Cara Membuat Premis Cerita Lengkap dengan Contoh

Mau bikin cerita yang bisa bikin orang penasaran sampe akhir? Nah, kamu harus tahu cara membuat premis cerita yang solid dan menarik dulu. 

Premis adalah dasar bangunan ceritamu, loh. Kalau kuat, ceritanya juga stabil dan menggugah. Kalau terlalu lemah, aku yakin kamu bakal sulit menyelesaikan ceritanya. 

Di artikel ini, aku bakal kasih tau kamu gimana cara bikin premis yang menarik dan bikin pembaca nggak bisa lepas. 

Kita bakal mulai dari mencari ide, mengisi elemen-elemen penting premis, sampe cara menguji premis itu sendiri. 

Siap jadi penulis cerita yang andal? Yuk, baca artikelnya sampai habis!

1. Mencari Ide

Nah, kalau kamu lagi mau mulai buat cerita, langkah pertama adalah cari ide yang pas. Aku punya beberapa cara seru dan efektif nih buat kamu yang lagi nyari inspirasi buat premis cerita:

  • Observasi – Coba deh perhatiin sekitar kamu. Orang-orang, tempat-tempat, dan kejadian sehari-hari bisa jadi bahan cerita yang keren loh.
  • Berita dan Peristiwa Aktual – Jangan lupa update berita terkini. Kejadian-kejadian nyata, baik yang sekarang atau yang historis, bisa jadi dasar yang mantap untuk cerita kamu.
  • Pengalaman Pribadi – Pengalaman pribadi itu sumber ide yang nggak ada habisnya. Cerita yang berdasar pengalaman sendiri itu biasanya lebih ngena dan autentik.
  • Mimpi – Kadang, mimpi kita itu bisa jadi sumber inspirasi yang nggak terduga. Yuk, mulai buat catatan mimpi dan lihat apa bisa dapet ide cerita dari situ.
  • Buku, Film, dan Seni – Coba juga ambil inspirasi dari media lain seperti buku, film, atau karya seni. Sebuah karakter, adegan, atau tema tertentu bisa memicu ide cerita baru.
  • Writing Prompts – Kalau kamu lagi stuck, pakai aja writing prompts. Banyak kok yang bisa kamu temukan online, dan ini bisa jadi titik tolak buat berbagai genre.
  • Pemetaan Pikiran – Mulai dari satu ide dan kembangkan. Proses visual ini bisa membantu kamu mengeksplorasi berbagai aspek dari cerita.
  • Metode “What If” (Gimana kalo…) – Tanya aja diri kamu, “Gimana kalo manusia bisa terbang?” atau “Gimana kalo kita bisa hidup selamanya?” Tanya-tanya kayak gini bisa mengarah ke ide cerita yang unik dan menarik.
BACA JUGA:   Premis Film: Pengertian, Cara Membuat, dan Bedanya dengan Logline

Dengan cobain cara-cara ini, kamu bisa dapetin banyak ide yang mungkin bisa kamu jadikan premis untuk cerita kamu selanjutnya.

2. Memahami Elemen Premis

Sudah mulai kebayang belum gambaran ceritanya? Kalau iya, sekarang saatnya kamu mulai mengisi elemen-elemen penting dari premis cerita. Apa aja sih itu? Yuk, kita cek satu-satu:

  • Protagonis – Ini nih tokoh utama ceritamu. Biasanya, tokoh utama itu harus orang yang bisa disukai (likeable), bisa dirasakan (relatable), dan menarik bagi audiens. Kamu harus bikin tokoh yang bikin orang pengen terus tahu lebih banyak tentang dia.
  • Situasi – Di sini kamu jelasin tentang kondisi yang dihadapi tokoh utama, apa batasannya, dan identitas asli dia seperti apa. Ini penting buat bikin latar belakang yang kuat dan bikin cerita kamu makin nyata di mata pembaca.
  • Tujuan – Apa sih yang diinginkan oleh protagonis kamu dalam cerita ini? Tujuannya harus jelas dan konkret, biar nanti jalannya cerita ada arah yang jelas dan pembaca bisa ikut merasakan apa yang dikejar oleh tokoh utama.
  • Bencana – Nah, di sini biasanya ada kejadian besar yang bikin si tokoh utama harus meninggalkan keadaan normalnya atau identitas awalnya. Kejadian ini yang bakal mendorong cerita ke arah yang lebih seru dan penuh tantangan.
  • Konflik – Setelah bencana terjadi, biasanya muncul masalah lebih besar yang harus dihadapi si tokoh. Ini yang bikin cerita kamu nggak datar dan makin menarik karena tantangannya yang berat.
  • Lawan – Setiap tokoh utama butuh antagonis atau penghalang. Bisa jadi orang lain, atau bahkan hal lain, yang menghalangi tokoh utama dari mencapai tujuannya. Ini nih yang bikin cerita kamu makin dramatis dan menegangkan.

Dengan mengisi semua elemen premis ini dengan baik, kamu udah satu langkah lebih dekat untuk menciptakan cerita yang bukan hanya asyik dibaca tapi juga mudah diingat oleh pembaca.

3. Menulis Semua Elemen Premis 

Oke, mari kita coba buat contoh premis cerita yang menggabungkan keenam elemen tersebut. 

Aku akan berikan contohnya tiap elemennya untuk kamu.

A. Protagonis

Kita mulai dari bikin protagonisnya. Tanyain ke dirimu sendiri, kira-kira tokoh yang pantas buat mewakili idemu di mata pembaca itu yang kaya apa. 

Nah, sebagai contoh aku akan coba bikin protagonis juga. 

Contoh Protagonis: 
Arya, seorang pemuda cerdas dan penuh rasa ingin tahu, yang baru lulus dari universitas. Ia punya karisma dan keberanian yang membuat orang sekitarnya terinspirasi. 

B. Situasi

Si protagonis udah ada. Tapi, buat bikin premis dan arah ceritamu jadi jelas. Kamu juga harus bikin situasi dia tuh seperti apa. Situasi ini merupakam situasi si protagonis di awal ceritamu. 

BACA JUGA:   Pengertian Konflik Internal dan Eksternal dalam Menulis Fiksi
Contoh situasi: 
Arya tinggal di sebuah kota kecil yang terjebak dalam waktu—hari itu selalu berulang tanpa perubahan. Dia sendiri tidak terpengaruh oleh fenomena ini dan dapat mengingat setiap hari yang berulang. (Situasi)

C. Tujuan

Di bagian ini, coba bikin dulu tujuan si tokohmu. Tujuan ini harus yang konkret, ya. Hindari tujuan yang abstrak seperti tujuan hidup bahagia atau damai. 

Coba gali aja, apa hal konkret yang bikin tokohmu merasa bahagia. Misalnya, naik jabatan atau beli rumah, hal-hal yang jelas seperti ini akan bikin premismu lebih terarah. 

Contoh Tujuan: 
Arya ingin memecahkan misteri di balik waktu yang berhenti dan mengembalikan waktu ke jalur yang normal, sehingga dia dan warganya bisa melanjutkan hidup mereka. 

D. Bencana

Bencana ini disebut juga kejadian pemicu atau inciting incident. Jadi, ini adalah kejadian yang mendorong tokohmu keluar dari situasi awalnya menuju jalan cerita berikutnya. 

Contoh Bencana: 
Suatu hari, saat Arya menemukan sebuah artefak kuno di perpustakaan kota yang diduga berkaitan dengan kejadian ini, sekelompok orang misterius datang dan mencoba merebut artefak tersebut. 

E. Konflik 

Abis bencana, biasanya timbul masalah lebih besar lagi. Perhatikan, ya! Masalah harus lebih gede daripada bencana. Cek contohnya! 

Contoh Konflik: 
Arya harus melindungi artefak itu sambil mencari cara untuk mengaktifkannya dan berjuang melawan kelompok misterius yang memiliki rencana sendiri untuk menggunakan artefak tersebut demi keuntungan pribadi mereka.

Di cerita tentang Arya, konflik yang muncul setelah bencana benar-benar lebih besar dan lebih kompleks. 

Setelah dia menemukan artefak yang berpotensi mengembalikan waktu ke jalur yang normal, muncullah kelompok misterius yang ingin menggunakan artefak tersebut untuk tujuan yang egois dan merugikan banyak orang.

Nah, kenapa konflik ini dinilai lebih besar dari bencana?

