Site icon Tika Widya

Proofreading: Pengertian, Fokus dan Hasilnya

proofreading

Kalau kamu seorang penulis, kamu mungkin sering mendengar istilah proofreading. Tapi, tahukah kamu apa sebenarnya proofreading itu? Yuk, kita bahas bersama!

Apa Itu Proofreading?

Proofreading adalah tahapan editing terakhir sebelum sebuah tulisan dipublikasikan. Tujuannya adalah memastikan tidak ada kesalahan kecil yang terlewatkan selama rangkaian proses editing. 

Meskipun poin-poin pemeriksaannya hampir sama dengan copy editing, proofreading tetap menjadi tahapan yang tak boleh dilewatkan karena memberikan kontrol kualitas terakhir buat penulis.

Dengan kata lain, proofreading adalah sentuhan akhir yang membuat tulisan kamu tampak sempurna di mata pembaca.

Apa yang Diperiksa dalam Proofreading?

Nah, kamu pasti penasaran apa saja yang diperiksa saat proofreading. Ini adalah beberapa aspek tulisan yang jadi fokus dalam proofreading:

1. Tata Bahasa, Ejaan, dan Tanda Baca

Ini adalah area yang paling mendasar. Proofreader akan memastikan tidak ada kesalahan tata bahasa, ejaan, atau tanda baca yang tersisa. Misalnya, penggunaan titik, koma, tanda tanya, dan sebagainya. Semua harus sesuai dengan aturan yang berlaku di PUEBI, EYD V dan KBBI.

Contoh: 

“Dia menghela nafas panjang.” diubah menjadi “Dia menghela napas panjang.”

Alasan: Napas adalah kata baku yang sudah sesuai dengan KBBI. 

2. Kapitalisasi dan Format

Konsistensi adalah kunci. Proofreader akan memeriksa apakah semua penggunaan huruf kapital sudah benar dan sesuai dengan gaya yang digunakan. Selain itu, format penulisan, seperti penomoran halaman, header, dan elemen visual lainnya juga diperhatikan.

Contoh: 

“Di taman, ada Banyak Bunga.” diubah menjadi “Di Taman, ada banyak bunga.”

Alasan: Menggunakan kapitalisasi yang konsisten sesuai dengan aturan dan gaya yang telah ditetapkan membuat tulisan lebih profesional dan mudah dibaca. Dalam contoh ini, “Banyak Bunga” diubah menjadi “banyak bunga” untuk menjaga konsistensi dan mengikuti aturan kapitalisasi yang benar.

3. Tata Letak Halaman

Proofreader juga memperhatikan tata letak halaman. Mereka memastikan tidak ada masalah seperti header yang hilang, nomor halaman yang tidak sesuai, atau aset visual yang kurang pas penempatannya.

Contoh:

Judul bab yang seharusnya berada di bagian atas halaman malah berada di tengah atau nomor halaman yang hilang pada beberapa halaman.

Alasan: Menjaga tata letak halaman yang konsisten dan sesuai dengan standar penerbitan memastikan bahwa tulisan terlihat profesional dan mudah diikuti oleh pembaca. Dalam contoh ini, judul bab dipindahkan ke posisi yang benar dan nomor halaman diperbaiki untuk menjaga alur dan keteraturan dokumen.

Hasil dari Proofreading

Setelah melalui proses proofreading, tulisan kamu akan terlihat lebih profesional dan bebas dari kesalahan. Proofreading adalah tahapan terakhir dalam proses editing setelah structural editing, line editing dan copy editing. Jadi, hasil akhirnya adalah tulisan yang siap diluncurkan ke pembaca. 

Dengan proofreading, semua kesalahan kecil yang mungkin terlewatkan selama proses editing bisa diperbaiki, sehingga tulisan kamu benar-benar siap untuk dipublikasikan.

Pembaca akan merasa lebih nyaman membaca tulisan yang rapi dan teratur. Selain itu, ini juga menunjukkan bahwa kamu memperhatikan detail dan serius dalam menyampaikan informasi. Dengan demikian, kamu dapat membangun kredibilitas dan kepercayaan di mata pembaca.

Pesan untuk Penulis

Sebagai penulis, kamu tidak boleh melewatkan tahap proofreading. Kalau mau belajar lebih banyak lagi, kamu bisa bergabung dengan Komunitas Belajar Nulis by Tika Widya untuk mendapatkan tips penulisan. Di sana, kamu bisa belajar banyak hal dari sesama penulis yang lebih berpengalaman.

Sekian dulu pembahasan soal proofreading. Semoga artikel ini bermanfaat dan membuat kamu lebih paham tentang pentingnya proofreading dalam proses penulisan. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Exit mobile version