Cara Menulis Cerpen dengan Struktur Cerita 3 BabakCara Menulis Cerpen dengan Struktur Cerita 3 Babak

Ada sebuah struktur narasi yang di Indonesia mungkin lebih sering digunakan untuk menulis skenario film atau naskah drama. Padahal, struktur cerita 3 babak ini sebenarnya bisa kamu aplikasikan di berbagai karya fiksi termasuk cerpen. Jadi, bagaimana cara menulis cerpen dengan struktur klasik ini?

Yuk, belajar dulu apa itu struktur cerita tiga babak dan bagaimana cara mengaplikasikannya! Baca sampai habis karena artikel ini bisa jadi cara membuat cerpen untuk lomba maupun publikasi lainnya. 

Apa itu Struktur Cerita 3 Babak (Three Act Structure)?

Struktur cerita 3 babak sebenarnya bukanlah sebuah formula khusus untuk membuat film maupun cerita lainnya. Namun, struktur ini dapat membantu penulis untuk membagi karya fiksinya dalam 3 babak yaitu, awal (beginning), tengah (middle) dan akhir (ending).

Kendati demikian, struktur 3 babak akhirnya mengalami perkembangan sehingga penulis abad ini percaya bahwa kita juga bisa menggunakannya sebagai formula untuk cerita fiksi. 

Aristoteles Struktur 3 Babak

Aristoteles termasuk salah satu penulis yang pertama kali menganalisis seni bercerita dengan membaginya menjadi 3 babak yaitu awal, tengah dan akhir. Beliau menyatakan bahwa:

Cerita harus terdiri dari rangkaian peristiwa sebab dan akibat, setiap scene harus mendukung scene berikutnya dan tidak menjadi episode yang terpisah.

Aristotle, Poetics

Itulah yang mendasari Aristoteles membagi struktur babak dalam drama menjadi 3. Tentu saja, penggunaan model naratif ini tidak terbatas pada film dan drama saja. Semua karya prosa dan bahkan beberapa puisi juga dapat kamu bedah dengan menggunakan model yang sama.

Syd Field Screenplay

Pada tahun 1978, Syd field dalam bukunya yang berjudul “Screenplay” mengubah 3 act structure menjadi sebuah formula penulisan yang terdiri dari Setup, Confrontation dan Resolution. Namun, dasarnya tetap sama. Hanya saja, struktur 3 babak diubah menjadi panduan untuk mengembangkan sebuah cerita.

Ketika 3 act structure digunakan untuk menganalisis atau membedah sebuah cerita, maka:

  • Babak Pertama adalah babak yang mengenalkan dunia dalam cerita berikut tokoh utama, tujuannya dan halangan yang membuat mereka tidak dapat mencapai tujuan. 
  • Selanjutnya, Babak kedua adalah babak yang berfungsi untuk menambahkan konflik dan meningkatkan tantangan. 
  • Babak ketiga adalah babak yang mengakhiri cerita dengan pencapaian maupun kegagalan.

Tentu saja, ada sedikit perbedaan saat kamu menggunakan struktur 3 babak untuk menulis. Pasalnya, struktur 3 babak berubah menjadi cara membuat cerpen yang enak untuk dibaca

BACA JUGA:   9 Contoh Tema Cerpen yang Populer, Ternyata Beda dengan Pesan Moral

Cara Menggunakan Struktur 3 Babak dalam Cerpen

Cara Menulis Cerpen dengan Struktur Cerita 3 Babak

Lalu, bagaimana cara mengaplikasikan formula 3 babak dalam cerpen yang hendak kamu tulis? Kamu bisa menerapkan langkah-langkah berikut ini. Namun, kamu mungkin perlu terlebih dahulu membaca contoh cerpen Indonesia berjudul Orang Bati yang akan saya jadikan contoh dalam pembahasan kali ini.

Baca dulu Cerpen Orang Bati (Juara 1 Sayembara Cerpen Tempo Indonesiana.id)

Babak Pertama: Setup

Babak pertama dalam sebuah cerita biasanya mencakup ¼ hingga ⅓ bagian dari cerita pendek. Jadi, jika kamu menulis cerpen sejumlah 1500 kata maka act one seharusnya memuat 500 kata pertama. 

Babak pertama sendiri terdiri dari 3 bagian. Apa saja itu?

1. Eksposisi

Eksposisi adalah cara kamu mengenalkan tokoh utama kepada pembaca. Tentu saja, tidak ada tokoh utama yang sempurna. Oleh karena itu, pembaca harus mendapatkan kesan bahwa tokoh utama punya kelemahan, tujuan, dan tantangan.

Contoh:

Dalam kisah Orang Bati, Malika dikenalkan sebagai perempuan yang marah karena penduduk pulaunya telah secara tidak adil melukai putrinya. Ia tidak menyembunyikan kemarahannya namun Ahver si kepala desa tak terpengaruh karena Malika adalah perempuan yang terkucil dan tidak punya kekuatan apapun. 

2. Inciting Incident

Bagian ini merupakan katalis yang kemudian mendukung tokoh utama untuk melanjutkan cerita kalian. Inciting incident biasanya menawarkan “kemungkinan” berubahnya situasi sehingga tokoh utama dapat mencapai tujuannya. 

Contoh: 

Dalam Orang Bati, penduduk pulau curiga bahwa Kinara, Anak Malika adalah makhluk mistis yang disebut Orang Bati. Mereka menyalahkan Kinara atas ternak-ternak yang mati di pulau dan melempari si gadis cacat dengan lumpur. Hal ini menawarkan “kemungkinan” bahwa Malika punya senjata rahasia yang dapat mengubah hidupnya.

3. Plot Point 1

Bagian ini dapat berjalan beriringan dengan inciting incident maupun ditulis setelahnya. Plot point 1 adalah poin di mana tokoh utama mau tidak mau harus menghadapi tantangan hingga cerita selesai.

Contoh: 

Dalam Orang Bati, Ahver si kepala desa berkunjung ke pondok Malika karena seorang bayi baru saja lahir dalam keadaan mati. Penduduk pulau menganggap ini semua adalah kesalahan Kinara yang terkutuk sehingga mereka menyeret Kinara dan Malika ke Tebing Tinggi. 

Penjelasan: 

Pada tahap ini, Malika mau tidak mau harus mengikuti alur cerita dan menghadapi tantangan dalam hidupnya. Ia harus mengalahkan para penduduk pulau agar bisa hidup tenang bersama Kinara.

Babak Kedua: Confrontation (Middle)

Normalnya, babak kedua berlangsung lebih lama dari babak pertama dan ketiga. Bahkan di beberapa kisah, babak kedua menempati ⅓ hingga ½ cerita. Jadi, jika kamu menulis cerpen sepanjang 1500 kata, babak kedua dapat memakan hingga 1000 kata. 

BACA JUGA:   Cara Menulis Cerpen dari Peristiwa yang Dialami Sendiri
Cara Menulis Cerpen dengan Struktur Cerita 3 Babak

Sama seperti babak pertama, babak kedua juga dibagi lagi menjadi 3 bagian.

1. Rising Action

Bagian ini adalah bagian di mana tokoh utama mulai mengalami tambahan masalah dalam mencapai tujuannya. 

Contoh:

Malika ditangkap oleh Bora salah seorang penduduk pulau yang ia benci. Untuk menyelamatkan Kinara, ia harus terlebih dahulu menghadapi Bora yang kejam dan kasar. 

2. Mid Point

Mid point tentu saja terjadi tepat di tengah cerita. Dalam cerpen sepanjang 1500 kata, mid point harus terjadi setelah kamu menuliskan paling tidak 700-800 kata. 

Kamu harus kembali kepada tokoh utama dan membuat mereka sadar bahwa kondisinya sudah semakin genting. Lebih daripada itu, ada semakin banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan. 

Contoh:

Bagian Mid Point dari Orang Bati terjadi saat semakin banyak penduduk pulau yang datang ke Tebing Tinggi untuk menyaksikan penghakiman terhadap Kinara dan Malika. Malika mulai sadar bahwa keadaan cukup berbahaya untuk ia dan anaknya. Apalagi, setelah itu ia mendengarkan Ahver menyatakan bahwa sebagai Kepala Desa ia bertanggung jawab untuk melindungi pulau.

3. Plot Point 2

Di bagian ini, kita harus menuliskan kejatuhan tokoh utama. Dalam artian, tokoh utama benar-benar gagal mencapai tujuan dan merasakan kekalahan untuk pertama kalinya. 

Contoh: 

Malika melihat Ahver melepaskan Kinara. Namun, tanpa ia sangka, Kinara malah lompat dari Tebing Tinggi ke laut lepas. Malika hancur melihat Kinara yang harus bunuh diri karena tuntutan dari penduduk pulau. 

Babak Ketiga: Resolution 

Babak terakhir biasanya dapat mengambil ¼ atau ⅓ bagian dari cerpen kamu. Namun, babak terakhir juga bisa jadi sangat singkat di beberapa cerita. 

1. Pre-Climax

Pre-climax juga punya istilah lain yaitu “The Dark Night of The Soul”. Pada bagian ini, tokoh utama telah kehilangan semua yang ia miliki padahal tantangan masih belum terjawab. 

Contoh: 

Pada bagian ini, Malika yang hancur mengungkapkan rahasia yang telah ia simpan dalam-dalam. Ia kemudian marah kepada Ahver yang menenangkannya.

2. Climax

Klimaks adalah final battle bagi setiap tokoh utama. Pada tahapan ini, tokoh utama harus berhadapan langsung dengan tantangan/antagonis sehingga cerita dapat berujung pada kekalahan mutlaknya atau kebahagian. Di sini, kamu sebagai penulis dapat mulai memilih apakah kamu akan mengakhiri cerita dengan close ending atau open ending.

Contoh:

Malika mencuri parang Bora dan menghujamkannya kepada Ahver. Namun, ia tetap tak mampu melukai Ahver. Jadi, ia memutuskan mengikuti jejak Kinara dan melompat dari Tebing Tinggi ke laut lepas untuk menjemput ajal.

3. Denouement

Jika tujuan tokoh utama tidak tercapai saat klimaks, maka tahap denouement adalah tahap dimana tujuannya akhirnya tercapai. Lebih daripada itu, tokoh utama juga dapat mendefinisikan ulang tujuannya saat keinginannya gagal diperoleh.

BACA JUGA:   9 Jenis-jenis Cerpen Lengkap dengan Ciri-ciri dan Contohnya

Nah, denouement juga harus mencakup beberapa hal berikut ini: 

  • Memenuhi janji yang sudah diberikan penulis pada pembaca. Baca dulu artikel tentang Chekhov’s Gun untuk belajar lebih lanjut soal ini.
  • Mengurangi ketegangan yang terjadi karena klimaks cerita.
  • Menggarisbawahi tema dasar cerita. 

Contoh: 

Malika yang melompat dari Tebing Tinggi selamat karena Kinara yang ternyata masih hidup. Seperti kata penduduk pulau, Kinara memang benar-benar Orang Bati. Cerita kemudian berakhir dengan kemenangan Malika yang mampu membalaskan dendamnya kepada para penghuni pulau melalui anaknya. 

Pertanyaan Umum Seputar Menulis Cerpen

1. Langkah menulis cerpen untuk pemula?

Kamu bisa mulai dari:
– mengembangkan ide menjadi sebuah premis
– membuat detail tokoh
– menyusun alur berdasarkan struktur 3 babak
– mulai menulis sesuai dengan outline struktur
– melakukan penyuntingan

2. Apa saja ciri-ciri cerita pendek?

1. Cerpen memiliki jumlah kata antara 1000-7000 kata.
2. Cerpen adalah cerita yang bisa kamu baca dalam satu kali duduk.
3. Biasanya, cerpen hanya berfokus pada satu rangkaian peristiwa.
4. Timeline cerpen biasanya memakan waktu 1 hari sampai beberapa bulan dari kehidupan tokoh utama.

3. Bisakah formula 3 babak digunakan untuk menulis novel?

Bisa, tetapi kamu harus mengisi setiap bagian cerita dengan lebih banyak peristiwa sebab akibat.

4. Apakah ada struktur lain yang bisa digunakan untuk menulis cerpen?

Ada banyak termasuk 7 point structure, struktur 8 babak, Freytag’s Pyramid, dan lain sebagainya. Kamu juga bisa mengembangkan cerita dengan caramu sendiri.

5. Apa keuntungan menggunakan formula untuk mengembangkan cerita?

Menggunakan formula membuat kinerja penulisan lebih lancar dan mengurangi risiko writer’s block. Apalagi, formula dan struktur memang menuntut kita untuk membuat outline cerita terlebih dahulu.

6. Kalau mau menulis cerpen harus dimulai dari mana?

Mulai dari premis dulu kemudian pengembangan tokoh sebelum menuliskan struktur ceritanya.

7. Apakah ini bisa digunakan sebagai cara membuat cerpen tentang diri sendiri?

Kamu bisa menggunakan struktur 3 babak untuk membuat cerita tentang diri sendiri. Namun, kamu mungkin harus mengisi beberapa plot dengan peristiwa yang tidak benar-benar terjadi di kehidupan nyata.

Download PDF Materi Menulis Cerpen dari Tika Widya

Formula 3 babak hanyalah salah satu cara untuk memberikan struktur pada cerpen kamu. Tentu saja, penulis tidak perlu merasa terbatasi dengan formula ini. Terlebih lagi, kamu tetap bisa menggunakan atau mengembangkan cara menulis cerpen yang paling sesuai denganmu. Nah, cara apa yang biasanya kamu pakai untuk menulis cerpen?

By Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *