7 Aturan Penulisan Dialog dalam Novel yang Benar Sesuai PUEBI!
Saat menulis novel, kamu harus memperhatikan penulisan dialog yang benar. Dialog bukan hanya tentang percakapan antar karakter, tetapi juga bagian dalam novel yang berguna untuk membangun karakter, mengembangkan plot, dan menciptakan suasana. Sebagai penulis, penggunaan dialog yang efektif bisa sangat memperkaya karyamu.
Pengertian Dialog dalam Novel
Menurut KBBI, dialog dalam novel adalah percakapan antara dua atau lebih karakter. Dialog ini harus mampu mengalir secara alami dan mencerminkan karakter dari masing-masing individu yang terlibat. Selain itu, dialog harus relevan dengan konteks cerita dan membantu dalam menggerakkan plot.
Aturan Penulisan Dialog dalam Novel
Ini 7 aturan penulisan dialog dalam novel sesuai dengan PUEBI.
- Tanda Kutip: Setiap dialog dimulai dan diakhiri dengan tanda kutip. Contoh: “Aku tidak tahu itu terjadi,” kata Ana.
- Penggunaan Koma, Titik, Tanya, dan Seru: Jika dialog diikuti oleh keterangan narasi, gunakan koma sebelum tanda kutip tutup. Contoh: “Aku akan pergi sekarang,” ujar Budi. Jika dialog berdiri sendiri atau diakhiri dengan tanda tanya atau seru, gunakan tanda tersebut di dalam tanda kutip. Contoh: “Kamu yakin akan pergi?” tanya Budi.
- Paragraf Baru untuk Pembicara Baru: Saat giliran berbicara berganti ke pembicara lain, mulailah dengan paragraf baru. Ini membantu pembaca mengikuti alur percakapan.
- Keterangan Narasi: Sertakan keterangan narasi jika perlu untuk menunjukkan siapa yang berbicara atau untuk menambahkan konteks. Contoh: Rina menatapnya dengan tajam. “Aku tidak pernah mengira kamu akan melakukan ini,” katanya dingin.
- Penggunaan Bahasa yang Alami: Gunakan bahasa yang sesuai dengan karakter yang berbicara. Misalnya, seorang anak kecil biasanya tidak menggunakan kata-kata yang rumit atau formal.
- Hindari Info Dumping: Jangan gunakan dialog sebagai cara untuk memberikan informasi berlebihan atau tidak alami. Dialog harus terasa alami dan relevan dengan situasi.
- Gunakan Aksi dan Deskripsi: Selipkan aksi dan deskripsi di antara dialog untuk memberikan gambaran visual dan emosional. Contoh: Dia tersenyum lebar. “Akhirnya kita bertemu lagi,” katanya dengan suara bergetar.
Penulisan dialog yang benar dalam novel bukan hanya tentang apa yang dikatakan karakter, tetapi bagaimana dan mengapa mereka mengatakannya. Dialog harus berfungsi untuk mengembangkan tokoh dan plot, serta menjaga alur cerita tetap menarik. Jadi, saat kamu menulis dialog, pikirkan tentang tujuan dan efeknya terhadap cerita secara keseluruhan. Selamat menulis, Writers!
Sip.
Yeeeey! Terima kasih mbak Sari