Konflik bisa dibilang sebagai bagian dari cerita yang sangat kompleks. Inilah mengapa kadang penulis jadi kesulitan menunjukkan konflik cerita sendiri.
Namun, pada praktiknya, konflik dalam sebuah cerita juga seringnya bukan sesuatu yang konkret. Ada banyak jenis dan tipe konflik yang mungkin bikin kamu kesulitan untuk membangun konflik dalam ceritamu sendiri.
Nah, dalam tulisan ini, sahabat menulis favorit kamu bakalan membahas gimana caranya bikin konflik cerita yang super seru dengan menjawab beberapa pertanyaan saja.
Harapannya, proses menulis yang akan saya ulas ini bisa membantu kamu untuk membuat ceritamu jadi lebih kompleks dan lebih ber-value.
Cara Bikin Konflik Cerita dengan Jawab 5 Pertanyaan Penting!
Writers, ada beberapa pertanyaan nih yang harus kamu jawab saat sedang membangun konflik cerita.
1. Apa yang DIINGINKAN oleh Tokoh Utamamu?
Langkah pertama untuk membangun konflik adalah mengidentifikasi apa keinginan atau tujuan dari protagonismu sendiri.
Hint: Ini biasanya tujuan eksternal atau konkret. Sesuatu yang bisa kita lihat secara nyata, ya. Bukan hal-hal abstrak seperti self-love, mindfulness dan lain sebagainya.
Langkah menulis: Identifikasi apa keinginan tokohmu dan langkah-langkah yang akan dia lakukan untuk mendapatkannya.
Contohnya:
Dalam Game of Thrones, hampir semua tokoh utamanya menempatkan iron throne sebagai tujuan utama mereka. Lebih daripada itu, mereka semua punya batasan yang berbeda-beda tentang langkah-langkah yang bersedia mereka ambil untuk meraih tampuk kekuasaan.
2. Apa yang MENGHALANGI Tokoh Utama Mencapai Tujuannya?
Setelah kamu berhasil mengidentifikasi keinginan tokohmu, kamu sekarang harus mencari tahu apa saja yang menghentikannya meraih tujuan.
Dalam semua cerita, seorang tokoh PASTI nggak akan langsung mendapatkan keinginannya.
Kenapa gitu ih?
Ya, kalau bisa langsung dapat ya nggak bakal ada cerita, writers! Bikin mereka menderita dulu, biar ceritanya jadi lebih seru.
Sesuatu harus terjadi untuk melontarkan tokoh utama dalam perjalanan panjang demi meraih apa yang ia inginkan.
Jadi, langkah selanjutnya tentu saja adalah mengidentifikasi apa saja yang menghalangi tokoh.
Langkah menulis: Dengan mempertimbangkan tujuan/keinginan tokohmu, tentukan halangan/rintangan logis yang bisa muncul untuk menghambat mereka mencapai tujuan.
Contohnya:
Dalam serial komedi Superstore (yang sekarang bisa kamu binge-watch lewat Netflix), Jonah ingin menikahi Amy rekan kerjanya. Namun, dia harus terlebih dahulu berhadapan dengan banyak rintangan, termasuk:
- Status Amy yang masih menikah dengan orang lain (meski mereka sudah mau pisah)
- Perbedaan strata sosial saat Amy berubah jadi atasan Jonah
- Amy yang sudah punya anak remaja mengharuskan Jonah belajar untuk mengasuh dan terlibat dengan kehidupan remaja sekarang
Nah, ini cuma tiga contoh konflik cerita besarnya, ya…
Kalau di serialnya, kamu bisa nonton sendiri ada banyak banget halangan bagi plot cerita cinta Jonah yang berjuang untuk mendapatkan Amy. Makanya, serial ini bisa lanjut terus sampai enam season.
Serial ini juga bisa kamu gunakan sebagai referensi pengembangan konflik cerita novel yang panjang tapi tetap seru. Pas untuk yang pengen menulis novel di platform-platform digital.
3. Bagaimana Cara Tokohmu MENGATASI Tantangan dengan Kekuatan Mereka?
Nggak harus punya superpower, setiap dari kita pasti punya kelebihan sendiri. Ini juga berlaku untuk tokoh utama yang kita tuliskan.
Semua tokoh pasti punya kemampuan tersendiri yang bisa bikin mereka mendapatkan keinginannya.
Kadang caranya mudah, namun seringnya mereka harus menggali lebih dalam sebelum mereka bisa menggunakannya untuk menghadapi segala tantangan.
Langkah menulis: Dengan memperhatikan karakteristik tokohmu, tentukan apa kemampuan penting yang akan membantunya melewati hambatan.
Contohnya:
Oke… kita semua suka Geum Jan Di di Boys Over Flowers!
Dan… Shan Cai di Meteor Garden
Dan… Makino Tsukushi di Hana Yori Dango
Apa sih karakteristik yang bikin Jan Di/Shan Cai/Makino Tsukushi bisa mengalahkan semua rintangan yang menghalanginya untuk bersama dengan Goo Jun Pyo/Dao Ming Tse/Doumyouji Tsukasa?
Kalian pasti sudah bisa menebak, writers!
Tokoh cewek yang hadir di setiap varian Hana Yori Dango ini memang punya keberanian dan tekad yang nggak tanggung-tanggung.
Oleh karena itulah, ia bisa menarik hati sang pangeran dan kemudian mengalahkan semua antagonis dan rintangan dalam ceritanya.
Nah, dari sini, kita bisa belajar bahwa superpower tokoh utama itu nggak melulu terkait dengan kekuatan supernatural.
Bahkan, sifat pemberani saja bisa kita jadikan kartu as tokoh utama asalkan kita pandai meramu cerita.
4. Apa yang HARUS BERUBAH untuk Mengatasi Semua Tantangan?
Tidak semua rintangan bisa teratasi hanya dengan sedikit perubahan, ya.
Pada umumnya, tokoh utama harus menjalani segepok konflik internal untuk akhirnya berubah menjadi pribadi yang pantas mendapatkan semua impiannya.
Kita, sebagai penulis, biasanya menyebut momen ini dengan istilah katarsis.
Agar bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, seorang tokoh utama biasanya harus mengalami perubahan hidup atau pola pikir.
Hal ini membutuhkan waktu dan usaha sekaligus kontemplasi internal.
Langkah menulis: Perhatikan karakteristik tokoh utama kamu! Cek apakah ada ruang untuk berkembang. Pikirkan apa yang mencegah mereka melampaui batas dan bagaimana cara mereka akan mengatasinya.
Contohnya:
Di Spiderman: No Way Home, Peter berubah dari orang yang selalu ingin menyelesaikan masalah dengan jalan pintas menjadi orang yang mempertimbangkan masalah secara menyeluruh terlebih dahulu.
Dari yang awalnya kurang bijaksana dan melihat sebuah masalah dari satu sisi saja, ia berubah menjadi pahlawan yang berani mengorbankan dirinya sendiri untuk kepentingan yang lebih besar dari dirinya.
Meskipun endingnya agak sedih, kita sebagai penonton jadi memahami katarsis yang terjadi dalam diri Peter Parker secara lebih baik dalam film terakhir ini.
5. Apa KONSEKUENSI dari Perubahan yang Terjadi?
Mengubah diri sendiri selalu saja lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.
Kalian tahu kan bahwa kebiasaan buruk memang susah dihilangkan?
Oleh karena itu, sebuah cerita seru pasti akan menghadirkan racikan peristiwa-peristiwa yang MEMAKSA tokoh utama kita untuk berubah dan berkorban demi mencapai tujuan.
Tentu saja, setelah si tokoh berubah, ia juga harus berhadapan sama yang namanya konsekuensi.
Nggak harus positif, konsekuensi ini juga kadang bisa berdampak negatif atau bahkan punya dampak negatif dan positif sekaligus.
Langkah menulis: Coba bikin daftar tentang apa saja yang berubah dalam tokohmu. Cek apa saja konsekuensi yang mungkin terjadi karena perubahan dalam diri si tokoh.
Contohnya:
Sudah nonton atau baca Twilight?
Masih pengen jadi vampir nggak?
Bella Swan mengira semuanya akan jadi lebih baik kalau ia ikut jadi vampir. Tetapi, ternyata nggak gitu juga, teman-teman.
Meskipun ada banyak hal yang ia sukai (saat jadi vampir), ada juga konsekuensi lain yang berebutan datang termasuk klan vampir lain yang ingin menguasainya.
3 Cara Tokoh Pendukung Bikin Konflik Cerita Kamu Jadi Lebih Seru!
Apakah mereka juga menyumbangkan sesuatu pada konflik dalam cerita? Tentu saja, iya!
Konflik dalam sebuah cerita novel tidak akan begitu saja muncul dari ketiadaan. Contoh konflik dalam novel yang paling sering kita temui adalah konflik yang terjadi karena tokoh-tokoh lain.
Menghadirkan tokoh untuk membakar konflik adalah jalan paling mudah untuk mengembangkan plot cerita kita. Apalagi, kalau kamu pengen menulis novel dengan teknik show don’t tell.
Tokoh-tokoh tambahan dalam cerita bisa memperkaya novelmu dengan tiga cara, antara lain:
1. Tokoh lain bisa menjadi pihak lawan yang menyebabkan terjadinya konflik
Antagonis dan tokoh-tokoh tambahan lainnya sering menjadi orang-orang yang bertanggung jawab atas dimulainya konflik dalam cerita. Mereka bisa saja menginginkan hal yang sama dengan protagonis sehingga keduanya harus berebut.
2. Tokoh lain memberikan solusi dan bantuan untuk mengatasi konflik
Tokoh sampingan bisa juga membantu protagonis untuk menyelesaikan konflik utama dengan memberikan perspektif berbeda atau jalan alternatif.
3. Tokoh lain bisa membuat konflik abstrak terlihat lebih konkret
Tokoh-tokoh lain dalam cerita bisa menjadi manifestasi dari konflik sentral yang terjadi. Mereka bisa mengubah sesuatu yang abstrak seperti “tokoh melawan masyarakat” menjadi kejadian nyata yang bisa langsung dikonfrontasi oleh tokoh utama.
Misalnya saja, kehadiran Big Brother dalam novel 1984 karya George Orwell membuat konflik antara Winston dengan sistem sosial masyarakat di zaman itu jadi lebih nyata.
Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Cara Membuat Konflik dalam Cerita Novel
Nah, berikut ini beberapa pertanyaan yang sering muncul di Instagram @tikawidya.writer terkait dengan cara meramu konflik dalam novel.
Penulis bisa menentukan konflik dengan terlebih dahulu membuat premis cerita kemudian menggali konflik lebih dalam dengan menanyakan lima pertanyaan ini:
– Apa yang DIINGINKAN oleh Tokoh Utamamu?
– Apa yang MENGHALANGI Tokoh Utama Mencapai Tujuannya?
– Bagaimana Cara Tokohmu MENGATASI Tantangan dengan Kekuatan Mereka?
– Apa yang HARUS BERUBAH untuk Mengatasi Semua Tantangan?
– Apa KONSEKUENSI dari Perubahan yang Terjadi?
Menjawab kelima pertanyaan ini akan membantu kamu menentukan konflik untuk ceritamu sendiri.
Untuk membangun konflik dalam sebuah cerita, kamu harus terlebih dahulu mengenal konflik internal dan konflik eksternal. Gunakan keduanya secara berkesinambungan agar cerita yang kamu tulis terasa lebih kompleks dan berbobot. Namun, jangan berlebihan menghadirkan konflik. Perhatikan juga logika dalam sebuah cerita sehingga pembaca tetap bisa menikmati ceritamu dengan baik.
Ada 7 tipe konflik dalam cerita yang bisa kamu gunakan atau pelajari, antara lain:
1. Tokoh vs Tokoh Lain (Protagonis vs Antagonis)
2. Tokoh vs Masyarakat
3. Tokoh vs Alam
4. Tokoh vs Teknologi
5. Tokoh vs Supernatural
6. Tokoh vs Takdir
7. Tokoh vs Diri Sendiri
Tentu saja ada. Kamu bisa menemukan konflik cerita dalam setiap karya fiksi baik cerita pendek, cerita bersambung maupun novel.
Ada beberapa ciri-ciri konflik dalam sebuah cerita fiksi, yaitu:
– Ada pertentangan antara individu dengan pihak lain dalam cerita
– Pertentangan bisa terjadi dalam bentuk perbedaan pendapat
– Permusuhan juga bisa menjadi indikasi terjadinya konflik
– Selain itu, tokoh utama juga bisa mengalami pertentangan batin
Kamu bisa berdiskusi lebih lanjut soal penulisan konflik cerita dengan lebih dari 1200+ penulis di Komunitas Menulis Tika Widya.
Sudah Itu Saja?
Yap, sudah!
Pada akhirnya, semua cerita fiksi biasanya menggabungkan konflik internal dan eksternal dalam keseluruhan ceritanya.
Namun, kamu perlu mengingat hal-hal yang kamu butuhkan untuk membangun konflik dalam cerita yang kamu tulis sendiri.
Elemen Konflik | Langkah Menulis |
Tujuan dari tokoh utama | Identifikasi apa keinginan tokohmu dan langkah-langkah yang akan dia lakukan untuk mendapatkannya. |
Tantangan yang menghalangi | Tentukan halangan/rintangan logis yang bisa muncul untuk menghambat tokoh utama mencapai tujuan. |
Kemampuan pribadi yang akan membantu tokoh utama mengatasi tantangan | Dengan memperhatikan karakteristik tokohmu, tentukan apa kemampuan penting yang akan membantunya melewati hambatan. |
Perubahan dalam diri si tokoh utama | Perhatikan karakteristik tokoh utama kamu! Cek apakah ada ruang untuk berkembang. |
Konsekuensi dari terjadinya perubahan itu sendiri | Coba bikin daftar tentang apa saja yang berubah dalam tokohmu. Cek apa saja konsekuensi dari perubahan dalam diri si tokoh. |
Dengan adanya lima elemen ini, semua penulis pasti bisa menghadirkan konflik cerita kuat yang pasti bikin novelnya jadi seru untuk dibaca. Selamat mencoba dan happy writing!