Cara Menuliskan Perubahan Suasana Hati Tokoh yang Menderita Bipolar Disorder

Hai, writers! Apakah kamu pernah merasa kesulitan menggambarkan perubahan suasana hati tokoh bipolar?

Tokoh yang menderita bipolar disorder memang tricky buat dituliskan, ya.

Soalnya, penulis harus mampu menggambarkan perubahan suasana hati si tokoh secara tiba-tiba tanpa membuatnya terasa dramatis atau berlebihan.

Nah, ini butuh pendekatan yang hati-hati.

Makanya, kali ini aku mau berbagi beberapa tips berdasarkan pengalamanku sebagai penulis dan mentor, khususnya dalam menulis karakter yang mengalami bipolar disorder.

Apa Itu Bipolar Disorder?

Sebelum kita masuk ke teknis penulisan, kamu harus paham dulu apa itu bipolar disorder.

Bipolar disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, yang bisa berubah-ubah dari fase mania (atau hipomania pada kasus yang lebih ringan) hingga fase depresi.

Dalam fase mania, seseorang bisa merasa sangat energik, optimis, dan cenderung impulsif.

Sebaliknya, pada fase depresi, mereka bisa merasa sangat putus asa, lelah, dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari.

Tokoh dengan bipolar disorder biasanya mengalami kesulitan dalam mempertahankan keseimbangan emosional, dan inilah yang bisa menjadi elemen menarik untuk dieksplorasi dalam ceritamu.

Kenapa Penulis Harus Menggambarkan Bipolar dengan Akurat?

Sejak aku memulai karir menulis, aku sering bertemu dengan penulis pemula yang ingin menciptakan karakter yang kompleks, termasuk karakter yang punya gangguan mental seperti bipolar.

BACA JUGA:   5 Tips Menggambarkan Social Anxiety pada Tokoh Cerita

Tapi, beberapa dari mereka terkadang jatuh ke dalam jebakan stereotip atau penggambaran yang tidak akurat.

Padahal, ada tanggung jawab besar ketika kita menulis tokoh dengan gangguan mental, writers.

Salah satu tujuannya tentu untuk memastikan bahwa pembaca bisa memahami kondisi tersebut dengan cara yang tepat, tanpa menghakimi atau memperburuk stigma yang sudah ada.

Tips Menggambarkan Perubahan Suasana Hati Tokoh dengan Bipolar

Nah, setelah memahami dasar dari bipolar disorder, aku mau berbagi tips untuk membantumu menggambarkan perubahan suasana hati pada tokohmu dengan lebih efektif dan realistis.

1. Perkenalkan Pola Perubahan Secara Bertahap

Meskipun bipolar disorder melibatkan perubahan suasana hati yang drastis, perubahan tersebut biasanya terjadi secara bertahap.

Misalnya, tokohmu mungkin tidak langsung berpindah dari fase depresi ke mania dalam sekejap.

Perlihatkan tanda-tanda kecil perubahan ini, seperti bagaimana tokoh mulai menunjukkan perubahan pola tidur, tingkat energi, atau cara mereka berbicara.

Ada contoh dari seorang penulis yang pernah aku bimbing di kelas privat penulisan.

Di awal ceritanya, ia menggambarkan tokoh sebagai seorang wanita yang merasa lelah dan cenderung menghindari interaksi sosial.

Seiring waktu, tokoh tersebut menjadi lebih aktif dan impulsif, bahkan sampai mengabaikan kebutuhan fisiknya seperti makan dan tidur.

Muridku akhirnya berhasil menggambarkan transisi ini secara halus, sehingga pembaca bisa mengikuti perjalanan emosional sang tokoh.

2. Gunakan Tindakan, Bukan Hanya Kata-Kata

Kamu mungkin pernah dengar tentang teknik show, don’t tell, kan?

Teknik ini harus digunakan ketika kamu ingin menggambarkan perubahan suasana hati pada tokoh dengan bipolar disorder.

Alih-alih hanya menyatakan bahwa tokohmu sedang dalam fase mania atau depresi, kamu bisa menunjukkannya kepada pembaca melalui tindakan mereka.

BACA JUGA:   Cara Membangun Hubungan antara Tokoh dengan Gangguan Mental dan Tokoh Lain dalam Cerita

Misalnya, saat tokohmu berada dalam fase mania, kamu bisa menggambarkan bagaimana mereka berbicara lebih cepat dari biasanya, membuat keputusan impulsif, atau memulai banyak proyek sekaligus tanpa menyelesaikannya.

Sebaliknya, saat mereka berada dalam fase depresi, tunjukkan perubahan kecil seperti kurangnya motivasi untuk melakukan hal-hal yang dulu mereka sukai, atau kesulitan bangun dari tempat tidur.

3. Jangan Takut untuk Menampilkan Kerentanan

Tokoh dengan bipolar disorder juga bisa menunjukkan kerentanan, ketidakpastian, dan perasaan takut akan perubahan suasana hati mereka sendiri.

Ini yang membuat karakter mereka terasa lebih manusiawi dan lebih mudah relate dengan pembaca.

Aku pernah menulis sebuah tokoh yang mengalami bipolar disorder.

Salah satu bagian yang paling berkesan adalah saat dia mulai merasa bahwa perubahan suasana hati yang ia alami akan kembali terjadi.

Ada ketakutan dan kegelisahan yang dia rasakan setiap kali dia merasakan tanda-tanda awal fase mania atau depresi akan datang.

Perasaan ini bisa sangat menyentuh hati pembaca dan menambah kompleksitas tokohmu.

4. Hubungkan Tokoh dengan Orang Lain

Bipolar disorder tidak hanya mempengaruhi tokoh utama, tetapi juga bagaimana dia berinteraksi dengan orang di sekitarnya.

Apakah ada tokoh lain yang bisa menyadari perubahan suasana hati tokoh utama bahkan sebelum tokoh itu sendiri menyadarinya?

Atau mungkin ada tokoh lain yang merasa kesulitan untuk mengerti dan mendukung?

Hubungan ini bisa memberikan dinamika yang menarik dalam cerita.

Kamu bisa saja menggambarkan hubungan si tokoh dengan sahabatnya yang selalu mencoba membantu, tapi terkadang merasa lelah dengan perubahan suasana hati yang tak terduga.

Ini bakal bikin ceritamu terasa lengkap karena menunjukkan bagaimana bipolar disorder bisa mempengaruhi hubungan interpersonal.

BACA JUGA:   Cara Membuat Fanfiction Mobile Legend yang Pasti Disukai Pembaca

Studi Kasus dari Pengalamanku

Aku pernah bekerja dengan seorang penulis yang ingin menggambarkan perubahan suasana hati tokoh dengan bipolar disorder dalam novel debutnya.

Pada awalnya, dia ingin membuat perubahan suasana hati terlihat lebih dramatis, tetapi setelah berdiskusi, kami sepakat untuk memperhalus perubahan tersebut.

Hasilnya, tokoh dalam ceritanya menjadi jauh lebih realistis sehingga bikin pembaca bisa merasa dekat dengan tokohnya.

Dia menggambarkan tokoh yang awalnya tenang, lalu perlahan-lahan menjadi semakin berenergi, tetapi tidak bisa fokus, dan akhirnya jatuh dalam fase mania yang memuncak.

Di akhir, tokoh tersebut merasakan penurunan emosional yang drastis, tapi penulis berhasil membuat transisi tersebut terasa halus dan masuk akal.

Kesimpulan

Menulis perubahan suasana hati tokoh bipolar memang membutuhkan riset dan pendekatan yang hati-hati, writers.

Kunci utamanya adalah memahami bagaimana gangguan ini bekerja dan menerapkannya secara halus dalam tindakan dan interaksi tokohmu.

Jangan lupa untuk menghindari stereotip dan fokus pada membangun karakter yang otentik.

Semoga tips-tips ini bisa membantumu dalam menulis tokoh yang lebih mendalam dan realistis!

Jika kamu butuh bantuan lebih lanjut, kamu bisa cek kelas-kelas privat menulis yang aku tawarkan.

Di situ, kamu bisa langsung diskusi denganku soal gimana caranya menulis karakter yang kompleks.

Tetap semangat dalam menulis, writers!

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *