Pada 28 September hingga 5 Oktober 2025, Astra bekerja sama dengan Komunitas Belajar Nulis (KBN) menyelenggarakan program pelatihan menulis bertajuk Raise Your Voice. Program ini menjadi wadah pembinaan bagi penulis pemula untuk menyiapkan karya terbaik mereka menuju Anugerah Pewarta Astra 2025, salah satu ajang apresiasi paling bergengsi di dunia kepenulisan Indonesia. Dalam waktu seminggu, sebanyak 130 peserta berhasil menuntaskan artikelnya melalui bimbingan intensif para coach berpengalaman.
Anugerah Pewarta Astra Kembali Hadir di Tahun 2025
Anugerah Pewarta Astra merupakan kompetisi tahunan yang digelar Astra sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat yang menulis kisah inspiratif tentang semangat Inspirasi dari Indonesia. Tahun 2025, lomba ini kembali dibuka untuk wartawan dan peserta umum. Tema besar yang diangkat adalah “Satukan Gerak, Terus Berdampak.” Pemilihan tema Anugerah Pewarta Astra 2025 ini diharapkan mendorong para peserta untuk menyoroti kontribusi masyarakat dalam membangun Indonesia.
Periode lomba Anugerah Pewarta Astra tahun ini berlangsung dari 18 Juni 2025 hingga 18 November 2025, dengan hadiah utama berupa sepeda motor, iMac, iPad, dan berbagai hadiah menarik lainnya. Selain itu, para pemenang juga berkesempatan mengikuti program pengembangan diri bersama Astra, serta publikasi nasional bagi karya-karya terbaik. Kompetisi ini terbuka bagi siapa pun, baik jurnalis profesional maupun penulis independen.
“Astra mengajak para pecinta fotografi dan penulis untuk berkontribusi melalui Lomba Foto Astra & Anugerah Pewarta Astra 2025. Astra meyakini bahwa setiap karya memiliki kekuatan untuk menginspirasi perubahan dan memperkuat tekad bersama dalam mendorong kemajuan positif bagi hari ini dan masa depan Indonesia,” ujar Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto, melalui pernyataannya kepada Kantor Berita Antara.
Raise Your Voice Jadi Ajang Mentoring Penulis
Bagi banyak penulis pemula, menyelesaikan satu artikel saja bisa menjadi tantangan besar. Mereka kerap terjebak dalam rasa ragu, kehilangan arah di tengah proses menulis, atau kesulitan menyusun alur yang logis.
“Untuk itulah Astra berkolaborasi dengan KBN menyelenggarakan Raise Your Voice. Kami memberikan dorongan dan motivasi kepada para penulis agar bisa menyelesaikan tulisan melalui rangkaian proses kreatif yang terarah. Harapan saya ilmunya tidak hanya diterapkan waktu ada lomba saja. Ini bisa jadi bekal teman-teman penulis untuk meniti karier di bidang penulisan dan tentu saja memajukan industri literasi di Indonesia secara keseluruhan,” ujar Tika Widya, mentor dan penggagas program ini.
Program Raise Your Voice dinilai lebih efektif dalam mengedukasi penulis pemula karena adanya sistem mentoring tiga tahap yang memungkinkan seluruh peserta mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan terarah.
1. Workshop Menulis Artikel
Pada tahap pertama, peserta diajak memahami struktur artikel yang kuat, strategi penulisan yang menarik, serta pembahasan mendalam terhadap artikel pemenang dari tahun-tahun sebelumnya. Sesi ini membantu peserta memahami apa yang membuat tulisan layak juara.
2. 6 Hari Coaching Session
Enam hari sesi coaching ini berlangsung dengan panduan yang sistematis. Peserta dibagi dalam enam grup yang dipandu oleh coach berpengalaman. Ada total enam coach dari Komunitas Belajar Nulis yang berperan dalam mentoring peserta yaitu Coach Malika, Coach Suci, Coach Nadhira, Coach Radhiya, Coach Firda, dan Coach Sophia. Masing-masing coach membimbing grup kecil sekitar 21-25 peserta sehingga mentoring bisa berjalan secara optimal.
Hari pertama difokuskan pada riset dan pembuatan kerangka tulisan agar peserta memiliki fondasi ide yang jelas. Hari kedua peserta belajar menulis hook dan thesis statement untuk memperkuat pembukaan artikel.
Hari ketiga mereka mulai mengembangkan isi artikel dengan dukungan materi dan contoh dari coach. Hari keempat diarahkan pada penulisan kesimpulan serta penyempurnaan narasi.
Hari kelima digunakan sebagai feedback day, di mana para coach meninjau dan memberikan kritik membangun terhadap draft peserta. Pada hari keenam, seluruh peserta melakukan revisi akhir hingga artikelnya siap dikirim.
3. Workshop Submission
Di tahap akhir, peserta mengikuti sesi submit bareng-bareng, di mana mereka belajar langsung proses pengiriman karya ke situs resmi Anugerah Pewarta Astra. Mentor berbagi soal langkah teknis seperti tips pengunggahan artikel, tutorial submit artikel di website resmi Anugerah Pewarta Astra dan pengisian formulir.
Pengalaman Berharga Bagi Para Penulis
Antusiasme peserta menjadi bukti nyata keberhasilan program ini. Sebanyak 130 penulis berhasil menyelesaikan artikel feature hingga tahap pengiriman ke lomba Anugerah Pewarta Astra. Selain itu, setiap peserta mendapatkan Sertifikat Menulis sampai Finish yang dapat digunakan sebagai portofolio profesional di bidang kepenulisan.
Dampak program terasa nyata dari perubahan sikap dan kemampuan peserta. Banyak yang awalnya ragu dan takut tidak mampu menulis artikel panjang, kini percaya diri menulis hingga tuntas.
“Awalnya aku gak berani ikut lomba karena takut gak bisa,” ujar Dinzha. “Tapi setelah ikut sesi hari pertama, aku sadar kalau struktur pembelajaran yang dibikin terarah banget. Aku jadi bisa nyusun kerangka dan nulis sampai selesai.”
Sementara itu, Cindiana menceritakan bagaimana pendampingan harian membuatnya berani melangkah lebih jauh. “Biasanya draft tulisanku cuma tersimpan di laptop,” katanya. “Tapi kali ini aku beneran kirim. Coach-nya sabar banget bantuin dari riset sampai revisi.”
Hima menggambarkan prosesnya sebagai pengalaman penuh emosi. “Kayak rollercoaster! Kadang tegang banget dikejar deadline, tapi di akhir ada rasa lega dan bangga luar biasa waktu klik tombol submit,” tuturnya.
Retno merasakan dampak yang lebih teknis: metode mentoring yang rinci membuatnya paham cara menulis feature dengan alur yang solid. “Aku jadi ngerti gimana bangun artikel yang runut dan punya daya tarik,” ujarnya.
Fitri Saputra, yang semula lebih terbiasa menulis fiksi, merasakan perubahan besar setelah mengikuti program ini. “Biasanya aku nulis santai, tapi di sini aku ditantang menulis cepat dan tetap rapi,” katanya. “Coach-nya bener-bener mendampingi sampai akhir. Aku gak pernah ngerasa ditinggal.”
Melalui pengalaman itu, para peserta dapat meningkatkan skill, membangun kedisiplinan, kepercayaan diri, dan kebersamaan dalam komunitas menulis. Program ini berhasil menunjukkan bahwa proses kreatif yang terarah mampu mengubah ketakutan menjadi pencapaian. Kesan-kesan tersebut mencerminkan semangat kolektif yang menjadi roh utama program Raise Your Voice.
Semangat Penulis Dukung Penulis
Penulis kerap menghadapi pergulatan batin yang kompleks. Dari rasa takut gagal, keraguan terhadap kualitas karya sendiri, hingga pertanyaan eksistensial seperti “Apakah aku benar-benar penulis?” Semua perasaan itu akrab bagi para peserta, termasuk bagi sang mentor, Tika Widya yang juga merupakan founder Komunitas Belajar Nulis.
“Aku kenal banget sama penulis. Insecurity-nya, overthinking-nya, dilema dan tantangannya karena aku juga seorang penulis. Itulah kenapa Komunitas Belajar Nulis menggagas program ini. Kami ingin penulis Indonesia bisa menemukan potensi mengejutkan dalam dirinya sendiri sekaligus menularkan semangat writers support writers,” ujarnya.
Melalui Raise Your Voice, peserta belajar bahwa menulis bukan hanya tentang kompetisi, tetapi tentang kolaborasi. Mereka menemukan makna baru dalam semangat writer supports writer yaitu menulis bersama dapat menjadi proses yang menyenangkan, saling menyemangati, dan saling menguatkan.
“Terima kasih untuk semua peserta yang saling mendukung, para coach yang bekerja tanpa kenal lelah, dan Astra yang memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan Komunitas Belajar Nulis. Semoga pengalaman ini menjadi kenangan berharga dan membawa manfaat bagi masa depan literasi Indonesia,” tutup Tika Widya.
Program Raise Your Voice menjadi bukti bahwa semangat literasi dapat tumbuh subur ketika penulis tidak berjalan sendiri, melainkan saling menguatkan untuk bersuara bersama.