  • Tanggung Jawab Besar – Arya nggak cuma harus melindungi artefak itu dari yang mau mencurinya, tapi dia juga harus menemukan cara untuk mengaktifkannya. Ini berarti dia harus belajar hal-hal yang belum pernah dia ketahui sebelumnya, sambil tetap waspada terhadap ancaman.
  • Ancaman yang Lebih Luas – Konflik melibatkan lebih dari sekadar menyelamatkan kota atau mengembalikan waktu. Arya malah harus mencegah penyalahgunaan kekuatan yang bisa merusak lebih banyak lagi, bahkan mungkin sampai skala global jika artefak itu jatuh ke tangan yang salah.
  • Konflik Moral dan Pilihan – Arya harus membuat keputusan yang sulit. Apakah dia akan menggunakan artefak untuk kebaikan yang lebih besar atau menghancurkannya untuk mencegah penyalahgunaan? Ini menambah lapisan emosional pada cerita karena menantang nilai dan prinsip Arya.
BACA JUGA:   5 Manfaat Premis Cerita Saat Membuat Novel

Dengan adanya konflik yang jelas lebih kompleks dan menantang ini, cerita menjadi lebih menarik dan mendebarkan.

G. Lawan

Kamu harus tahu siapa lawan si protagonis. Berikan lawan yang setara atau malah lebih kuat dari si tokoh utama agar ceritanya lebih seru. 

Contoh Lawan: 
Pemimpin kelompok misterius itu adalah seorang penjelajah waktu yang menggunakan artefak untuk mengubah peristiwa sejarah sesuai keinginannya. Ia menjadi antagonis utama yang menghadang Arya dalam mencapai tujuannya.

Dengan semua elemen ini, kita mendapatkan sebuah premis yang kaya dengan tantangan dan petualangan. 

Di cerita ini, Arya harus menggali lebih dalam tentang misteri waktu dan menghadapi lawan yang kuat demi menyelamatkan kota dan realitas yang dia kenal.

4. Menyatukan Semuanya Jadi Premis Cerita 

Setelah kamu memahami semua elemennya, sekarang waktunya menyatukan semuanya menjadi sebuah premis cerita yang ringkas dan menarik. 

Premis ini harus bisa mewakili inti dari cerita dalam 1-3 kalimat saja. Ini penting karena premis yang kuat dan jelas akan menjadi panduan yang membantu dalam proses penulisan selanjutnya. 

Ayo, kita coba buat contoh premis untuk cerita tentang Arya:

Contoh Premis Cerita Arya:

Arya, seorang pemuda cerdas yang hidup di sebuah kota yang terjebak dalam waktu yang berulang, menemukan sebuah artefak kuno yang bisa mengembalikan waktu ke jalur normal sesuai dengan keinginannya. 

Namun, saat dia berusaha mengaktifkan artefak tersebut, sebuah kelompok misterius dengan niat jahat muncul dan bertekad merebut artefak itu untuk mengubah peristiwa sejarah dan mendominasi dunia. 

Sekarang, Arya harus melindungi artefak, mengungkap rahasia di baliknya, dan menghentikan kelompok tersebut sebelum terlambat.

Nah, sudah jadi, kan?

Dalam premis ini, kita mencoba menangkap esensi dari cerita dengan menyampaikan semua elemen yang telah kita bahas sebelumnya dalam beberapa kalimat yang padat dan menarik. Premis ini juga memberikan gambaran jelas soal apa yang bakal kamu tuliskan nantinya.

5. Menguji Premis Ceritamu 

Langkah terakhir sebelum mengolah premismu jadi alur cerita panjang adalah mengujinya. Kenapa? Ya, agar kamu bisa langsung tahu potensi premismu tuh gimana. Kalau ternyata, potensinya gak sesuai dengan apa yang kamu mau, maka kamu bisa memperbaiki atau langsung menggantinya. 

Cara mengujinya gimana? Coba tanyain beberapa pertanyaan ini: 

  • Apakah ide ini memungkinkan untuk dikejar atau dieksekusi? 
  • Apakah idemu cukup unik? 
  • Coba jelaskan apa yang bikin idemu berbeda dengan cerita serupa!
  • Apa fokus ceritamu? 
  • Apa genrenya? 
  • Siapa yang akan jadi pembacamu?

Contoh Uji Premis

Aku kasih contoh jawabannya untuk cerita Arya tadi, ya! Simak nih! 

