Site icon Tika Widya

9 Cara Praktis Menulis Artikel yang Baik untuk Pemula

9 Cara Praktis Menulis Artikel yang Baik untuk Pemula

Image created by Tika Widya using DALL-E 3

Menulis artikel bisa menjadi pengalaman yang mengasyikkan bagi penulis pemula. Nah, ada beberapa tips dan trik yang bisa membantumu dalam menulis artikel yang baik dan menarik. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa kamu ikuti:

1. Pilih Topik yang Menarik Minatmu

Saat kamu memutuskan untuk menulis sebuah artikel, langkah pertama dan paling krusial adalah memilih topik. Kenapa begitu penting? Mari saya jelaskan.

Pertama-tama, memilih topik yang sesuai dengan minat atau keahlianmu sangat berpengaruh terhadap proses penulisanmu. Ketika kamu menulis tentang sesuatu yang kamu sukai atau pahami, kamu akan merasa lebih terlibat dan termotivasi. Ini karena kamu tidak hanya menumpahkan kata-kata, tapi juga passion dan pemahamanmu tentang subjek tersebut.

Bayangkan ketika kamu menulis tentang hobi atau bidang yang kamu kuasai, kata-kata cenderung mengalir dengan lebih mudah. Kamu tidak perlu berjuang keras untuk mencari ide atau informasi karena semuanya sudah ada di kepalamu. Ini membuat proses penulisan menjadi lebih ‘ringan’ dan tidak terasa seperti beban.

Selain itu, ketika kamu menulis tentang sesuatu yang kamu minati, tulisanmu akan terasa lebih hidup dan autentik. Pembaca bisa merasakan keaslian dan antusiasme kamu melalui kata-kata yang kamu pilih. Ini sangat penting karena salah satu kunci artikel yang baik adalah kemampuannya untuk terhubung dengan pembaca.

Pro Tips: Luangkan waktu untuk benar-benar memikirkan apa yang membuatmu bersemangat atau topik apa yang kamu rasa kamu kuasai. Bisa jadi itu tentang teknologi, kuliner, perjalanan, atau bahkan pengalaman pribadimu sendiri. Setelah menemukan topik itu, mulailah dengan membuat kerangka dasar artikelmu. Dengan cara ini, kamu tidak hanya akan menikmati proses penulisan, tapi juga akan menghasilkan karya yang berkualitas dan berdampak bagi pembaca.

2. Lakukan Riset yang Mendalam

Saat kamu sudah menentukan topik yang akan ditulis, langkah berikutnya adalah melakukan riset yang mendalam. Mengapa riset itu penting? Mari saya jelaskan.

Riset membantu memastikan bahwa informasi yang kamu sampaikan dalam artikelmu tidak hanya menarik, tetapi juga akurat dan dapat dipercaya. Dengan melakukan riset, kamu mengumpulkan berbagai fakta, data, dan perspektif yang akan mendukung isi artikelmu.

Contohnya, katakanlah kamu ingin menulis tentang “Manfaat Diet Mediterania bagi Kesehatan Jantung”. Kamu perlu mencari data dari studi klinis, wawancara dengan ahli gizi, atau artikel dari jurnal kesehatan yang terpercaya. Dengan informasi tersebut, artikelmu tidak hanya informatif tapi juga kredibel.

Ada beberapa langkah dalam melakukan riset yang baik:

  1. Carilah informasi dari sumber-sumber yang memiliki reputasi baik. Pilih sumber dari buku, jurnal ilmiah, situs web edukasi, atau wawancara dengan para ahli di bidangnya.
  2. Jangan hanya mengandalkan satu sumber. Validasi semua informasi yang kamu dapatkan dengan mengecek ke berbagai sumber.
  3. Saat melakukan riset, catat poin-poin penting dan organisir data tersebut. Ini akan memudahkanmu saat menyusun artikel.
  4. Pastikan data dan informasi yang kamu gunakan adalah terkini, terutama jika kamu menulis tentang topik yang berkembang cepat, seperti teknologi atau kebijakan terbaru.
  5. Jika kamu menulis untuk platform online, lakukan riset kata kunci. Ini akan membantu artikelmu lebih mudah terbaca oleh mesin pencari.

Artikel yang ditulis dengan data yang akurat dan terverifikasi akan lebih dihargai pembaca, membangun reputasimu sebagai penulis yang andal.

3. Tentukan Audiens Targetmu

Ketika kamu menulis artikel, kamu harus paham siapa yang akan membaca tulisanmu. Ini adalah kunci utama untuk membuat artikelmu relevan dan menarik bagi pembacamu.

Mengapa menentukan audiens target itu penting? Karena setiap kelompok pembaca memiliki preferensi, minat, dan kebutuhan informasi yang berbeda. Misalnya, cara kamu berkomunikasi dengan remaja akan berbeda dengan cara kamu berkomunikasi dengan profesional yang sudah berpengalaman.

Berikut beberapa contoh:

  1. Menulis untuk Remaja: Jika audiens targetmu adalah remaja, gunakanlah bahasa yang ringan, gaya penulisan yang menyenangkan, dan topik yang sesuai dengan minat mereka seperti tren terkini, teknologi, atau hobi. Kamu bisa menyertakan humor, slang yang populer, atau referensi budaya yang sedang tren.
  2. Menulis untuk Profesional: Di sisi lain, jika kamu menulis untuk para profesional, gaya penulisanmu harus lebih formal dan informatif. Kamu perlu menyajikan data dan analisis yang mendalam, serta menggunakan terminologi khusus bidang tersebut. Artikelmu harus menunjukkan keahlian dan kredibilitas di mata pembaca profesional.
  3. Menulis untuk Orang Tua: Jika kamu menulis untuk orang tua, topik seperti pendidikan anak, kesehatan keluarga, atau pengelolaan keuangan rumah tangga bisa sangat relevan. Gaya bahasamu harus empatik dan mendukung, memberikan informasi yang berguna dan praktis.
  4. Menulis untuk Penggemar Gaya Hidup: Bagi audiens yang tertarik dengan gaya hidup, fokuslah pada topik seperti perjalanan, kuliner, fashion, atau kebugaran. Gunakan gaya penulisan yang inspiratif dan visual yang menarik untuk menarik perhatian mereka.

Dalam menentukan audiens target, pertimbangkan faktor seperti usia, jenis kelamin, minat, tingkat pendidikan, dan latar belakang kultural pembaca. Ini akan membantumu dalam memilih kata-kata dan struktur artikel yang tepat.

Ingat, semakin kamu memahami audiensmu, semakin efektif komunikasi yang kamu bangun melalui tulisanmu.

4. Buat Kerangka Artikel

Sekarang, kita akan membahas tentang pentingnya membuat kerangka atau outline sebelum menulis artikel. Sebagai penulis, saya paham betul bahwa kerangka artikel bisa membimbing proses penulisanmu agar lebih terarah dan terorganisir.

Pembuatan kerangka artikel itu seperti membuat peta sebelum melakukan perjalanan. Kamu menetapkan tujuan utama dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk sampai ke sana. Ini membantu memastikan bahwa setiap bagian artikelmu berkontribusi pada tujuan keseluruhan dan tidak menyimpang dari topik utama.

Cara paling simple untuk membuat kerangka artikel:

  1. Tentukan Judul dan Tujuan Artikel: Mulailah dengan menetapkan judul yang menarik dan jelas. Kemudian, tentukan apa tujuan utama artikelmu, apakah untuk menginformasikan, meyakinkan, atau menghibur pembaca.
  2. Buat Poin Utama: Pikirkan tentang poin-poin utama yang ingin kamu sampaikan. Ini akan menjadi bagian utama dari artikelmu. Misalnya, jika kamu menulis tentang “Manfaat Bersepeda bagi Kesehatan”, poin utamamu bisa termasuk “meningkatkan kebugaran fisik”, “mengurangi stres”, dan “manfaat lingkungan”.
  3. Urutkan Poin-poinmu: Susun poin-poinmu dalam urutan yang logis. Ini bisa berdasarkan kepentingan, kronologi, atau kategori. Pastikan alurnya mudah diikuti.
  4. Tambahkan Subpoin jika Perlu: Untuk setiap poin utama, tambahkan subpoin untuk menjelaskan atau mendukung poin tersebut lebih lanjut. Ini bisa berupa data, contoh, atau analisis.
  5. Kesimpulan: Di akhir artikel, buatlah kesimpulan yang merangkum poin-poin utama dan memberikan penutup yang memuaskan bagi pembaca.

Mudah, kan? Jadi, sebelum kamu mulai menulis artikel selanjutnya, ingatlah untuk meluangkan waktu sejenak untuk membuat kerangka yang baik. Ini akan membuat artikelmu jadi lebih rapi dan terarah.

5. Tulis dengan Gaya Bahasa yang Menarik

Sebagai penulis, kamu pasti ingin tulisanmu tidak hanya informatif tetapi juga menarik dan mudah dinikmati oleh pembaca. Ini bukan hanya soal pilihan kata, tapi juga tentang ritme, struktur kalimat, dan suara yang kamu gunakan dalam tulisanmu.

Berikut beberapa cara untuk membuat gaya bahasa artikelmu lebih menarik:

6. Gunakan Paragraf dan Subjudul yang Jelas

Struktur yang baik tidak hanya memudahkan pembaca dalam mengikuti alur cerita atau informasi, tapi juga membuat artikel terlihat lebih rapi dan profesional.

Mari kita bahas bagaimana cara efektif menggunakan paragraf dan subjudul!

  1. Paragraf: Setiap paragraf sebaiknya berfokus pada satu ide atau poin utama. Ini membantu pembaca untuk memahami setiap bagian dari artikelmu secara jelas. Usahakan untuk tidak membuat paragraf yang terlalu panjang, karena bisa membuat pembaca merasa lelah. Sebagai aturan umum, cobalah untuk membatasi panjang paragraf antara tiga hingga enam kalimat.
  2. Subjudul: Subjudul sangat berguna untuk memecah teks dan memberikan petunjuk tentang apa yang akan dibahas dalam bagian tertentu dari artikel. Ini seperti memberikan pembaca ‘peta’ untuk mengikuti alur artikelmu. Gunakan subjudul yang menarik dan deskriptif, yang bisa menangkap esensi dari setiap bagian artikelmu.

Contohnya, dalam artikel tentang “Tips Menjaga Kesehatan Mental”, kamu bisa memiliki subjudul seperti “Pentingnya Istirahat yang Cukup”, “Teknik Relaksasi yang Efektif”, dan “Makanan untuk Meningkatkan Kesehatan Mental”. Setiap subjudul ini menandai awal dari bagian baru dalam artikel dan membantu pembaca menemukan informasi yang mereka cari dengan lebih mudah.

Pro Tips: Saat berpindah dari satu subjudul ke subjudul lainnya, gunakan kata transisi. Ini akan membantu mengalirkan artikelmu secara lancar dan membuat pembaca tetap terlibat. Kemudian, pastikan untuk menggunakan format yang konsisten untuk subjudulmu, baik itu dalam hal ukuran font, gaya, atau penempatan. Konsistensi ini membuat artikelmu terlihat lebih profesional dan mudah diikuti.

7. Sertakan Contoh atau Kisah Nyata

Salah satu cara terbaik untuk membuat artikelmu lebih hidup dan menarik adalah dengan menyertakan contoh atau kisah nyata. Oleh karena itu, saya selalu mencari cara untuk membuat tulisan saya lebih relatable. Nah, penggunaan contoh atau kisah nyata adalah salah satu strategi efektif yang sering saya gunakan.

Mengapa Menyertakan Contoh atau Kisah Nyata?

  1. Membuat Konsep Abstrak Menjadi Lebih Konkret: Kadang-kadang kamu mungkin berbicara tentang ide atau konsep yang abstrak. Dengan menyertakan contoh nyata, kamu membantu pembaca memahami ide tersebut dalam konteks yang lebih nyata dan praktis.
  2. Meningkatkan Keterlibatan Pembaca: Kisah nyata atau contoh spesifik dapat menarik perhatian pembaca karena mereka bisa mengaitkannya dengan pengalaman atau situasi nyata.
  3. Membangun Kredibilitas: Contoh nyata menunjukkan bahwa kamu telah melakukan riset dan memahami topik yang kamu tulis secara mendalam.

Cara Menyertakan Contoh atau Kisah Nyata

8. Edit dan Revisi

Setelah kamu selesai menulis artikel, ada satu langkah penting yang tidak boleh dilewatkan: proses editing dan revisi. Ini adalah tahap di mana kamu mengasah dan memperbaiki tulisanmu sehingga tulisa bisa tampil sebaik mungkin sebelum sampai ke tangan pembaca. Oleh karena itu, saya selalu menganggap tahap editing sebagai kesempatan untuk ‘menyempurnakan’ karya saya.

Mengapa Editing dan Revisi Penting? Ingat! Bahkan penulis terbaik pun bisa membuat kesalahan ejaan atau tata bahasa. Editing membantu kamu menemukan dan memperbaiki kesalahan tersebut. Kadang, apa yang kamu maksudkan saat menulis tidak sejelas saat dibaca orang lain. Revisi membantumu melihat tulisanmu dari perspektif pembaca dan memastikan pesanmu tersampaikan dengan jelas.

Lebih daripada itu, revisi adalah waktu untuk memastikan bahwa semua bagian dalam artikelmu mendukung tema atau argumen utama. Jadi, pada tahapan ini, kamu bisa memotong beberapa bagian yang tidak relevan atau menguatkan argumen yang lemah.

Bagaimana Cara Melakukan Editing dan Revisi?

Ingat, tidak ada tulisan yang sempurna pada draft pertama. Editing dan revisi adalah bagian penting dari proses penulisan yang membuat karyamu berkualitas. Jadi, luangkan waktu yang cukup untuk tahap ini dan poles artikelmu sebaik mungkin.

9. Dapatkan Masukan dari Orang Lain

Setelah kamu menyelesaikan proses menulis, mengedit, dan merevisi artikel, ada satu langkah lagi yang harus kamu lakukan: meminta masukan dari orang lain. Mendapatkan perspektif dari orang lain ternyata penting untuk meningkatkan kualitasnya.

Bagaimana Cara Mendapatkan Masukan?

Contoh, saya pernah menulis artikel tentang pentingnya keseimbangan hidup dan kerja. Setelah meminta masukan, saya menyadari bahwa beberapa contoh yang saya gunakan tidak relevan dengan audiens sasaran saya. Berkat masukan tersebut, saya dapat mengganti contoh tersebut dengan yang lebih sesuai.

Mendapatkan masukan adalah bagian penting dalam proses penulisan. Ini membantu memastikan bahwa artikelmu tidak hanya baik menurut pandanganmu sendiri tetapi juga menarik dan informatif bagi pembaca. Jadi, jangan ragu untuk meminta feedback sebelum mempublikasikan tulisanmu.

Dengan mengikuti 9 langkah menulis artikel yang baik ini, kamu pasti bisa menulis artikel yang menarik, bahkan jika kamu masih pemula dalam dunia penulisan. Tak sabar untuk mencobanya? Yuk, segera buka selembar dokumen!

Exit mobile version