
Judul artikel harus mencerminkan isi artikelmu dan mengandung kata kunci.
Makanya, aku biasanya akan membuat judul setelah selesai menuliskan isi artikel, bukan sebelumnya.
Cara mudah membuat judul artikel SEO, yaitu:
- Gunakan Kata Kunci Utama – Pastikan kata kunci utama yang kamu targetkan ada di judul artikel. Ini membantu Google mengerti topik utama artikelmu.
- Jadikan Menarik – Buat judul yang menarik dan memikat pembaca. Gunakan kata-kata yang memancing rasa ingin tahu atau menjanjikan solusi atas masalah pembaca.
- Tawarkan Nilai Tambah – Sertakan apa yang akan didapatkan pembaca dari artikelmu. Misalnya, “Cara Mudah Membuat Donat Tanpa Mixer – Dijamin Enak!”
- Bikin Spesifik – Judul yang spesifik lebih menarik dibanding yang umum. Misal, “7 Tips Fotografi Smartphone untuk Pemula: Hasil Profesional dengan Budget Minim”.
- Panjang yang Tepat – Pastikan judul tidak terlalu panjang atau terlalu pendek. Idealnya, judul harus berada di kisaran 50-60 karakter agar tampil sempurna di hasil pencarian.
- Gunakan Angka – Judul dengan angka cenderung menarik lebih banyak klik. Contoh: “5 Cara Cepat Belajar Gitar untuk Pemula”.
5. Menulis Meta Deskripsi
Meta deskripsi adalah ringkasan singkat artikel yang muncul di hasil pencarian.
Ringkasan ini harus menarik, mengandung kata kunci dan sesuai dengan search intent.
Cara praktis menulis meta deskripsi untuk artikel SEO, yaitu:
- Rangkum Inti Artikel – Tulis satu atau dua kalimat yang merangkum isi utama artikelmu.
- Gunakan Kata Kunci – Pastikan kata kunci utama artikel terdapat dalam meta deskripsi.
- Buat Menarik – Gunakan kalimat yang menarik dan menggugah rasa ingin tahu pembaca.
- Jaga Panjang Teks – Pastikan panjang meta deskripsi antara 100 hingga 155 karakter.
- Ajak Bertindak – Jika relevan, tambahkan ajakan bertindak (call-to-action) seperti “Baca lebih lanjut” atau “Temukan di sini”
Contoh meta deskripsi di artikel tes minus mata: “Ketahui cara melakukan tes minus mata dengan panduan lengkap ini dan dapatkan penglihatan yang lebih jernih!”
6. Menambahkan Gambar yang Relevan
Gambar bisa membuat artikelmu jadi lebih menarik dan membantu menjelaskan isi.
Namun, kamu harus memilih gambar yang benar-benar relevan dengan topikmu.
Misalnya, untuk artikel ‘Tes Minus Mata’, kamu bisa menambahkan gambar tes mata atau diagram penglihatan.
Nah, setelah mempraktikkan semua langkah ini, aku sudah menghasilkan draft pertama untuk artikel ‘tes minus mata’ yang tadi.
Contoh draft pertama artikel SEO untuk keyword “tes minus mata”:
Tahap Editing Artikel SEO
Tahap editing itu kayak membereskan rumah sebelum tamu datang. Kamu mau pastikan semuanya rapi dan nggak ada yang keliru.
Nah, dalam menulis artikel SEO juga gitu, ada beberapa tahapan editing yang harus kamu lakukan:
1. Structural Editing
Structural Editing adalah tahapan editing yang fokus pada struktur keseluruhan artikel.
Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa struktur artikel—mulai dari urutan pembahasan, alur cerita, hingga pembagian subbagian—telah terorganisir dengan baik dan logis.
Tahap ini melibatkan evaluasi dan penyusunan ulang bagian artikel (jika diperlukan) untuk memperkuat fondasi dan memastikan bahwa setiap bagian berkontribusi secara efektif terhadap tujuan utama artikel.
Jadi, apa saja checklist structural editing untuk artikel SEO?
Kriteria | Deskripsi |
Kesesuaian dengan Outline | Pastikan semua bagian artikel sesuai dengan rencana awal atau outline. Jika ada perkembangan, pastikan topik utama tidak melebar terlalu jauh. |
Kecocokan Judul Subbagian (Heading) | Periksa apakah judul subbagian sudah pas dan menggambarkan isi dengan jelas. Selanjutnya, pastikan kamu juga sudah menggunakan H2-H4 dengan baik. |
Ketepatan dan Keakuratan Data | Pastikan data yang kamu pakai akurat dan up-to-date. |
Penutup | Pastikan bagian penutup sudah memuaskan dan meninggalkan kesan mendalam pada pembaca. |
2. Line Editing
Line Editing adalah tahapan editing yang fokus pada detail-detail kecil dalam artikel, seperti flow kalimat, kejelasan judul, meta deskripsi, dan kejelasan pengungkapan ide.
Tahapan ini ibarat memeriksa setiap sudut ruangan untuk memastikan semuanya terlihat sempurna dan rapi.
Ini checklist untuk line editing dalam penulisan artikel SEO:
Kriteria | Deskripsi |
Judul dan Meta Deskripsi | Pastikan judul dan meta deskripsi menarik, mengandung kata kunci utama, dan mewakili isi artikel. |
Flow Kalimat | Perhatikan flow kalimat, pastikan kalimat satu ke kalimat berikutnya mengalir dengan baik. |
Koneksi Antar Paragraf | Cek koneksi antar paragraf, pastikan transisi antar paragraf logis dan memudahkan pembaca mengikuti alur artikel. |
Penempatan Keyword | Pastikan penempatan keyword alami dan sesuai konteks, hindari keyword stuffing. Keyword harus ada di judul, meta deskripsi, paragraf pertama dan paragraf terakhir. Pastikan keyword juga ada di beberapa subheading. |
Relevansi Gambar | Pastikan gambar yang kamu pilih relevan dengan isi artikel dan menambah nilai untuk pembaca. Kalau kamu belum menambahkan gambar, sekaranglah saatnya! |
3. Copy Editing
Copy Editing adalah tahapan memoles artikel SEO, di mana kamu akan fokus pada pemilihan kata, struktur kalimat, dan konsistensi gaya penulisan.
Proses ini serupa dengan menata dekorasi dalam sebuah ruangan, di mana kamu memastikan setiap elemen berada pada tempat yang tepat dan harmonis satu sama lain.
Ini checklist untuk mempermudah copy editing dalam penulisan artikel SEO!
Kriteria | Deskripsi |
Struktur Kalimat | Cek struktur kalimat, perhatikan apakah ada kalimat yang terlalu panjang atau menggunakan kalimat pasif yang berlebihan. Usahakan menggunakan kalimat aktif untuk lebih jelas dan langsung. |
Pilihan Diksi | Pilih diksi yang tepat dan efektif, hindari penggunaan kata-kata yang terlalu rumit atau jargon yang tidak umum untuk pembaca target. |
POV (Point of View) yang Dipilih | Pastikan POV (misalnya, pertama atau ketiga orang) dan gaya bahasa yang kamu pilih cocok dan konsisten sepanjang artikel. |
Gaya Bahasa yang Digunakan | Perhatikan gaya bahasa yang digunakan, apakah formal, semi-formal, atau santai, dan pastikan sesuai dengan target pembaca artikelmu. |
Di tahap ini, kamu bisa gunakan tools seperti Yoast SEO Checker untuk memastikan artikelmu SEO friendly.
Kamu bisa langsung copas artikelmu ke dalam blog yang sudah di-install Yoast.
Dari situ, kamu bisa mengecek apakah keterbacaan artikelmu sudah oke.
Contohnya seperti ini:
4. Proofreading
Proofreading adalah tahap final dalam proses penulisan artikel SEO.
Di tahap ini, kamu akan memeriksa secara detail untuk memastikan tidak ada kesalahan kecil yang tersisa, seperti typo, kesalahan ejaan, atau tanda baca yang salah.
Tujuannya adalah untuk memastikan artikelmu siap untuk diterbitkan, tanpa cacat yang bisa mengganggu pengalaman membaca atau merusak kredibilitas kontenmu.
Lihat dulu checklist proofreading dalam penulisan artikel SEO!
Kriteria | Deskripsi |
Typo dan Kesalahan Ejaan | Periksa kembali artikel untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan ketik atau ejaan. |
Format Penulisan | Pastikan format penulisan (misalnya, penulisan miring untuk judul buku atau artikel) sudah sesuai dengan pedoman yang diikuti. |
Penekanan Poin Utama | Gunakan bold pada beberapa istilah atau konsep penting untuk menekankan poin utama dan memudahkan pembaca mengidentifikasi informasi kunci. |
Di bagian akhir ini, kamu sudah bisa memeriksa tingkat plagiasi artikelmu dengan menggunakan smallseotools. Kalau ada kalimat yang terdeteksi plagiasi, kamu harus mengubah kalimat tersebut.
Dengan melakukan semua tahapan editing ini, kamu bisa memastikan artikel SEO-mu tidak hanya informatif dan menarik, tapi juga rapi dan mudah dibaca.
Contoh hasil akhir artikel SEO untuk keyword “tes minus mata”:
Artikel ini juga sudah aku publish di sini: Tes Minus Mata: Pengertian, Jenis dan Tindak Lanjutnya
Estimasi Waktu untuk Proses Penulisan Artikel SEO
Saat menulis artikel soal tes minus mata di atas, aku menghitung waktu yang kubutuhkan untuk menyelesaikan semuanya.
Ini adalah estimasi waktu penulisan artikel SEO ketika kita menerapkan seluruh cara menulis di atas.
Tahapan | Estimasi Waktu (menit) |
Tahap Persiapan | |
Keyword Research | 5 |
Search Intent | 5 |
Bikin Outline | 10 |
Riset Data | 20 |
Tahap Penulisan | |
Menentukan POV dan Gaya | 5 |
Menulis Opening | 10 |
Menulis Isi | 60 |
Membuat Judul | 10 |
Menulis Meta Deskripsi | 10 |
Menambahkan Gambar | 5 |
Tahap Editing | |
Structural Editing | 5 |
Line Editing | 5 |
Copy Editing | 5 |
Proofreading | 5 |
Total Waktu Pengerjaan | 160 |
Total waktu yang aku butuhkan untuk menulis artikel SEO “tes mata minus” dengan panjang 1200 kata adalah kurang lebih 160 menit.
Estimasi waktu ini mungkin bervariasi tergantung kecepatan menulismu. Tapi, ingat, semakin cepat belum tentu semakin berkualitas. Seorang penulis yang baik tentu mengutamakan kualitas daripada kecepatan produksi saja.
Hasil Ranking dan Performa di Mesin Pencari
Setelah menulis artikel SEO dengan tutorial di atas, kamu pasti pengen tahu hasilnya di mesin pencari. Kalau punya website/blog sendiri, kamu bisa mengunggah artikelmu dan memeriksa ranking secara berkala lewat mesin pencari.
Pahami dulu bahwa ranking bukan berarti artikelmu tidak bagus atau tidak teroptimasi. Ada banyak hal yang menentukan hasil ranking dan performa di mesin pencari, termasuk:
- Optimasi keterbacaan – apakah konten unik, menawarkan angle baru dan sudah ditulis secara komprehensif untuk memuaskan pembaca?
- Optimasi on page – apakah kamu sudah menerapkan link building, meletakkan meta deskripsi dengan baik dan memberikan tag pada artikel?
- Optimasi off page – apakah artikelmu pernah dijadikan referensi oleh website lain?
Selain usaha optimasi itu, Google juga menerapkan prinsip EEAT dalam mengkurasi artikelnya. Ini juga merupakan beban penilaian sendiri ketika mereka meranking artikel.
Belum lagi, artikelmu harus berhadapan dengan artikel dari kompetitor. Kalau artikel mereka lebih teroptimasi, otomatis performanya juga akan mengalahkan artikelmu. Jadi ranking ini bisa berubah-ubah tergantung kompetisinya juga.
Jangan lantas kecewa ketika artikelmu tidak langsung masuk ke page satu di pencarian Google! Tenang, ranking bukan segalanya. Pembaca tetap akan melirik artikelmu jika tulisannya memang benar-benar memuaskan.
Coba kita cek performa artikel “tes mata minus” yang sudah aku unggah tadi!
Artikel tes mata minus mendapatkan ranking top 1 di mesin pencari Bing. Selain itu, artikel ini juga disebut di Bing Search dan Copilot ketika ada yang melakukan pencarian.
Sampai saat ini, aku masih menunggu artikelnya naik di Google. Setelah naik, aku akan memberikan perbandingan performanya.
Pesan untuk Penulis
Nah, itu dia serunya ngulik cara menulis artikel SEO yang bisa bikin artikel kamu jadi menarik di mata pembaca dan Google.
Ingat ya, belajar itu nggak pernah ada habisnya. Kamu udah punya modal kuat sekarang buat bikin konten yang SEO-friendly, tapi jangan berhenti di sini aja.
Dunia digital itu kayak roda, terus berputar dan berubah. Jadi, jangan takut buat mencoba hal baru atau menyerah karena salah – itulah cara kita belajar yang sebenarnya.
Semoga semua yang udah dibahas bisa jadi amunisi buat kamu dalam menciptakan konten yang nggak cuma enak dibaca Google, tapi juga bermanfaat buat yang baca.
Pahami bahwa kita menulis bukan cuma buat mesin pencari, tapi lebih penting lagi, buat manusia yang butuh inspirasi, informasi, atau sekedar hiburan.
Jadi, tetap semangat nulis, yuk! Jadilah penulis yang terus berinovasi dan ngasih yang terbaik. Keep writing, keep shining!