Pertanyaan Uji PremisJawaban
Apakah ide ini memungkinkan untuk dikejar atau dieksekusi?Ya, ide cerita Arya yang mengatasi masalah waktu di kotanya dengan artefak kuno adalah realistis dan dapat diwujudkan dengan penelitian dan pengembangan yang tepat.
Apakah idemu cukup unik?Ide ini unik karena menggabungkan elemen waktu yang berulang dengan artefak kuno yang memiliki kekuatan khusus, memberikan sentuhan baru pada tema manipulasi waktu.
Coba jelaskan apa yang bikin idemu berbeda dengan cerita serupa!Pendekatan menggunakan artefak kuno dan konflik ideologi antara kebaikan dan kejahatan melalui kontrol waktu menambahkan kedalaman dan originalitas pada cerita.
Apa fokus ceritamu?Fokus utama cerita ini adalah eksplorasi tentang bagaimana kekuatan besar, seperti kemampuan mengendalikan waktu, dapat mempengaruhi moralitas dan keputusan manusia. Ini mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang orang rela lakukan untuk kekuasaan dan dampaknya terhadap kehidupan dan sejarah.
Apa genrenya?Genre cerita ini adalah fiksi ilmiah petualangan dengan elemen thriller, menggabungkan aksi, misteri, dan manipulasi waktu.
Siapa yang akan jadi pembacamu?Pembaca yang akan tertarik dengan cerita ini adalah mereka yang menyukai fiksi ilmiah, petualangan, dan thriller, khususnya yang terlibat dengan elemen waktu.

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kamu dapat melihat apakah premis ceritamu sudah cukup kuat dan menarik, atau perlu ada penyesuaian dan perbaikan untuk membuatnya lebih menarik dan layak untuk dijadikan alur cerita yang panjang.

Pesan untuk Penulis 

Nah, sekarang kamu sudah tahu langkah-langkah dasar untuk menciptakan premis cerita yang kuat dan menarik. 

Tapi, ingat, setiap penulis punya perjalanan uniknya sendiri dalam mengasah karya. Jadi, jangan takut untuk bereksperimen dan bersikap terbuka dengan ide-ide baru. 

Aku punya beberapa pesan buat para penulis yang ingin terus berkembang. 

Pertama, luangkan waktu untuk membaca buku dan menonton film. Dari keduanya, kamu bisa belajar banyak tentang contoh premis film dan novel. 

Kedua, seperti skill lainnya, menulis butuh latihan. Jangan ragu untuk menulis sebanyak mungkin, bereksperimen dengan berbagai gaya dan genre. Semakin banyak kamu menulis, semakin baik kamu dalam meramu kata dan membangun cerita.

Yang terakhir, jangan malu untuk bertanya dan belajar bareng penulis lainnya. Kamu bisa gabung di Komunitas Belajar Nulis by Tika Widya kalau pengen terhubung dengan 1800+ penulis dari seluruh Indonesia. Banyak, kan? 

Aku harap penjelasanku soal cara membuat premis ini bikin penulisanmu jadi lebih lancar, ya! Semangat buat para penulis! Semoga sukses dengan proyek cerita selanjutnya!

Tika Widya

Tika Widya C.DMP adalah seorang penulis yang sudah menekuni industri kreatif secara profesional sejak tahun 2018. Ia telah menjadi content writer, copywriter dan creative writer pada lebih dari 914+ proyek penulisan skala nasional dan internasional. Pada tahun 2024, ia berhasil menjadi satu-satunya penulis Indonesia yang masuk daftar Emerging Writer Australia-Asia. Kini, Tika Widya mengajar menulis lewat Tikawidya.com, Tempo Institute dan Kelas Bersama. Ia juga membentuk Komunitas Belajar Nulis yang aktif mengawal 1800+ penulis dari seluruh Indonesia untuk terus berkarya dan menyemarakkan industri literasi nusantara.

2 komentar pada “Cara Membuat Premis Cerita Lengkap dengan Contoh

  • April 25, 2024 pada 12:17 pm
    Permalink

    Alhamdulillah. Membantu dan mencerahkan sekali, Kak Tika.
    Terima kasih banyak, ya 🙏🏻🙏🏻

    Balas
    • April 26, 2024 pada 8:27 am
      Permalink

      Sama-sama, kak. Terima kasih sudah nyempetin baca, ya!

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *