Premis Cerita: Pengertian, Isi, Contoh dan Cara Membuatnya

Semua penulis pasti punya banyak ide yang suka nongol tanpa henti di pikirannya. Nah, sebelum salah satu ide ini jadi karya masterpiece-mu, kamu harus menuangkannya ke dalam sebuah premis cerita. 

Menurut KBBI, premis adalah landasan kesimpulan, dasar pemikiran dan alasan. Tapi, apa itu premis cerita? Aku akan menjelaskannya dalam artikel ini. Jadi, baca terus sampai habis! 

Pengertian Premis Cerita 

Premis cerita adalah landasan dari sebuah cerita dalam bentuk yang paling sederhana. 

Saking sederhananya, sebuah premis cerita biasanya hanya terdiri dari 1-3 kalimat saja. Meskipun pendek, premis ini harus bisa menunjukkan tokoh, plot, konflik dan tema ceritanya.

Saat hendak menulis cerpen, novel atau skenario film, kamu harus membuat premis ceritamu terlebih dahulu. 

Kenapa? 

  1. Panduan cerita – Premis bisa bikin kamu lebih fokus saat menuliskan cerita. Kamu jadi tahu tujuan ceritamu sehingga cerita tidak akan melebar kemana-mana. 
  2. Fondasi Cerita – Premis cerita itu fondasi atau ide dasar untuk mengembangkan cerita. Tanpa premis, kamu mungkin gampang hilang arah ketika ditanya ceritamu ini sebenarnya tentang apa. 
  3. Pitching – Premis digunakan untuk menjual ceritamu baik ke penerbit maupun ke produser film. Oleh karena itu, premis biasanya harus ada dalam pengajuan proposal buku atau film. 

Apa Saja Isi Premis Cerita yang Baik dan Benar?

Di artikel sebelumnya, aku sudah pernah menulis bahwa premis itu berisi 3 hal, yaitu: tokoh, tujuan dan tantangan. Ini merupakan bentuk paling sederhana dari premis. 

Contoh premis sederhana: 

Rano adalah seorang anak yatim piatu [Tokoh] yang ingin sekolah di luar negeri [Tujuan]. Namun, ia harus berhadapan dulu dengan serangkaian tes untuk mendapatkan beasiswa [Tantangan]

BACA JUGA:   7 Tipe Konflik dalam Cerita Fiksi dan Contoh-contohnya

Namun, kamu juga bisa menambahkan isi lagi biar premismu terasa lebih jelas dan lengkap. 

Premis yang baik biasanya punya enam elemen. Apa saja isi premisnya? 

  1. Protagonis – Tokoh utama ceritamu yang biasanya harus likeable, relatable dan menarik bagi audiens. 
  2. Situasi – Penjelasan tentang situasi, keterbatasan dan identitas sang tokoh. 
  3. Tujuan – Tujuan konkret si protagonis dalam rangkaian cerita. 
  4. Disaster/Bencana – Kejadian yang bikin protagonismu harus meninggalkan situasi normalnya atau identitas awalnya. 
  5. Konflik – Masalah lebih besar yang dihadapi si tokoh setelah bencana terjadi. 
  6. Lawan – Orang atau hal lain yang menghalangi tokoh mencapai tujuannya. 

Contoh premis yang baik dan benar: 

Isi PremisContoh
ProtagonisLuke Skywalker
SituasiYang dibesarkan di peternakan
TujuanIngin jadi starfighter pilot seperti sosok ayahnya yang misterius
Disaster/BencanaTetapi, ketika paman dan bibinya terbunuh saat membeli sebuah droid
KonflikLuke harus membebaskan sang pemilik droid dan mencari jalan untuk menghentikan
LawanEvil Empire dan Death Star

Contoh premis film di atas diambil dari film Star Wars: A New Hope karya George Lucas. 

Menurut aku, premis dengan enam elemen ini bisa bikin penulis melihat secara utuh gambaran besar ceritanya. Membayangkan adegan per adegannya pun akan jadi lebih gampang. Dengan demikian, kita nggak akan tersesat lagi saat sedang menulis ceritanya. 

Cara Membuat Premis 

Setelah tahu isi premis cerita, kamu mungkin sudah ada gambaran soal gimana cara membuat premis cerita. Namun, di bagian ini, aku bakal membagi tutorial bikin premis cerita buat mempermudah jalan para penulis cerita. 

1. Cari Ide Dulu

Yang pertama, kamu tentu harus cari idemu dulu. Kalau belum ada, kamu bisa brainstorming, merenung, atau menggunakan metode “what if.”

Apa itu metode What If? Metode What If adalah metode mencari ide dengan bertanya “gimana kalau…?” 

Misalnya, gimana kalau seorang anak yatim piatu mendadak dapat warisan? Gimana kalau Jung Kook melamarku? Dan seterusnya… Tulis saja sebanyak-banyaknya supaya nanti kamu bisa pilih-pilih idemu yang paling baik. 

Masih bingung? Mampet? Gak bisa maksa ide buat keluar?

Coba deh aplikasikan metode ini dengan cara: 

  • Set timer dulu sebelum menulis, biasanya 10-15 menit. 
  • Tarik napas dan pastikan pikiranmu bisa mengalir dengan bebas. 
  • Mulailah menulis kalimat-kalimat “gimana kalo…” pakai bullet point. 
  • Jangan mengedit dan jangan berhenti meskipun per poin ide tidak sambung menyambung. 
  • Berhentilah jika alarm sudah berbunyi dan lihat berapa banyak ide yang sudah kamu tuliskan. 

2. Bertanya Pada Diri Sendiri 

Setelah memilih satu ide, kamu pasti udah punya konsep dikit-lah soal ceritanya. Kini, saatnya menjawab beberapa pertanyaan untuk memperjelas idemu. 

Apa saja pertanyaannya? 

  • Siapa protagonis atau tokoh utama? Dia orang yang seperti apa?
  • Bagaimana situasi si tokoh di awal cerita? 
  • Apakah dia punya tujuan konkret untuk mendorong alur cerita? 
  • Apa saja tantangan yang harus dia hadapi sebelum bisa mendapatkan tujuannya? Sebutkan semua tantangan baik yang berbentuk tokoh antagonis atau keadaan tertentu! 
  • Kejadian apa yang bikin dia harus keluar dari situasi awalnya? 
  • Konflik apa yang akhirnya harus dia hadapi? 

Nah, apakah kamu sudah bisa menjawab semuanya? Kalau sudah, jangan berhenti sampai di situ. Selanjutnya, kamu juga harus menanyakan beberapa hal ini pada dirimu sendiri!

  • Apakah ide ini memungkinkan untuk dikejar atau dieksekusi? 
  • Apakah idemu cukup unik? 
  • Coba jelaskan apa yang bikin idemu berbeda dengan cerita serupa!
  • Apa fokus ceritamu? 
  • Apa genrenya? 
  • Siapa yang akan jadi pembacamu? 

Menjawab semua pertanyaan ini bakal bikin kamu punya gambaran yang jelas soal cerita yang akan kamu tuliskan. 

3. Tuangkan ke Dalam Premis Cerita

Setelah kamu mmenjawab pertanyaan tadi, ubahlah jawaban-jawaban tadi menjadi premis. Gunakan template ini: 

Elemen PremisPengertian
ProtagonisTokoh utama ceritamu yang biasanya harus likeable, relatable dan menarik bagi audiens.
SituasiPenjelasan tentang situasi, keterbatasan dan identitas sang tokoh.
TujuanTujuan konkret si protagonis dalam rangkaian cerita.
Disaster/BencanaKejadian yang bikin protagonismu harus meninggalkan situasi normalnya atau identitas awalnya.
KonflikMasalah lebih besar yang dihadapi si tokoh setelah bencana terjadi.
LawanOrang atau hal lain yang menghalangi tokoh mencapai tujuannya.

Contoh hasil premis cerita: 

Raden [protagonis] yang bekerja di bengkel keluarganya [situasi] berambisi untuk meninggalkan bengkel dan menjadi pegawai BUMN [tujuan]. Saat ayahnya jatuh sakit [disaster/bencana], ia harus mengambil alih tanggung jawab pengelolaan bengkel dan bersaing dengan [konflik] bengkel Ratu yang punya teknologi modern [lawan]

Nah, premis kamu sudah jadi! Mudah bukan? 

Tips Membuat Premis Cerita

Ini beberapa tips tambahan dariku biar premis kamu lebih jelas lagi. 

  1. Hindari/batasi menulis kata sifat di premis. Terlalu banyak kata sifat bikin premismu lebih abstrak dan sulit jadi panduan dalam penulisan cerita ke depannya. 
  2. Jawab pertanyaan dengan baik! Cek pertanyaan yang aku tulis di cara membuat premis nomor dua. Pastikan kamu sudah bisa menjawab semuanya sebelum mulai menulis premis. 
  3. Perhatikan kepadatan premis. Sebuah premis cerita yang baik seharusnya jelas dan padat. Pastikan premismu terdiri dari 1-3 kalimat saja

Kesimpulan

Sebagai fondasi dari kisahmu, premis adalah landasan utama untuk penulisan cerita. Dengan premis yang jelas, tulisanmu jadi lebih fokus dan terarah. Selain itu, premis juga jadi salah satu alat pitching untuk meyakinkan penerbit/produser bahwa ceritamu memang punya audiens sendiri. 

Karena premis cerita biasanya hanya terdiri dari 1-3 kalimat. Cara membuatnya pun cukup sederhana. Kamu hanya harus memenuhi semua elemen isi premis cerita yaitu: tokoh protagonis, situasi, tujuan, bencana, konflik dan lawan. 

Masih bingung soal premis cerita? Kamu bisa gabung dengan Komunitas Belajar Nulis by Tika Widya untuk bertanya dan berdiskusi lebih lanjut dengan lebih dari 1700+ penulis dari seluruh Indonesia. 

Referensi: 

  1. Bunting, J., & Puerto, E. (n.d.). Premise: The First Step To Writing Your Book. The Write Practice. Retrieved April 9, 2024, from https://thewritepractice.com/premise-definition/ 
  2. DeGuzman, K. (2022, October 23). What is the Premise of a Story — Definition and Examples. StudioBinder. Retrieved April 9, 2024, from https://www.studiobinder.com/blog/what-is-a-premise-of-a-story-definition/ 
  3. The Premise of Your Story. (2008, March 11). Writer’s Digest. Retrieved April 9, 2024, from https://www.writersdigest.com/improve-my-writing/the-premise-of-your-story 
  4. Weiland, K. M. (2011). Outlining Your Novel: Map Your Way to Success. PenForASword Pub.

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *