Recount text berfungsi untuk menceritakan kembali pengalaman atau peristiwa yang terjadi di masa lalu. Tujuan dari recount adalah untuk menginformasikan, menghibur, dan mengevaluasi suatu kejadian. Recount tidak terbatas pada satu genre penulisan tertentu.
Sebuah recount dapat berfokus pada bagian tertentu dari suatu peristiwa atau menceritakan kembali seluruh cerita. Peristiwa dalam recount biasanya disusun secara kronologis. Sehingga pembaca dapat memahami sebuah event secara berurutan.
5 Gaya Recount Text
Ada banyak gaya yang berbeda dari recount text. Mari kita lihat lima jenis utamanya!
1. Personal Recount
Menceritakan kembali aktivitas yang pernah melibatkan penulis secara pribadi. Penceritaan ulang seperti ini sering kali bertujuan untuk membangun hubungan yang akrab antara penulis dan pembaca.
Beberapa jenis personal recount yang umum termasuk anekdot, entri buku harian, jurnal, surat pribadi, dll. Meskipun ada beberapa perbedaan, personal narrative memiliki banyak kesamaan dengan personal recount.
2. Factual Recount
Factual Recount adalah jenis teks yang melaporkan rincian insiden dengan merekonstruksi informasi faktual, mis. rekonstruksi polisi dari sebuah kecelakaan, recount sejarah, recount biografi dan otobiografi.
Sebuah factual recount adalah recount objektif dari peristiwa aktual yang dituliskan oleh seseorang yang tidak terlibat dalam situasi tersebut. Lebih dari itu, tujuannya adalah untuk memberi informasi maupun menghibur pembaca.
3. Procedural Recount
Teks ini merekam langkah-langkah dalam penyelidikan atau penelitian. Dengan demikian memberikan dasar untuk hasil atau temuan yang dilaporkan. Procedural recount mencatat peristiwa seperti eksperimen sains atau memasak.
Tulisan ini menyajikan peristiwa secara kronologis. Tujuan utama dari recount prosedural adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca.
4. Literary Recount
Literary recount biasanya bertujuan untuk menceritakan kembali serangkaian karya sastra untuk tujuan hiburan. Sehingga sebuah recount sastra bisa dibilang mirip dengan recount faktual dalam banyak hal.
Keduanya memberikan perincian tentang apa yang terjadi, termasuk siapa yang terlibat, kapan dan di mana peristiwa itu terjadi, dan apa yang mungkin terjadi. Sehingga sebuah recount sastra bisa memberikan informasi tentang peristiwa dan karakter nyata ataupun fiksi.
5. Imaginative Recount
Menerapkan pengetahuan faktual ke peran imajiner untuk menafsirkan dan menceritakan kembali peristiwa misalnya tulisan “Sehari dalam Kehidupan seorang tentara Jerman” atau “Bagaimana saya menjalankan misi pertama ke bulan.”
Sebuah recount imajinatif bertujuan untuk menceritakan kembali sebuah peristiwa yang terjadi pada orang pertama.
Struktur Recount Text
- ORIENTATION – Jelaskan siapa, apa, kapan, di mana, dari pengalaman dalam pendahuluan.
- FOCUS – Hanya peristiwa penting yang disertakan.
- CHRONOLOGY – Peristiwa dijelaskan dalam urutan di mana mereka terjadi.
- ORGANIZATION – Informasi yang relevan dikelompokkan dalam paragraf.
- REORIENTATION – Kamu boleh menyertakan komentar pribadi, pendapat atau interpretasi dari pengalaman atau peristiwa yang diceritakan dalam kesimpulan.
Language Features of Recount Text
- TENSE – Recount text biasanya ditulis dengan menggunakan sudut pandang orang pertama atau ketiga. Karena menceritakan mengenai kronologi kejadian yang sudah terjadi, kamu akan sering menemukan recount text yang menggunakan past tense. Namun, kamu juga masih bisa menggunakan simple present tense ketika menuliskan opini dan analisis kamu dalam teks recount.
- NOUN – Recount text sering menggunakan kata benda untuk menunjukkan orang, lokasi, tempat, dan peristiwa.
- VOICE – Kamu bisa menggunakan kalimat pasif dan aktif dalam recount text.
- CONNECTIVES – Recount text biasanya memuat banyak conjunction dan connectives untuk menandai events dan time sequence.
Apa Saja yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Menulis Recount Text?
Menulis recount adalah proses yang sangat reflektif. Dengan demikian, kamu harus menghabiskan sebagian besar waktu untuk mengatur kronologi peristiwa, menyempurnakan detail, dan menyempurnakan bahasa. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantumu sebelum memulai proses menulis.
- Apa yang akan kamu katakan kepada audiens? Apa yang kamu ceritakan?
- Informasi apa yang dibutuhkan audiens di awal teks?
- Apa peristiwa atau bagian penting dari recount yang ingin kamu gambarkan? Bagaimana urutan ceritanya?
- Bagaimana kamu akan memberi tahu pembaca urutan peristiwanya? Bahasa apa yang akan kamu gunakan untuk menghubungkan runtutan peristiwa?
- Informasi lain apa yang mungkin berguna untuk disertakan?
- Bagaimana kamu akan membuat kesimpulan dalam recount text?
Bagaimana Cara Menuliskan Recount Text?
Kamu harus menggunakan prinsip 5W1H. Pastikan ketika menulis kamu sudah mengetahui:
- WHAT – Peristiwa apa yang akan kamu tulis
- WHERE – Dimana peristiwa itu terjadi
- WHEN – Kapan peristiwa itu terjadi
- WHO – Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut
- WHY – Mengapa peristiwa itu bisa terjadi
- HOW – Bagaimana rentetan peristiwanya
Untuk mempermudah kamu dalam melakukan ini, kamu bisa mencoba membuat mind map.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba menggunakan writing organizer ini untuk menuliskan recount text.
Baca Juga : Creative Writing: Pengertian, Jenis, dan 5 Elemen Penting
Dari segi struktur, kerangka esai 5 paragraf ini sangat cocok untuk penulis pemula. Template ini sesuai dengan sebagian besar genre penulisan nonfiksi dan menjabarkan komposisi dengan satu paragraf pengantar, diikuti oleh tiga paragraf isi dan satu paragraf penutup.
Ketika digunakan dalam konteks menulis recount, esai 5 paragraf akan terlihat seperti ini:
Orientation: Paragraf 1
Dalam paragraf pengantar, kamu harus menentukan latar dan memperkenalkan karakter dan topik recount.
Event: Paragraf 2-4
Dalam paragraf selanjutnya, kamu harus menghubungkan peristiwa dalam urutan kronologis menggunakan past tense.
Conclusion/Re-orientation: Paragraf 5
Dalam paragraf terakhir dari recount, kamu biasanya harus membuat semacam komentar evaluatif tentang peristiwa yang baru saja kamu ceritakan.
Format esai 5 paragraf sangat fleksibel, karena kamu dapat dengan mudah mengubah jumlah paragraf isi sesuai dengan kemampuanmu dan kompleksitas peristiwa yang ingin kamu ceritakan.
Tips Menulis Recount Text yang Baik
- Buatlah judul tetap sederhana dengan merangkum isi utama teks.
- Kamu harus mengatur rentetan peristiwa sesuai konteks utama tulisan dan jangan lupa untuk menyebutkan apa saja yang dilakukan oleh karakter utama dalam text-mu.
- Jangan segan untuk menggunakan banyak kata transisi atau frasa yang menandai waktu kejadian. Ini bisa membantu tulisanmu tetap runut sesuai dengan kronologi peristiwa.
- Gunakan berbagai kata adjective dan coba hindari pengulangan kata transisi.
- Setiap peristiwa baru akan membutuhkan paragraf baru. Jadi, jangan lupa untuk mengganti paragraf!
- Gunakan bahasa dan istilah yang relevan dengan recount kamu. Pertimbangkan audiens-mu dan sesuaikan gaya bahasa dengan mereka.
- Jika kamu menulis dari sudut pandang tertentu, gunakan bahasa yang relevan untuk mencocokkan perspektif. Paling umum dalam sebuah recount kamu akan menceritakan kembali sebagai orang pertama.
- Recount selalu ditulis dalam bentuk lampau, jadi berhati-hatilah untuk tetap menggunakan past tense sepanjang waktu. Peristiwa yang kamu tuliskan ini telah terjadi di masa lampau. Jadi, pastikan kosakata kamu mencerminkan hal ini.
- Tantangan dalam menulis recount yang baik adalah untuk memberikan cerita aktual kepada pembaca lengkap dengan detail dan informasi yang kadang terkesan membosankan.
- Pastikan kamu memahami audiens, karena ini akan berdampak besar pada bahasa yang kamu gunakan.
Contoh Recount Text
Coba cek contoh recount text yang aku buat di bawah ini:
Orientation: Last summer, during a family vacation in Bali, Indonesia, we decided to embark on an adventurous hiking trip to Mount Batur. It was early July, and the weather was perfect for an outdoor activity. We were a group of five, including myself, my parents, and my two siblings. Focus: Our goal was to reach the summit before sunrise to catch the breathtaking view of the sun emerging from the horizon, illuminating the sky with vibrant colors. Chronology: We started our journey at 2:00 AM, equipped with flashlights, water bottles, and some snacks. The initial part of the hike was relatively easy, but as we ascended, the path became steeper and more challenging. Around halfway through, my younger sister began to struggle, feeling exhausted. We took several breaks, encouraging each other and enjoying the night’s serene beauty. After what felt like an eternity, we finally reached the summit just as the first light appeared. Organization: At the top, we were rewarded with a magnificent view that exceeded our expectations. The effort to climb in the dark was worth it. We sat in silence, mesmerized by the sunrise, and then explored the area, taking countless photos. After spending some time at the summit, we began our descent, which was easier and allowed us to appreciate the volcano’s beauty in daylight. Reorientation: Reflecting on this experience, I realize how much it brought our family closer. It was not just about witnessing a beautiful sunrise but about the journey we shared, supporting and motivating each other. This adventure will remain one of my most cherished memories, a testament to our collective strength and determination. |
Itulah contoh recount text yang sekaligus jadi penutup untuk artikel aku kali ini. Semoga contoh di atas bisa membantu kalian dalam menulis, ya!