Site icon Tika Widya

Copywriting Makanan: Pengertian, Formula, Cara Menulis dan Tipsnya

Copywriting Makanan: Pengertian, Formula, Cara Menulis dan Tipsnya

Saat baru memulai karir jadi penulis lepas, copywriting makanan itu termasuk salah satu pesanan yang paling sering datang. Aku sempat menulis caption, iklan, sampai deskripsi produk makanan yang menghasilkan cukup banyak tambahan cuan. 

Makanya, skill copywriting jual makanan ini penting banget buat para penulis pemula yang mau cari klien di industri food and beverages atau sekadar mau nambah penghasilan dari jualan produk makanan sendiri. 

Oke, tanpa berlama-lama di pembukaan, aku akan memulai artikel ini dengan membahas pengertian, formula, cara, contoh dan tips buat bikin copywriting makanan. 

Pengertian Copywriting Makanan 

Kamu mungkin sering heran, kenapa sih liat foto atau deskripsi makanan saja bisa bikin laper? Nah, itu adalah efek dari copywriting makanan. 

Copywriting makanan adalah seni menggunakan kata-kata untuk menarik minat audiens agar mereka mau mencoba atau membeli produk makanan yang dibahas.

Copywriting makanan ini ada banyak jenisnya, loh.  Beberapa di antaranya (tapi belum semua): 

Seni copywriting makanan terletak di memilih kata yang tepat untuk menggambarkan tampilan, aroma, dan rasa makanan sehingga audiens kita bisa merasakannya hanya dengan membaca.

Tugas utama dari copywriter makanan adalah meyakinkan kita untuk melakukan sesuatu, entah itu mencoba menu baru di kafe kesayangan, memborong produk makanan di supermarket, atau menjadi penggemar berat sebuah brand F&B. 

Oleh karena itu, seorang copywriter makanan yang andal biasanya piawai banget memainkan psikologi audiens dengan kata-kata, sehingga tanpa sadar audiens sudah terpikat dan siap untuk mengambil tindakan.

Formula Paling Tepat Buat Copywriting Makanan 

Menurut aku, semua formula bisa aja dipake buat copywriting untuk makanan. Tapi aku cenderung suka pake AIDA. 

Apa aja sih yang ada di formula AIDA? Nah, AIDA itu singkatan dari: Attention, Interest, Desire, dan Action. 

Formula Copywriting AIDA

Keempat unsur ini kalo dipake dengan bener bisa bantu kamu bikin kata-kata yang menarik dan bisa memotivasi orang untuk langsung beli produk makananmu.

1. Attention

Pertama, Attention, alias perhatian. Ini tahap di mana tulisan copywriter harus berhasil menarik perhatian audiens. Gak pake lama, audiens kudu langsung klik! Contohnya, pake judul yang memantik emosi atau nyenggol sesuatu yang lagi tren.

2. Interest

Kedua, Interest, alias ketertarikan. Di tahap ini, kita bikin mereka yang udah nyantol di judul tadi jadi tambah penasaran. Di sini, kamu bisa cerita dikit soal keunikan dari produk makananmu. Misalnya, apakah cara buatnya beda, rasa yang nggak biasa, atau mungkin sejarah makanan tersebut yang menarik.

3. Desire

Ketiga, Desire, alias keinginan. Ini saatnya kita panaskan suasana, buat audiens gak cuma tertarik aja tapi juga mulai pengen nyoba atau beli makanan itu. Tekankan hal-hal yang membuat makanan ini harus dibeli, kayak kelezatannya yang bikin ketagihan, atau bisa juga tunjukin gimana makanan ini bisa jadi pilihan yang lebih sehat.

4. Action

Terakhir, Action, alias tindakan. Ini goal akhir kita yaitu mengajak audiens untuk melakukan sesuatu. Copywriter yang jago akan mengeksekusi tahap keempat ini dengan menulis call-to-action yang sesuai. Misalnya, “Beli Sekarang”, “Kirim ke Rumah”, “Pesan di Sini!”, dan lain sebagainya. Selain itu, kamu juga bisa  kasih promo khusus yang waktu terbatas, buat mendorong audiens untuk segera bertindak.

Nah, dengan menata langkah-langkah di AIDA ini dengan smooth, aku jamin copywriting makanan kamu bakalan lebih efektif menjangkau dan memengaruhi audiens!

Cara Menulis Copywriting Makanan

Di bagian sebelumnya, aku sudah mengungkap bahwa formula yang paling baik buat copywriting makanan itu adalah formula AIDA. 

Nah, di bagian ini, aku akan jelaskan step-by-step cara menulisnya lengkap dengan contoh copywriting makanan yang merupakan hasilnya. 

Buat studi kasus copywriting makanan kali ini, aku akan pakai produk makanan imajiner yang namanya ParuNyos. Anggap aja ini adalah produk frozen food oseng paru pedas yang bisa disimpan sampai 1 bulan di dalam freezer dan tinggal dipanasin aja kalau mau dimakan. 

Studi Kasus: Copywriting ParuNyos

Oke, kita mulai tutorial menulis copywriting-nya! 

1. Mencari Attention (Perhatian)

Mulai dengan sesuatu yang bisa langsung memancing perhatian audiens. Misalnya:

“Lapar tengah malam tapi malas keluar rumah? Kamu pasti belum kenalan sama ParuNyos, oseng paru pedas yang enak, praktis dan tahan lama di kulkas sampai sebulan!”

2. Membangun Interest (Ketertarikan)

Sekarang saatnya bikin audiens yang udah tertarik tadi jadi ingin tahu lebih banyak. Contohnya:

“ParuNyos menawarkan sensasi rasa pedas yang autentik khas dapur Nusantara. Aromanya bener-bener menggelitik dan pasti bikin kamu auto nambah nasi!”

3. Memantik Desire (Keinginan)

Tingkatkan keinginan audiens buat membeli produk dengan menonjolkan kelebihan dan manfaat produk. Misalnya:

“ParuNyos terbuat dari bahan-bahan organik, tanpa pengawet, dan praktis! Keluarin dari freezer dan panasin 5 menit, si jago merah ini langsung siap menggoyang lidahmu.”

4. Menyarankan Action (Tindakan)

Ajak audiens untuk bertindak sekarang juga! Contohnya: 

“Jangan tunda lagi, pesan ParuNyos hari ini juga! Klik di sini untuk dapatkan diskon 20% hanya untuk 100 pembeli pertama!”

Nah, udah jadi! Sekarang, kamu hanya perlu menggabungkan semuanya jadi satu! Ini contoh copywriting iklan makanan ParuNyos. 

Lapar tengah malam tapi malas keluar rumah? 

Kamu pasti belum kenalan sama ParuNyos, oseng paru pedas yang enak, praktis dan tahan lama di kulkas sampai sebulan!

ParuNyos menawarkan sensasi rasa pedas yang autentik khas dapur Nusantara. Aromanya bener-bener menggelitik dan pasti bikin kamu auto nambah nasi!

ParuNyos terbuat dari bahan-bahan organik, tanpa pengawet, dan praktis!
Keluarin dari freezer dan panasin 5 menit, si jago merah ini langsung siap menggoyang lidahmu.

Jangan tunda lagi, pesan ParuNyos hari ini juga! 

Klik di sini untuk dapatkan diskon 20% hanya untuk 100 pembeli pertama!

Terus, teks copywriting makanan ini harusnya ditaruh di mana? 

Kamu bisa menggunakan teks ini di: 

Banyak, kan? Copywriting emang multi-purpose, kok!

5 Tips Sukses Menulis Copywriting Makanan

Nah, aku akan lanjut ke beberapa tips yang perlu kamu perhatikan ketika sedang membuat copywriting bisnis makanan. Apa saja itu? 

1. Pahami Target Audiens Produkmu

Sebelum menulis apa pun, kamu harus tahu dulu siapa yang bakal jadi sasaran utama produkmu. Misalnya, jika target audiensmu adalah keluarga muda, fokuskan copywritingnya pada aspek yang mereka butuhkan yaitu, kepraktisan dan nilai gizi yang tinggi.

Contoh: “Nikmati kehangatan makan malam bersama keluarga dengan ParuNyos, praktis dan penuh gizi untuk tumbuh kembang si kecil.”

2. Tunjukin Keunikan Produk

Setiap produk pasti punya ciri khas tersendiri. Tonjolkan apa yang membuat produkmu berbeda dari yang lain. Misal, kalau keunikan produkmu terletak pada bumbunya, kamu bisa menulis seperti contoh copywriting jual makanan di bawah ini. 

Contoh: “Racikan bumbu khas Nusantara bikin ParuNyos membawa nostalgia dapur rumah ke piringmu.”

3. Pakai Detail Sensorik

Detail sensorik dalam penulisan adalah penggunaan deskripsi yang memanfaatkan indera manusia—seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan—untuk menciptakan gambaran yang lebih hidup dan mendalam tentang suatu objek atau pengalaman. 

Dalam konteks copywriting makanan, detail sensorik bisa membantu kamu membangkitkan keinginan pembeli dengan menggambarkan pengalaman sensorik yang akan mereka rasakan.

Jadi, gunakan deskripsi yang menggugah panca indera untuk membuat pembaca bisa ‘merasakan’ produkmu melalui kata-kata.

Contoh: “Setiap suapan ParuNyos menawarkan gurihnya daging paru yang empuk, dipadu cabe pedas merona yang betah bertahan di lidah, sempurna untuk menghangatkan malam.”

Tuh, yang baca pasti bisa merasa seolah sedang mengunyah produkmu. 

Deskripsi seperti ini bisa memancing reaksi emosional dari audiens dengan merangsang indera mereka melalui kata-kata, sehingga mereka bisa merasakan atau membayangkan sensasi dari produk makanannya.

4. Coba Gunakan Majas Aliterasi untuk Membius Audiens

Aliterasi bisa membuat kalimatmu lebih menarik dan mudah diingat.

Aliterasi adalah sebuah teknik sastra yang melibatkan pengulangan suara konsonan di awal kata-kata yang berdekatan atau berurutan dalam sebuah kalimat atau frasa. 

Teknik ini sering digunakan dalam berbagai bentuk sastra, termasuk puisi, prosa, dan tentu saja, dalam copywriting. 

Tujuannya adalah untuk menambah ritme, keindahan bunyi, dan membuat teks lebih menarik dan mudah diingat.

Contoh: “Panas, pedas, ParuNyos pilihan pas untuk lidah paling pemilih.”

Nih… salah satu contoh penggunaan aliterasi di copywriting yang pakai pengulangan suara konsonan “P”. 

5. Jangan Bikin Kalimat yang Terlalu Panjang

Lebih baik gunakan kalimat yang pendek dan padat agar target audiensmu mudah memahami produk dan pesan yang mau kamu sampaikan.

Contoh: “ParuNyos: cepat, praktis, lezat. Solusi makan malam dalam sekejap!”

Pesan untuk Penulis

Sebagai penutup, aku ingin ingatkan bahwa dunia copywriting, khususnya di industri makanan, adalah tentang bagaimana kita menggunakan kata-kata untuk menciptakan pengalaman yang bisa menyentuh emosi dan membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. 

Dengan memahami dan mengaplikasikan formula AIDA, kalian itu bukan cuma jualan aja tapi juga memberi informasi dan value kepada target audiens.

Jadi, buat kalian para copywriter baik yang profesional maupun yang pemula, cobalah untuk selalu percaya pada kekuatan kata-kata yang kamu rangkai. 

Setiap kata yang kamu tulis bisa jadi kunci untuk membuka pintu kesuksesan produk yang kamu pasarkan. Teruslah berlatih, jangan takut untuk bereksperimen dengan gaya bahasa, dan yang paling penting, selalu dengarkan dan pahami apa yang diinginkan audiensmu.

Masih pengen diskusi lebih lanjut soal copywriting makanan? Kamu bisa follow aku di Instagram @tikawidya.writer dan langsung aja kirim DM buat tanya-tanya lebih lanjut! 

Exit mobile version