Dalam menulis cerita, salah satu tantangan terbesar adalah bikin tokoh yang terasa hidup dan nyata bagi pembaca. Penokohan yang mendalam dan relatable bisa membuat cerita kamu nggak hanya dibaca, tapi juga dirasakan.
Nah, gimana caranya? Yuk, simak tips berikut ini!
1. Kenali Tokohmu Dalam-Dalam
Sebelum tokohmu bisa ‘hidup’ di halaman buku, kamu perlu mengenal mereka lebih dulu.
Coba bayangkan kamu sedang membuat profil untuk teman baru. Apa hobinya? Apa yang dia takuti? Mimpi terbesarnya apa? Semakin kamu tahu detail tentang tokohmu, semakin mudah bagi kamu untuk membuat mereka terasa nyata.
Contoh: Kalau tokohmu seorang petualang yang tak kenal takut, mungkin dia punya latar belakang yang membuat dia selalu mencari adrenalin, atau mungkin dia sedang mencari sesuatu yang hilang dalam hidupnya.
2. Dialog yang Autentik
Dialog adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan siapa tokohmu. Cara mereka berbicara, apa yang mereka katakan, dan bagaimana mereka mengatakan sesuatu bisa memberi banyak wawasan tentang karakter mereka. Selain itu, catchphrase juga bisa jadi salah satu hal yang bikin tokoh terasa autentik.
Contoh: Seorang tokoh yang cerdas dan cepat berpikir mungkin menggunakan kata-kata yang kompleks dan berbicara dengan cepat. Sedangkan tokoh yang lebih tenang dan introspektif mungkin berbicara dengan pertimbangan dan pilihan kata yang lebih hati-hati.
3. Tunjukkan, Jangan Hanya Katakan
Ini kembali lagi ke prinsip “show, don’t tell” dalam penulisan. Daripada hanya mengatakan kepada pembaca bahwa tokohmu adalah orang yang baik hati, tunjukkan melalui tindakannya.
Contoh: Jika tokohmu baik hati, tunjukkan dia sedang memberi makan kucing jalanan atau membantu orang tua menyeberang jalan. Ini lebih efektif daripada sekadar mengatakan “Dia orangnya baik hati.”
4. Konflik Internal dan Pertumbuhan
Tokoh yang terasa hidup adalah tokoh yang mengalami konflik internal dan pertumbuhan sepanjang cerita. Mereka menghadapi dilema, membuat keputusan sulit, dan belajar dari kesalahan.
Contoh: Seorang tokoh mungkin awalnya takut mengambil risiko karena trauma masa lalu. Namun, sepanjang cerita, dia belajar untuk mengatasi ketakutannya dan akhirnya mengambil langkah besar untuk mencapai tujuannya.
5. Gunakan Detail Fisik dan Psikologis
Detail kecil tentang penampilan atau kebiasaan tokoh bisa membuat mereka terasa lebih nyata. Ini juga termasuk ekspresi wajah, gestur, atau kebiasaan unik yang mereka miliki.
Contoh: Mungkin ada tokoh yang selalu menggigit kuku ketika gugup, atau yang selalu memakai kalung pemberian ibunya sebagai tanda keberuntungan.
6. Respon terhadap Lingkungan
Cara tokohmu merespon situasi atau lingkungan sekitar mereka juga bisa menambah kedalaman karakter. Ini termasuk bagaimana mereka bereaksi terhadap perubahan, tantangan, atau bahkan cuaca.
Contoh: Seorang tokoh yang benci hujan karena mengingatkannya pada hari yang buruk dalam hidupnya, atau tokoh yang merasa tenang ketika berada di alam terbuka.
7. Buat Mereka Punya Kekurangan
Tidak ada orang yang sempurna, dan ini juga berlaku untuk tokoh-tokoh dalam ceritamu. Tokoh yang memiliki kekurangan atau kelemahan terasa lebih manusiawi dan relatable.
Contoh: Tokoh yang cerdas tapi terlalu percaya diri mungkin membuat kesalahan karena tidak mendengarkan orang lain, atau tokoh yang pemberani tapi takut akan ketinggian.
8. Interaksi dengan Tokoh Lain
Interaksi tokohmu dengan tokoh lain bisa menunjukkan banyak hal tentang mereka. Ini termasuk persahabatan, persaingan, atau hubungan romantis.
Contoh: Seorang tokoh mungkin terbuka dan hangat dengan sahabatnya, tapi dingin dan tertutup dengan orang yang tidak dia percayai.
9. Buat Mereka Punya Tujuan
Setiap tokoh harus memiliki tujuan atau motivasi yang mendorong mereka sepanjang cerita. Ini tidak hanya membuat mereka lebih aktif dalam cerita, tapi juga membuat pembaca ingin tahu apakah mereka akan berhasil.
Contoh: Seorang tokoh mungkin memiliki tujuan untuk menyelamatkan desanya dari bencana alam, atau untuk menemukan jawaban tentang misteri keluarganya.
Dengan mengikuti tips-tips ini, kamu bisa bikin tokoh yang terasa hidup. Dengan kata lain, tokohmu bisa jadi teman bagi pembaca yang akan mereka ingat lama setelah buku ditutup. Selamat menulis!